Angel

1.2K 189 14
                                    

Betul apa yang di bilang ibuku malaikat itu tak selalu bersayap

Saat ini aku menatap nanar air hujan yang menetes dan membaur dengan air kolam yang ada di depanku, aku tidak terlalu suka hujan bukan karna alasan melodrama yang sering ku baca di novel2 atau sinetron murahan di tv di mana hujan akan membangkitkan kenangan menyakitkan, bagiku aku suka hujan ketika aku berada di rumah dengan selimut tebal, novel romantis, segelas coklat panas ditambah dengan musik, tapi hujan akan sangat menyebalkan saat aku harus bekerja di luar itu akan membuat semua basah, aku tidak telalu suka basah intinya hujan itu indah dengan caranya dan juga buruk dengan caranya

Kali ini meskipun aku di luar dan aku basah kuyup aku menyukainya, lebih tepatnya aku bersyukur karna air hujan membantuku membaurkan air mataku seolah aku tidak sedang menangis tapi air hujanlah yang meleleh deras di pipiku

Ahh aku merutuki diriku sendiri, bagaimana bisa aku yang terlihat manly  (ini menurut kyungsoo sendiri) begitu cengeng seperti ini, tapi mungkin ini cara hatiku mengexpresikan sakitnya,

Aku menghentikan langkaku saat menyadari air hujan tak lagi jatuh di kepalaku padahal hujannya masih sangat deras, aku mendongak menatap payung kuning yang melindungiku dari derasnya hujan, ku rasakan pelukan lembut dari belakang tubuhku aku berusaha berbalik tapi tangan itu memelukku sangat erat akhirnya aku hanya pasrah menikmati hangat yang di salurkan tubuh di belakangku

"berhenti menangis hyung bodoh," suara lembut itu membuatku menyadari aku semakin terisak

" kenapa memanggilku hyung kalau kau mengataiku bodoh, tidak sopan sekali," aku tersenyum getir

" itu karna kau memang bodoh hyung, lagian kau itu tidak tahan dingin sok~sokan main hujan," tangan lembut itu memelukku semakin erat

" kenapa kau disini jonginna,,?" Aku bertanya tanpa melepas pelukan jongin

"aku kan memberitahumu nanti sekarang kita pulang dan mengganti pakaianmu hyung" kai menarik tangan ku dengan lembut dia juga memakaikan ku jaketnya

Aku mengeringkan rambutku, jongin sibuk dengan hpnya, member yang lain belum pulang,
Ku tatap wajahku yang di pantulkan cermin di depanku aku begitu kurus sekarang padahal baru beberapa bulan aku patah hati, kalau seperti ini terus bisa2 badanku tinggal kulit dan tulang

"aishh, hyung kau membatalkan kencanku," jongin menatapku dari dalam kaca besar  dengan expresi yang sangat kesal

"kapan aku melakukannya,?" Tanyaku sambil mengerutkan keningku

"haaa jangan pura2 gak tahu, ini semua salah hyung coba saja hyung tidak sok2an main hujan aku kan gak jadi harus nolongin hyung, dan juga aku bisa mengajak gebetanku itu keluar," jongin masih menatapku dari pantulan cermin dengan bibir dipoutkan lucu

"jadi tadi kamu gak ikhlas bantuin, kenapa juga kamu mayungin kan gak ada yang suruh sekarang baru menyesal," aku memasang tampang kecewa, padahal sebenarnya aku ingin tertawa melihat wajah jongin yang langsung beruba menjadi panik

"eh bukan begitu hyung, kau tahu sendiri kan aku sangat menyuakaimu, jadi bisa dipastikan aku membantumu dengan sangat ikhlas, tapi aku bingung mau menyalakan siapa soalnya aku aku sudah menunggu kencan ini." Dia menundukan kepalanya

"maafkan aku jongini," ucapku seraya kembali ke tempat tidur setidaknya aku harus istirahat yang cukup aku benar2 harus melupakan chanyeol dan segala urusan cinta ini.

Jongin hanya memandangku dan mengangguk membantuku menaikan selimut dan memastikan badanku tidak panas

"selamat malam hyung," jongin mematikan lampu kamar

Sudah tiga hari semenjak kejadian baek dan chanyeol, aku sudah mulai terbiasa menjaukan diri dari chanyeol, menanggapi semua leluconnya dengan seadanya ya meskipun kadang tetap saja sulit tapi aku harus tetap terbiasa

Refrain (Chansoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang