#2

1.4K 84 0
                                    

Tap tap tap...

Langkah derap kaki itu yang pada mulanya pelan berubah menjadi langkah yang semakin cepat. Berakhir dengan larian seorang guru piket yang tengah mengejar seorang siswa. Wanita paruh baya itu menggerutu tak jelas sambil terus memburu sang pentolan sekolah yang sering mengajaknya 'kencan'. Wanita yang berusia 40-an itu sepertinya harus berterima kasih kepada sang pentolan sekolah, bukan? Ya, karena jika guru piket itu tiap hari harus mengejarnya sana sini pasti membuatnya sehat tanpa harus berolahraga lagi, bukan? Wanita itu, Bu Dian, masih kuat mengejar sang pentolan sekolah sehinggalah siswa itu berbelok ke kiri menuju pagar belakang yang mana disebrang pagar itu akan langsung ke jalan besar. Bu Dian memandang tajam si pentolan sekolah yang dijulukin 'Mr Onar' di SMA Lucent High itu sambil berkacak pinggang. Si pembuat onar itu sudah pun memanjat pagar dan bersiap sedia untuk loncat ke sebrang. Ia memandang guru piket itu sambil menyengir.

"Maaf ya Bu Dian, tapi kali ini saya tidak bisa 'kencan' sama ibu. Kucing saya tuh lagi ngelahirin, sebagai 'suami' yang baik saya harus ada disampingnya, kan Bu? Sekali lagi maaf ya Bu Dian cantik, saya tau ibu udah dandan yang secantikkkk mungkin untuk 'kencan' sama saya tapi maaf saya tidak bisa Bu. Kalau begitu saya pergi dulu ya, Dahhh.."si pembuat onar langsung loncat kesebrang membuat guru piket itu berteriak kesal.

"MARIO ETHANNN!"

***

Mario Ethan atau Rio adalah seorang pentolan sekolah yang sangat ditakuti semua orang di SMA Lucent High. Bahkan guru guru juga takut pada pemuda itu, kecuali Bu Dian tentunya. Rio sama sekali tak takut dengan Bu Dian, hanya saja dia menghormati guru satu itu karena guru wanita itu adalah sahabat lama ayahnya.

Walau Rio sering membuat kekacauan, namun ia juga sering mendapat pujian dari guru gurunya karena si Mr Onar itu sering mendapat nilai yang tinggi walau ia tak sering mengikuti pelajaran. Bolos.

"Hm. Ke mana ya? Oh, mending ke rumah si kodok. Kan dia lagi sakit tuh, sebagai sahabat yang baik gue harus ngejenguk dia dong"gumamnya sambil tersenyum senang. Ia memperbaiki letak tas ransel dipunggungnya lalu berjalan ke arah kompleks rumah Alvin yang tak jauh dari sana.

"AWASSS! ARGHH!"seorang gadis berteriak sambil mencuba mengerem sepedanya namun rem sepedanya sepertinya rusak dan tak bisa digunakan. Dan akhirnya...

BRUKKK

Pemuda itu yang tak sempat menghindar hanya menatap gadis itu tajam karena sudah menabraknya. Rio bangun dan membersihkan seragamnya.

"Gila"cibir Rio. Gadis itu ingin memaki Rio namun setelah ia melihat wajah tampan Rio, ia pun mengurungkan niatnya.

"Eh, tunggu! Tunggu!"gadis itu menghalang pemuda itu. Rio hanya menatap datar gadis itu.

"Minggir"kata Rio dingin membuat gadis itu meneguk salivanya dan mencuba menghalang jalan si Mr Onar lagi.

"Tunggu. Eum..gue mau minta maaf karena udah nabrak lo. Lo gak marahkan?"tanya gadis itu hati hati.

"Hmm"dehem Rio lalu beranjak meninggalkan gadis itu. Gadis itu tersenyum senang, lalu menjentikkan jarinya kemudian berbalik menghalang jalan pemuda itu lagi.

"Eits..bentar. Makasih udah gak marah sama gue. Eum..btw gue..."

"Gak penting"Rio melanggar huluran tangan gadis yang ingin berkenalan dengannya.

"Ganteng banget pangeran gue. Tapi kalau dilihat dari seragamnya, kayaknya dia bukan anak Sinar Harapan deh. Nyesal udah masuk Sinar Harapan gue, huftt"gadis itu menghela nafas lalu menaiki sepedanya lagi dan beranjak dari situ.

***

"Beneran kamu udah gak papa?"tanya Doven pada anak semata wayangnya.

"Jonat udah gak papa kok, Pi"jawab Alvin lemas karena demam. Jonat adalah panggilan sayang Papi nya. Pria paruh baya itu tersenyum seraya mengelus puncak kepala sang anak.

"Yaudah kalau begitu Papi pergi dulu"Alvin mengangguk. Setelah Papi nya pergi Alvin kembali berbaring dikasurnya.

Mami nya sudah lama meninggal. Sekarang Alvin hanya mempunyai Oma, Papi dan dua lagi kakak kembarnya, Silvania dan Silviana. Namun yang tinggal dirumah besar ini hanya Papi dan ia sendiri. Karena kakak kembarnya sekarang ada di luar negara untuk melanjutkan pelajaran, manakala Oma nya ada di Malang.

Tok! tok! tok! tok!

Kodok sipit
kodok sipit
pakainya celana kodok
Gak pernah punya pacar
karena pacarnya semua kodok

GEDEBUKK

Alvin jatuh dari kasurnya mendengar nyanyian seseorang diluar rumahnya serta kaget mendengar ketukan pintu yang begitu keras. Alvin mengelus dada, ia mengenal suara itu. Hanya satu orang yang berani melakukan itu semua. Dengan sigap Alvin berlari turun, ya walaupun sakit ia harus membuka pintu sebelum ada tetangga yang demo dan berakhir tetangganya masuk rumah sakit gara gara demo-in 'orang gila' yang nyanyi tak jelas didepan rumahnya. Tentu saja Alvin tak mau itu semua terjadi.

CEKLEKK

Bener dugaan Alvin. Hanya orang itu yang berani melakukan itu. Yap! He is Rio. Si Mr Onar!

***

Sorry untuk typonya :)

#Ica_97

Mr.Onar vs Ms.OnarWhere stories live. Discover now