Pangeran Hardinata

45.6K 2.5K 111
                                    

Reynand Bagaskara Hardinata. Seorang lelaki yang begitu terlihat sempurna. Wajah rupawan, Dengan perawakan yang selalu menunjang penampilannya. Apapun yang dia kenakan selalu pas saja di tubuhnya.

Dia seorang pemimpin dari perusahaan besar Hardinata group, Yang mencakup semua hal. Dari properti, investasi, hotel, dan lain sebagainya. Dari semua kelebihannya dia selalu kesusahan mencari sekertaris yang kompeten.

Disaat dibuka lowongan pekerjaan untuk posisi sebagai sekertarisnya, yang datang malah perempuan - perempuan bak model. Rey, muak sebenarnya. Baru meng intreview satu orang saja dan mendapati perempuan seperti itu. Rey memblacklist semua yang melamar hari itu.

Dia keluar dari ruang interview dengan wajah masam. Perempuan - perempuan yang menunggu diluar memekik pelan melihat pangeran Hardinata itu melewati mereka.

Rey, tahu dirinya jadi pusat perhatian. Selalu jadi pusat perhatian dimanapun. Dia menghentikan langkahnya dan menatap semua perempuan yang berpakaian ketat untuk menonjolkan ke Sexyan tubuh mereka. Make up tebal dengan senyum menggoda dan suara - suara laknat itu mereka keluarkan untuk menggodanya.

"Kalian, pulang ke rumah masing - masing. Semua, tidak ada yang memenuhi keinginan saya." Ujar Rey dingin. Matanya memicing.

Para perempuan itu saling pandang.

"Tapi, direktur belum mencoba meng interview saya." Ujar salah seorang perempuan itu, maju dengan berani.

"Apa yang kamu bisa?" Tanya Rey.

Perempuan itu semakin maju dan berdiri di hadapan Rey. Dia membusungkan dadanya. Menghempaskan rambutnya lalu menatap Rey penuh percaya diri.

"Saya bisa melakukan apapun yang direktur mau." Jawab perempuan itu dengan gerling menggoda.

"Lipstik tebalmu itu, mengganggu saya. Saya tidak bisa memberikan tanggung jawab pekerjaan kepada bibir yang sudah berat oleh lipstik. Maaf." Ujar Rey langsung berlalu.

Dia langsung masuk ke ruangannya lalu duduk di kursi kekuasaannya. Menyandarkan tubuhnya disandaran kursi sambil memijit pelipisnya. Setelah Humaira menikah dan meninggalkan posisinya, Pekerjaan Rey menjadi keteteran. Semua yang melamar tidak kompeten seperti Humaira.

Rey meminta Humaira kembali bekerja. Dia sama saja mencari mati. Sepupunya Arkan tidak akan terima istrinya bekerja sedangkan dirinya sangat mampu menafkahi.

Rey, bukannya tidak mau mencari sekertaris laki - laki tapi Rey selalu berpikir sekertaris itu memang pantasnya diisi oleh perempuan yang cenderung teliti dan rapi disaat bekerja.

"Kakek boleh masuk?" Tanya Hary yang sudah berada didalam ruangan Rey.

"Kek, untuk apa ijin. Jika sudah berada didalam."

Hary tertawa sambil menghampiri cucunya itu. Arkan cucu satunya lagi sudah memegang kendali pertelevisian milik keluarga mereka juga bersama ayahnya Darma.

Riri, Cucu perempuannya. Memilih ikut suaminya ke bandung dan menetap disana karena Nathan ditugaskan di rumah sakit keluarganya yang berada di bandung.

Tinggal Rey, yang harus meneruskan kepemimpinan kakeknya yang berada paling puncak.

"Tetap, tidak ada sekertaris yang cocok?" Tanya Hary.

"Tidak ada kek, Rey. Sudah sebal hanya dengan melihat wajah mereka, perempuan seperti itu ketebak maunya apa nanti."

"Jadi kamu mau sekertaris seperti apa?"

"Rey harap, lebih bagus dari Ira tapi jika susah. Kurang lebih seperti dia."

"Kenapa kamu gak minta ira cariin."

Siluet HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang