Jampun berputar seperti biasanya walaupun bagi Aisyah hari ini waktu terasa berjalan lambat. Dia bekerja sebagai sekretaris Rey dengan banyak sekali bentakan Rey kepadanya.
"Jangan dulu pulang, masuk dulu ke ruangan saya. Saya mau bicara." Ujar Rey melalui telpon.
Setelah melihat Rey memeluk seorang wanita waktu itu membuat keceriaannya memudar. Pekerjaannyapun jadi berantakan maka tak heran Reynand memarahinya.
Dengan langkah gontai Aisyah masuk ke ruangan Rey. Rey sudah menunggunya di kursi kebesarannya. Aisyah hanya diam mematung meremas jari jemarinya.
Rey menatap lekat perilaku Aisyah itu.
"Saya kira kamu bisa diandalkan. Ternyata. Pekerjaan seminggu ini berantakan semua." Ujar Rey.
"Maaf direktur." Jawab Ai lemah dengan masih berdiri kaku di depan Rey yang masih duduk di kursinya.
"Ada apa denganmu?"
Aisyah menggeleng. Rey menghela nafas jengah.
"Apa ada pekerjaan yang tidak kamu memgerti?"
"Tidak direktur."
"Lalu kenapa? Ahh apa kamu terganggu denganku. Perasaanmu? Kamu menyukaiku?" Tanya Rey tepat sasaran.
Aisyah langsung mendongak. Mata polos itu begitu terbaca oleh mata Reynand yang begitu tajam.
"A a a aku, maaf" Ujar Aisyah terbata dengan suara yang nyaris hilang. Aisyah tidak bisa berbohong kali ini. Dia tertangkap basah.
"Kamu perempuan baik Aisyah, Jangan menyukaiku karena saya tidak bisa membalas apapun."
"Kenapa?" Bodohnya Aisyah malah bertanya.
"Saya sudah memilih dan memutuskan. Hidup saya terasa begitu rumit. Selalu ada yang mengganjal di hati saya saat calon istri saya meninggal kala itu."
Aisyah terkesiap mendengar curahan jujur dari seorang Reynand. Rey mengambil photo yang selalu ada di meja kerjanya. Menatap sendu photo mereka yang sedang tersenyum bahagia.
"Saya mencintainya, disaat dia tiadapun saya masih mencintainya. Rasa ini seperti kewajiban dan akan selalu saya tunaikan." Ujar Rey.
Bagaimana perasaan Aisyah disaat mendengar kejujuran dari mulut Reynand langsung. Jangan tanyakan apa - apa karena hatinya sudah teramat sakit disaat baru mendengar kenyataan ini.
"Perempuan di photo. Mirip dengan yang selalu kesini." Ujar Aisyah lagi karena dia penasaran. Maka Ai menanyakan. Dia penasaran dengan kehidupan Reynand. Dia ingin tahu segala hal tanpa peduli bahwa semua itu menyakitinya perlahan.
"Dia saudari kembarnya. Tidak ada alasan untuk saya tidak menerimanya di hidup saya. Saya mencintai Kinara dan sudah seharusnya mencintai semua orang di sekelilingnya termasuk mencoba mencintai Kirana. Dia perempuan baik, kamu bisa melihatnyakan Ai?"
Aisyah tersentak. Selama kunjungan Kirana ke kantor memang perempuan itu begitu sopan. Keribadiannya juga baik.
"Iiyaa." Jawab Ai, singkat.
Rey menyimpan kembali photo itu di mejanya lalu menatap Aisyah.
"Maaf jika saya telah menyakitimu, Pasti ada laki - laki yang baik untukmu dan itu bukan saya. Saya sedih melihat kamu tidak seperti biasanya."
Aisyah mengangguk saja. Air mata sudah menggenang di pelupuk matanya.
"Aku juga minta maaf direktur, seharusnya tidak seperti ini."
Reynand melihat Aisyah yang tertunduk di hadapannya. Matanya terlihat kosong.
"Pulanglah Ai, besok kantor libur. Istirahatlah." Ujar Rey langsung kembali ke kursi kekuasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siluet Hati
SpiritualKeterkaitan story #5 Reynand Bagaskara Hardinata. Seorang lelaki yang menurut orang begitu sempurna. Tapi menyimpan duka kehilangan yang teramat dalam sampai dia di pertemukan dengan perempuan yang bertolak belakang dengan dirinya juga hidupnya. Apa...