dating-6

198 19 3
                                    

My heart broke into pieces when i saw u look at him the way i look at u.
-Ivan Martinez-

-Sekolah-

"Terimakasih untuk tumpangannya. " ujarku pada emilio.

Dia hanya menjawabnya dengan senyumannya.

"Icel" ujar emil memegang tanganku dengan lembut yang baru saja aku ingin membuka pintu mobilnya.

"Hm ada apa? " ujarku yang sedang tersipu malu ini karena tatapan emilio padaku.

"Apa nanti malam kau ada acara?" ujar emilio padaku.

"Kurasa tidak. Mengapa? " ujarku pada emilio.

"Hm.. aku hanya ingin mengajakmu makan malam saja. " ujar emilio pada ku.

OH MY GOD.

SUNGGUH AKU TIDAK PERCAYA INI.

EMILIO MARTINEZ MENGAJAK KU MALAM?

OH TUHAN, JIKA INI MIMPI JANGAN BANGUNKANLAH AKU SEKARANG.

"Huh? Dinner? " ujarku yang berusaha untuk tidak menunjukkan salah tingkah ku ini.

"Ya. Mengapa? Kau tidak mau? " ujar emil.

"Oh tentu aku mau, hehe. Dengan siapa saja? " ujarku dengan penuh harapan agar emil mengatakan

"Hanya kau dan aku."

Oh My God

Finally my wishes come true.

"Kau dan aku? Saja? Tidak dengan saudaramu? " ujarku yang berusaha meyakinkan.

"Kupikir tidak. Just u and me."

OH MY GOD.

INI BENAR-BENAR HARAPAN YANG TERWUJUD.

DINNER DENGAN EMILIO MARTINEZ TANPA ADIKNYA YANG MENYEBALKAN ITU.

I'M DYING.

"Baiklah" ujarku.

"Nanti malam, tepatnya pukul 08.00 aku akan menjemputmu." ujar emilio padaku.

"Baiklah. " ujarku yang berusaha tetap santai.

"Okey, ayo kita ke kelas. " ujar emilio sambil menarik tanganku lembut.


✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌

-07.40 PM-

"Apa yang harus kukenakan sekarang? Mengapa semua pakaianku terlihat dekil saat aku mengenakannya? " ujarku bingung dengan semua pakaian yang ada di lemariku.

Kamarku sangat-sangat berantakan.

Pakaianku berserakan dimana-mana.

Tapi aku tidak menemukan satu pakaian pun yang cocok untuk kukenakan.

Dilemari pakaian ku hanya terdapat ripped jeans, kaos, hoodie, sweater, dan seragam sekolah.

Aku tidak mempunyai rok atau dress sekalipun.

ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang