1번

693 61 4
                                    

Malam ini, setelah satu-satunya bakteriofage di rumah ini keluar dengan paksa dan tidak ikhlasnya meninggalkan Guan Lin, mata pria ini kembali menatap pada buku. Kali ini ia menyalakan lampu kamar dan sedikit mendengarkan lagu dari salah satu earphone yang ia pasang di telinga sebelah kirinya. Halaman pada buku itu tercetak jelas tulisan yang berpotensi membuat mata mendadak berkunang-kunang bagi sebagian orang diluaran sana karena sifat pesimis mereka yang lebih besar daripada minat dan kemampuan.

Dalam cetakan tebal, dengan font yang lumayan besar tertulis,

Liver Anatomy

Guan Lin membuka halaman baru, tepat saat itu juga tanpa disadari ponselnya berdering dalam laci kecil meja belajar. Tanpa melepas pandangan dan konsentrasi pada gambar di buku, ia mengulurkan tangan untuk meraih benda persegi panjang itu lalu menggeser layar ke kanan.

"Yeoboseyo." Katanya.

"..."

"Ne, Jamkkanman."

Kepalanya ia miringkan ke kanan untuk menghimpit ponsel yang sekarang tertempel diantara bahu kanan dan telinganya sementara tangan kanannya kini telah meraih kertas dan pulpen siap menuliskan sesuatu yang dibicarakan si penelpon di ujung sana.

"..."

Guan Lin menulis dengan cepat dan rapih. Oh, sungguh. Bahkan setelah melihat bagaimana tulisannya diatas kertas pasti semua perempuan akan segera menarik kembali tugas catatannya dengan malu dan merasa gagal menjadi perempuan. Tulisannya bahkan hampir menyerupai font dalam microsoft. Guan Lin benar-benar pria tanpa celah sedikitpun.

"Wait for me. I'll be there in 20 minutes." Guan Lin menarik ponselnya kemudian menekan tanda merah dan sambungan seketika terputus. Dengan cepat ia menarik sweater dan menggantung parkanya di tangan kiri.

Guan Lin jalan cepat terburu-buru ke lantai bawah dan mengambil kunci mobil cepat disela jalan cepatnya menuju garasi. Dengan satu tarikan, mobil Guan Lin sudah pergi tak berbekas dari garasi mobil keluarganya.

Melihat keadaan jalanan yang sepi, Guan Lin jadi lebih leluasa menambah kecepatan mobilnya hingga 100km/jam. Tidak terlalu cepat namun sudah dianggap keterlaluan bagi Guan Lin seumur hidupnya mengendarai mobil.

Mobil pun sampai disana tepat pada tengah malam sebelum hari senin. Rumah Sakit Myeongwoo tempat ia bekerja setelah lulus kuliah. Rumah sakit dengan fasilitas mumpuni ini telah menjadi satu kandidat Rumah Sakit Korea Selatan terunggul di tahun ini. Dengan itu, Guan Lin sebagai dokter di rumah sakit ini tidak ingin mengecewakan pamannya selaku petinggi rumah sakit sekaligus pemilik saham terbesar di rumah sakit ini.

Setelah kunci mobil Guan Lin berpindah tangan pada petugas, ia lantas lari menuju lantai 3 rumah sakit untuk menemui seseorang yang menelfonnya disebrang sana. Ia berdiri seorang diri dalam lift, dengan wajah datar dan pembawaan yang sedikit membekukan. Saat dilantai 1, lift berhenti. Seorang perempuan masuk membawa beberapa bawaan tanpa melihat ke depan. Tangan kanannya menggenggam americano, sambil menghimpit buku random. Tangan kirinya menggenggam ponsel dan juga mulutnya menggigit makanan yang diketahui publik bahwa itu double cheese burger.

Guan Lin awalnya tidak peduli. Ia bahkan mengalihkan pandangannya dari perempuan acak-acakan ini seolah dapat merusak pandangannya. Apalagi ketika melihat betapa tidak rapih dan joroknya perempuan ini. Jika Guan Lin terus memandangnya, bisa-bisa matanya tercemar seperti air yang terkena limbah pabrik. Guan Lin bergidik ngeri memikirkannya.

Duk.

Seketika, Guan Lin membeku ditempat. Suara yang diiringi buku jatuh di dalam lift membuat seluruh darahnya berhenti mengalir dalam sekejap. Matanya terbuka sedikit lebar setelah merasa sesuatu menyentuh baju bagian perutnya. Dengan gerakan seperti robot yang berkarat ia menengok ke bawah. Dan betapa mengejutkannya sosok itu terduduk di lantai lift dengan posisi seperti hantu suster yang siap memakannya hidup-hidup.

C.O.L.D [Lai Guan Lin] REVISION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang