Tak Beralasan

16.2K 1.9K 104
                                    

Siang hari yang terik membuat sebagian karyawan ada yang betah didalam kantor serta mengisi perutnya di kantin perusahaan. Sebagianpun ada yang keluar untuk mencari makanan kesukaan mereka.

Selesai makan siang Aisyah kembali ke kantor beserta Dinda.

"Sepertinya kamu kenal baik dengan pengurus mesjid itu." Dinda membuka percakapan.

"Iya kenal baik..Mas Faiz anaknya teman ayahku."

Dinda hanya mengangguk saja.

"Sepertinya dia menyukaimu yah?" Tanya Dinda lagi.

"Hah?. Kalau itu aku gak tahu mba. Hati seseorang tidak mampu diterka."

"Tapi sedikitnya sikap seseorang itu bisa diterka." Sambung Dinda dengan suara yang pelan.

Aisyah menatap sekilas Dinda yang entah memikirkan apa. Akhirnya merekapun berpisah untuk kembali ke ruangan masing - masing.

Baru saja Aisyah sampai Rey datang dengan tergesa.

"Masuk ke ruangan saya." Perintahnya.

Aisyahpun dengan patuh masuk ke ruangan tersebut. Rey sudah berdiam di kursi kekuasaannya.

"Beritahukan ke semua pegawai. Mulai besok tidak diperbolehkan makan siang diluar kantin perusahaan."

"Maksud direktur?"

"Tidak ada bekal makanan yang di bawa dari rumah. Makan, apa yang sudah disediakan di kantin. Beli disana karena itu sama dengan membantu perusahaan."

"Membantu perusahaan? Perusahaan direktur mau bangkrut."

Reynand menatap Aisyah.

"Jangan bertanya, lakukan apa yang aku perintahkan. Sampaikan keputusanku ini."

Reynand memberikan surat yang dia tandatangani diatas materai. Berisi larangan makan diluar kantin. Aisyah menerima surat itu dengan berbagai pertanyaan bergelayut di benaknya.

"Saya mau, peraturan baru ini sudah berjalan besok."

"Tapi direktur apa salahnya makan bekal dari rumah? Itukan buat mengirit jatah pengeluaran kita."

"Alasannya saya tidak suka."

"Kenapa tidak suka? Padahal membawa bekal dari rumah tidak merugikan direktur."

"Saya rugi. Rugi besar."

"Rugi besar? Direktur udah kaya gak mungkin kekayaan direktur menurun hanya karena tidak dapat penghasilan dari kantin perusahaan."

"Jangan banyak bertanya Aisyah. Beritahukan keputusan saya ke bagian Informasi. Biar langsung memberikan pengumuman ini ke seluruh pegawai."

Dengan kedip yang tidak mengerti seluruhnya. Aisyahpun patuh memberikan peraturan baru itu kebagian informasi.

                              ***

Reynand pulang kantor lebih awal. Dia pulang sebelum makan malam. Bundanya Deeva menyambutnya dengan senang.

"Alhamdulilah pulang cepet, seneng bunda." Ujar Deeva.

Reynand tersenyum. Mencium kening bundanya sayang.

"Rey, mandi dulu."

"Iya, langsung turun untuk makan malam yah."

"Iya bunda."

Deeva tersenyum. Dipta menghampiri istrinya dan merangkul bahunya.

"Apa yang kamu pikirkan?" Tanya Dipta.

Siluet HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang