'My Little Girl 52'

6.7K 621 95
                                    


Maaf buat typo

Happy Reading

***

Terhitung sudah lima belas menit sejak duduk di salah satu taman yang saat ini sedang ramai dikunjungi.

Iqbaal dan (Namakamu) tidak ada yang membuka suaranya semenjak kedatangan mereka. Iqbaal sudah mencoba mengajak (Namakamu) berbicara, tapi gadis itu menjawab hanya seperlunya. Sekarang tatapan (Namakamu) mengarah kearah danau dengan pandangan kosong.

Lalu Iqbaal meraih salah satu tangan (Namakamu) dengan lembut, dan menggenggamnya.

"Ada apa? Coba cerita, jangan diem aja" kata Iqbaal lembut.

(Namakamu) menoleh, menatap Iqbaal dengan pandangan sendu. Dia ingin terus menatap Iqbaal. Pria yang begitu ia cintai.

"Aku sayang kakak" lirih (Namakamu) dengan airmata yang sudah menetes dipipinya.

Mengingat hubungannya dengan Iqbaal yang akhir-akhir ini sedang dalam masa 'ujian'. (Namakamu) sedih, setiap kali melihat wajah Iqbaal.

Dia kasihan pada Iqbaal yang selalu dimarahi, dibentak dan diperlakukan kasar oleh ayahnya bila Iqbaal sedang berkunjung atau sekedar mengantar jemput dirinya.

Iqbaal tersenyum tipis, menghapus airmata (Namakamu) yang mengalir dipipinya.

"Kalo sayang gak boleh sedih, harus bahagia"

"Aku gak mau liat kakak terluka lagi" lanjut (Namakamu) yang semakin terisak dengan tangisnya.

"I'm fine.  Jangan khawatir sayang"

"Aku gak tega liat kakak dimarahin papa, dibentak papa bahkan dihina papa. Dia emang papa aku, tapi gak seharusnya dia memperlakukan kakak kayak gitu"

"Sayang, anggap aja ini perjuangan aku buat dapetin kamu lagi. Aku maklum sama papa kamu, dia pasti ingin memastikan kalo putrinya akan baik-baik saja" Iqbaal menatap (Namakamu) dengan sungguh-sungguh.

"Tapi sampai kapan kak?" tanya (Namakamu) menatap Iqbaal dengan mata sembabnya.

Iqbaal diam.

Iqbaal benar-benar tidak tahu jawaban apa yang ia harus ia katakan pada (Namakamu). Karena, sebenarnya, dia pun ragu. Melihat bagaimana cara Haviar menatapnya dan memperlakukannya.

Itu tidak akan mudah, tapi Iqbaal tidak akan menyerah untuk mendapatkan (Namakamu).

"Kita berhenti sampai disini"

Ucapan spontan (Namakamu) membuat hati Iqbaal mencelos. Apa-apaan? Iqbaal sudah sejauh ini berjuang. Dia tidak akan melepaskan (Namakamu).

"Enggak, aku gak setuju sama keputusan kamu. Aku gak mau kita putus"

"Ini solusi terbaik buat kita kak"

"Apanya yang terbaik?!" bentak Iqbaal marah, dia tidak suka dengan kata-kata (Namakamu) yang menganggap perpisahan adalah jalan terbaik.

Baginya, berpisah dengan (Namakamu) sama saja akan menjerumuskan Iqbaal kedalam mimpi buruk yang pernah ia rasakan dulu--saat dia berpisah dengan (Namakamu).

Bruk.

(Namakamu) memeluk tubuh Iqbaal dengan erat. Ini menyakitkan, dia tidak mau berpisah dengan Iqbaal tapi di sisi lain dia juga tidak tega melihat perlakuan kasar papanya pada Iqbaal.

"Hikss.. aku gak bisa ngeliat kakak disakitin papa lagi, aku gak rela" (Namakamu) terisak dalam pelukan Iqbaal.

Iqbaal menghela nafas setelah tak sengaja membentak (Namakamu). Dia membalas pelukan (Namakamu).

My Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang