12

99 16 27
                                    

Why? Why 2/7? Why out of 7 days a week, there are just 2 days for holiday?

Setiap manusia pasti setuju deh kalau liburan 5 hari dari 7 hari.

Sudahlah. Nikmati saja hari pertama libur dalam minggu ini alias hari sabtu.

Hari sabtu juga gak bisa 24 jam malas-malasan, karena kamar kos gak akan rapih sendiri.

Mau pulang tapi males perjalanannya, di rumah juga gak tau mau ngapain. Koh Lu Han sama Chen Le udah punya acara masing-masing sama pasangan. Temen-temen juga gak ada yang bisa diajak pergi. Satnight with their lover.

Matahari semakin terlihat, hari semakin siang, di sini lah gue, tiduran di kasur dan menatap langit-langit. Capek habis beresin kapal pecah. Mungkin my dear Niu mau diajak main? Gak ada salahnya mencoba.

"Makanya cepet jadian sama temen Chen Le!" Teriak Niu dari sebrang sana. Tch, nyesel telepon dia.

"Ling," Sebelum sambungan gue matikan Niu manggil gue, "pohon aja di luar."

Sebelum sempet gue semprot balik Niu matiin sambungan telepon kita. Tch. Nyesel telepon dia ngajak main. Katanya mau selalu sama gue, gue ajak main malem minggu aja begini.

Gue menerawang menatap langit-langit, tiba-tiba dia muncil. Dia yang udah 4 hari gak ngasih kabar. Kalau hp dia bener seenggaknya gue ada temen ngobrol.

Baru terasa sepinya gak ada dia, biasanya kalau gue mau ngomong apa aja tinggal chat. Sekarang gue bingung harus ngomong sama siapa? Mau baca buku lagi gak mood. Maunya belanja make up.

tok tok tok

Tumben. Biasanya jam segini gak ada penghuni lain selain gue.

Dengan malas gue buka pintu. Mungkin satpam penjaga kos-kosan. Iya, kos-kosan gue ada satpamnya. Kos-kosan gue rumah gede, di setiap kamarnya ada kamar mandi dan kedap suara. Makanya waktu gue teriak di toilet gak ada yang denger.

BRAK

Gue reflek nutup pintu agak kencang begitu melihat siapa yang tadi mengetuk pintu kamar gue.

Bukan satpam. Salah. Salah besar.

Apa ini khayalan gue? Gue harus ngecek lagi. Pelan-pelan gue buka pintu.

"Ci? Kok dibanting pintunya?" Katanya dengan tampang bingung. Gue ngeliatnya gak kalah bingung.

Dia ngelambai-lambaiin tangannya depan muka gue yang bingung.

Astaga ini pasti gue jelek banget. Habis rapih-rapih, belum mandi, tampang bingung.

"Nga..pain?"

Dia langsung senyum begitu ngeliat gue udah mulai sadar.

"Mau minta temenin beli hp."

"HA?"

💕

"Kok beli hp baru? Gak di service aja yang lama?" Gue bertanya saat kita berdua lagi nunggu hp baru dia diambilin penjual.

"Kelamaan."

Gue hanya mengangguk mendengar jawaban dia.

Gak lama hp baru dia datang.

"Kenapa milih itu? Bosen ya sama yang lama?"

"Nggak."

"Why? It must has a reason." Tanya gue penuh selidik. Karena gue gr. Iya, dia milih hp sama kayak hp gue.

Iya, iya. Yang hpnya kayak gue sejuta umat.

"You said sometimes we don't have a reason, our heart just feel like it."

SO SO | LG✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang