Pap!
Rio menoleh saat merasakan tepukan dibahunya. Ternyata orang itu adalah Gabriel. Dibelakangnya ada Alvin dan Cakka. Ya, setelah menggantikan bakso si Miss Onar, Rio pamitan untuk ke kelas. Namun sahabat sahabatnya tau kalau ia tak berada di kelas melainkan diatas rooftop. Jika sudah begitu berarti Rio memang sedang dalam masalah.
"Lo kenapa, Sob? Ada masalah?"tanya Gabriel lalu duduk disamping Rio diikuti Alvin dan Cakka.
"Kemarin. Ify ngajak gue ke warung bubur yang ada di dekat taman kompleks"
"Dan lo ingat sama dia?"potong Alvin. Rio menunduk lalu mengangguk pelan. Wajahnya yang selalu datar dan dingin kini berubah menjadi sendu. Pentolan sekolah yang sangat ditakuti, namun yang ada dihadapan mereka kini hanyalah seorang Mario Ethan yang lemah.
"Udahlah, Yo. Lupain aja mantan lo itu. Mungkin sekarang dia udah menjadi milik orang seutuhnya"ujar Gabriel. Rio tersenyum miris.
"Menikah diusia yang muda? Itu konyol, Yel"
"Gak ada yang mustahil, Yo. Sekarang zaman modern, banyak yang menikah diusia yang masih muda"kata Cakka sok bijaksana.
"Halah sok pintar lo, Kka. Udah deh, Yo. Mending lo lupain dia aja. Gak ada gunanya lo mikirin dia terus"nasihat Alvin.
Rio? Jangan ditanya, pemuda itu hanya mampu menghela nafas. Ia sebenarnya sudah bisa move on dari mantannya itu. Hanya saja kelakuan Ify akhir akhir ini padanya membuatkan ia kembali mengingat masa lalunya.
"Ck. Kenapa jadi mellow gini sih? Berasa cewek aja. Mending nyanyi Hello Mellow nya BLiNK aja kalau gitu"cerocos Cakka yang langsung mendapat toyoran gratis dari sahabat sahabatnya itu.
"Lo aja sana"
***
Tenang. Itulah yang dapat Ify rasakan saat ini. Ketika ini, Ify sedang berada disebuah taman yang mempunyai danau buatan serta sebuah rumah pohon. Tempat yang selalu ia kunjungi bersama sahabat kecilnya. Dulu jika ia mempunyai masalah pasti ia akan datang ke taman ini untuk menenangkan fikirannya. Hanya Ify dan sahabat kecilnya lah yang tau akan kewujudan taman ini. Akhir akhir ini masa lalunya sering datang ke dalam mimpinya membuat ia rasa takut. Takut masa lalunya terulang kembali. Masa lalu yang sangat menyakitkan. Angin sepoi meniup wajah tirusnya membuat ia merasa semakin tenang. Ify memanjat rumah pohon yang masih kukuh itu. Seolah olah rumah pohon itu telah dijaga dengan begitu rapih. Sesampainya diatas, Ify pun duduk kemudian memejamkan matanya. Sudah lama ia tak ke taman ini, taman yang penuh dengan kenangan manisnya sewaktu bersama sahabat kecilnya.
"Angin sepoi menenangkan jiwa. Pejamkan matamu. Rasakan ketenangannya. Lupakan semua masalahmu. Jika tak ada angin, bukalah matamu dan..hiks hiks.. Kamu bohong Nathan. Kamu gak ada didepan aku"isak tangis Ify mulai kedengaran. Ia menekuk lututnya lalu mulai menangis. Kalimat yang keluar dari bibirnya tadi adalah kalimat yang pernah diucapkan oleh sahabat kecilnya sebelum mereka berpisah.
"Sekarang aku punya masalah, Nat. Kamu bilang kamu akan selalu ada buat nenangin aku. Tapi mana, Nat?! Hiks..aku kangen kamu"suara Ify mulai memelan. Perlahan matanya mulai terpejam. Ia tertidur diatas rumah pohon itu.
***
Malam harinya, Rio masih saja kepikiran masa lalunya. Di mana ia telah bercinta dengan seorang gadis yang ternyata sudah mempunyai tunangan. Langit malam yang dihiasi bintang bintang dan sang bulan membuat Rio teringat sesuatu. Ia memejamkan mata lalu tersenyum.
"Sasa. Aku kangen sama kamu"ucapnya lirih.
Tok tok tok
Cklekk
"Bro"Rio yang sedang duduk dibalkon kamarnya menoleh. Ternyata orang itu adalah Gabriel.
"Ada apa, Yel?"
"Lo tau gak Ify ke mana? Ini udah malam dan Ify masih belum pulang. Mama sama Papa lagi di Paris, gue gak mau mereka pulang mendadak karena mendengar kabar kalau anak bungsu mereka hilang. Temenin gue cari, Sob. Gue takut dia kenapa napa"jelas Gabriel panjang lebar dengan nada khawatir. Rio mengangguk. Lalu menghubungi kedua sahabatnya lagi untuk ikut gabung bersama mereka.
"Emang dirumah teman temannya gak ada?"tanya Rio. Mereka kini dijalanan dengan Rio yang menyetir mobilnya. Rio tak mengizinkan sahabatnya itu untuk mengenderai motor atau mobil. Karena ia tau sahabatnya itu akan mudah panik jika sudah tak tenang seperti ini.
"Gak ada, Yo. Gue udah ke rumah Via, Shilla sama Agni tapi nihil. Ify gak ada disana"
"Yaudah lo tenang aja. Tadi gue udah hubungin Alvin sama Cakka buat ikut membantu memcari Ify"Gabriel hanya mengangguk sesekali ia memerhatikan jalanan diluar jendela. Mungkin saja ia bisa menemukan sosok sang adik.
'Di mana kamu, Ify?'
***
Vommentnya ditunggu ya guys 😉
#Ica_97
YOU ARE READING
Mr.Onar vs Ms.Onar
FanfictionTantangan yang diberikan oleh Mr.Onar diterima dengan hati yang terbuka oleh Ms.Onar. Tantangan yang berbunyi: "Dalam waktu satu bulan ini gak ada yang boleh jatuh cinta diantara kita. Cuma diantara lo sama gue. Kalau lo jatuh cinta sama gue itu ber...