'My Little Girl 28'

5.4K 382 6
                                    

Sorry for typo!

Happy Reading

***

Malam ini, (Namakamu) menghabiskan waktunya bersama dengan kedua orangtuanya. Hari ini kebetulan Haviar pulang cepat jadi mereka bisa berkumpul seperti biasanya. (Namakamu) sangat menyukai suasana hangat seperti ini.

Jarang sekali dia bisa berkumpul bersama kedua orangtuanya. Terutama bersama Haviar, ayahnya itu selalu saja disibukkan dengan segala pekerjaannya. Dan saat ini mereka tengah menonton televisi diruang keluarga.

"Papa jangan sibuk terus, nanti papa lupa lagi kalo punya anak" ucap (Namakamu) yang sedang bermanja dengan Haviar.

Haviar terkekeh lalu mengelus rambut (Namakamu) pelan "Mana mungkin papa lupa sama kamu, kamu kan putri kesayangan papa satu-satunya. Lagian, papa sibuk juga kan buat kamu, buat masa depan kamu sayang"

"Iya juga sih, tapi papa gak kasian apa sama mama. Mama kesepian tau pa, kalo papa kerja terus aku sekolah mama jadi sendirian dirumah"

"Makanya, papa kan udah bilang kalo kamu mau punya adik lagi. Mama gak bakal kesepian" kata Haviar tersenyum lebar menatap Kiran yang ada disamping (Namakamu). Sedangkan Kiran hanya menatap tajam kearah Haviar seolah memeperingatkannya.

"Ish, aku gak mau punya adek pa. Nanti papa sama mama lebih sayang sama adek lagi daripada sama aku. Lagian mama sama papa kan udah tua, emang mau punya dedek bayi?"

"Kalo papa sih mau"

"Papa apaan sih, jangan dengerin omongan papa kamu (Nam..). Papa suka ngaco kalo ngomong" ucap Kiran menanggapi ucapan Haviar yang menurutnya sedikit ngawur .

(Namakamu) dan Haviar tertawa melihat reaksi Kiran. Dari dulu (Namakamu) memang tidak mau jika memiliki adik, dia tidak rela jika kasih sayang orangtuanya diagi dengan adiknya. Terdengar egois memang, tapi (Namakamu) benar-benar menginginkan kasih sayang sepenuhnya dari kedua orangtuanya ini.

"(Namakamu), ada mau papa omongin sama kamu" kata Haviar menatap (Namakamu) dengan serius.

"Masalah apa pa?"

"Sebentar lagi kan kamu lulus sekolah, papa sama mama berencana untuk pindah ke Singapura. Papa mau kamu ngelanjutin pendidikan kamu di universitas yang ada disana, ini sekaligus nyembuhin kaki kamu. Cuma 4-5 tahun sayang, setelah kamu bisa jalan dan menyelesaikan pendidikan kamu, kita bisa pindah lagi ke Indonesia"

(Namakamu) menatap ayahnya dengan tatapan bingung "Pa, aku gak mungkin pindah. Aku udah nyaman disini, aku gak mau nginggalin semua yang aku punya"

Haviar menganggukkan kepalanya paham "Papa tau ini berat buat kamu, tapi ini juga demi kebaikan kamu sayang. Papa mau kamu bisa jalan kayak dulu lagi, papa gak bisa liat kamu terus-terusan duduk dikursi roda"

"Emang rumah sakit di Indonesia gak ada yang bisa nyembuhin kaki aku pa? Papa, aku gak mau pergi"

"Fasilitas dirumah sakit Indonesia kurang lengkap. Di Singapura, papa punya kenalan dokter yang hebat. Papa yakin kamu bisa sembuh, lagian disana juga ada universitas kedokteran ternama. Cita-cita kamu mau jadi dokter kan? Papa rasa univ itu tepat buat kamu"

(Namakamu) menundukkan kepalanya, dia dihadapkan oleh keadaan yang membingungkan. Disatu sisi dia ingin bisa berjalan kembali dan mengenyam pendidikan di universitas yang ayahnya sarankan.

Tapi disisi lain, hati kecilnya menolak. Ada banyak yang harus dikorbankan jika dia pergi ke Singapura, teman, sahabat, rumah dan yang paling berharga. Iqbaal. Dia tidak mungkin mengorbankan semua itu, 4 tahun bukanlah waktu yang singkat baginya.

My Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang