Dirumah sederhana yang berada disudut kota jakarta. Dimana tempat gadis bernama Aisyah tinggal.Di dalam rumah itu tampak heboh sekali. Teman - teman Aisyah sibuk memilihkan pakaian yang cocok.
"Fah, kamu bisa dandanin orang kan? Dandanin Aisyah nih, masa mau ketemu bos besar dandanannya sederhana begini." Ujar Tania.
"Emang harus dandan yah?" Tanya Aisyah.
"Iya dong Ai, biar wajah kamu kelihatan tegas, pintar. Begitulah pokoknya." Jawab Tania lagi.
"Sekretaris perusahaan besar biasanya begitu, selalu full make up." Timpal Elisa.
"Ouh ya udah, dandanin aku fah."
Ifah dengan senang hati merias wajah sahabatnya itu. Sesudah selesai dan dikira rapi Aisyahpun berangkat dengan diantar Tania pake motornya.
Mereka sampai disuatu tempat yang diberitahukan Rey lewat pesan singkat. Mereka tidak mengamati tempat apa itu. Mereka langsung masuk saja.
Aisyah melihat sosok lelaki itu. Sedang duduk disalah satu kursi dengan melihat kearah luar. Aisyah mendadak mengamati tempat ini. Sepertinya Cafe yang masih dalam proses persiapan. Terlihat beberapa karyawan sedang beres - beres dengan tulisan di pintu kaca closed.
Aisyah meremas jari jemarinya sendiri. Taniapun yang mengantarnya ikut menghela nafas. Lelaki itu memiliki pesona yang tidak sedikit. Dengan langkah pelan Aisyah mendekat dan tatapan itu mendadak terarah kearahnya.
Aisyah kikuk sendiri sedangkan Reynand menatap tajam Aisyah yang berjalan kearahnya. Tidak nyaman ditatap seperti itu sehingga menyebabkan Aisyah jatuh terduduk dilantai.
Reynand langsng berdiri dari kursinya segera menghampiri Aisyah. Tania dia merona sendiri melihat wajah Reynand dari dekat.
"Kamu tidak apa - apa?" Tanya Rey.
Aisyah yang terduduk dengan wajah merah padam. Menggeleng pelan.
"Kenapa bisa jatuh?"
"Direktur tadi natapnya begitu banget, Jalanpun aku jadi malu, jadi aku putuskan begini saja." Jawab Aisyah pelan.
Reynand tertawa. Karyawan yang melihat itupun sedikit terkejut. Biasanya bosnya itu berwajah muram jika kesini.
"Angkat wajahmu."
Dengan malu - malu Aisyah mengangkat wajahnya. Mata tajam itu bersitatap dengan mata polos Aisyah. Reynand tersenyum kecil.
"Apa itu diwajahmu?"
"Aisyah di dandanin tadi, katanya kalau jadi sekretaris itu harus gini."
Reynand menggeleng. Mengambil sapu tangan dari saku celananya. Menyodorkannya kepada Aisyah.
"Ini berlebihan, saya tidak pernah menuntut harus ini dan itu. Cukup, kamu cekatan dalam bekerja saya sudah senang."
Aisyah mengambil sapu tangan itu.
"Aisyah gak papa gak dandan kayak sekretaris di TV TV?"
Reynand menggeleng.
"Sederhana saja Ai, Make up terlalu tebal susah menghapusnya nanti saat wudhu."
"Baiklah, Ai hapus dulu."
Aisyah berdiri, menarik tangan Tania membawanya ke toilet ditempat ini. Reynand kembali ke tempat duduknya dan tenggelam dengan segala pikirannya.
Di toilet disaat melihat di kaca. Aisyahpun beristigfar.
"Kok ini make up nya gini banget. Ifah bagaimana makeinnya si Tan." Omel Aisyah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Siluet Hati
SpiritualKeterkaitan story #5 Reynand Bagaskara Hardinata. Seorang lelaki yang menurut orang begitu sempurna. Tapi menyimpan duka kehilangan yang teramat dalam sampai dia di pertemukan dengan perempuan yang bertolak belakang dengan dirinya juga hidupnya. Apa...