Episode 17

38 2 0
                                    

"Aigoo, terserah kalian saja!" Bentakku dan langsung mengangkatnya sediri menuju UKS asrama.

Ya ampun berat sekali cewek ini, tapi masih beratan Riana dari pada dia.
Aku terus melalui koridor asrama ini dan sampai akhirnya di UKS. Aku langsung menidurkan cewek itu ke kasur yang sudah disediakan oleh UKS. Suster-suster itu datang dan menyuruhku ke kelas melanjutkan pelajaran. Aku pun mengangguk dan balik ke kelas.
Sampai di kelas, sensei/songsaenim yang mengajar sastra  sudah duduk di meja guru. Aish! Apa aku akan dihukum olehnya?
Aku mengetuk pintu dan memamerkan senyumku ke Gakupo sensei. Matanya tajam melihatku, aku sedikit bergidik ngeri karena tatapannya.

"Habis dari mana?" Tanya Gakupo sensei. Aku masih di ambang pintu.

"Ano, habis dari UKS sensei. Tadi ada yang pingsan jadi aku bawa saja ke UKS." Jelasku menggaruk tengkukku yang tidak gatal.

"Ya sudah, lain kali jangan telat." Ucap songsaenim, ano maksudku sensei.

Sebenarnya aku sangat taku dengan Gakupo sensei, katanya Haruka Gakupo sensei sangat galak dan galaknya itu sampai-sampai pernah membuat salah satu murid asrama ini berubah jadi semut gara-gara murid asrama itu tidur saat Gakupo sensei sedang menjelaskan. Ah, aku tidak ingin senasib sama murid yang sudah berubah jadi semut itu.
Aku pun duduk paling belakang dan mulai fokus mendengarkan Gakupo sensei.
Aku menyadari kenapa siswa yang diubah menjadi semut itu tertidur di kelas. Cara mengajar Gakupo sensei sangat membosankan, jadi wajar saja kalau murid di kelas ini sangat mengantuk. Huft...
Selama 2 jam sangat membosankan  di kelas sastra ini. Waktu untuk ke pelajari mengendalikan kekuatan masih setengah jam lagi. Aku menghela nafas bosan. Aku berharap Riana di sini, kalau Riana disini mana mungkin aku bosan.
Telah berbosan-bosan di kelas Gakupo songsaenim akhirnya kelas pun berakhir kami pun keluar dengan senangnya. Leganya, akhirnya aku bisa bertemu kekasihku tercinta. Emtak kenapa aku melangkahkan kaki menuju ruang kesehatan asrama ini. Lorong demi lorong aku lewati akhirnya aku sampai di ruang kesehatan. Aku memasuki ruangan itu dan yerlihatlah gadis berkacamata tengah duduk di kasur ruang kesehatan ini. Aku menuju kasur itu dan memperhatikannya.

Author POV

Inilah bernama ruangan kendali kekuatan. Ruangan yang gelap hanya lilin menerangi kelas kendali kekuatan ini. Foto-foto ukuran besar dipampang di kelas ini, tidak lupa patung naga berukiran besar dan kursi panjang berbentuk liter U. Ukuran ruangan ini sangatlah besar lebih besar dari lapangan sepak bola. Seorang vampir berambut oranye dan merah tengah menunggu seseorang vampir lainnya.

"Riana, Sakura cepat masuk kalian tidak boleh telat, entar Ny.Zuki marah." Ucap seseorang vampir lainnya.

Rambut oranye dan merah yang bernama Riana dan Sakura pun mengangguk. Mereka saling tatap dan mau tidak mau mereka masuk kelas.

》SKIPP《

Setelah selesai dari kelas pengendali kekuatan. Sakuran dan Riana pergi ke ruang kesehatan karena Riana saat di kelas kekuatannya tidak bisa dikendalikan saat ia mengeluarkan kekuatan apinya dan menguras tenaganya.

"Nani?!!!" Teriak Riana yang kaget apa yang dia lihat.

Apa yang di lihat Riana? Seseorang vampir tengah berciuman dengan vampir lainnya. Anda tahu vampir itu adalah Park Jimin dan vampir yang Jimin tolong tadi. Dengan mesranya Jimin mencium vampir berkaca mata itu.
Mata Riana memerah dan mengeluarkan air mata, sedangkan Sakura tidak percaya kalau sahabatnya telah mencium seseorang dan menyakiti sahabat tersayangnya. Sakura menoleh kearah Riana yang telah mengeluarkan airmata dan merasakan hati Riana yang sakit. Sakura sangat marah terhadap Jimin, Sakura menghampiri Jimin dan perempuan berkaca mata itu.
Mungkin mereka terganggu dengan kehadiran Sakura, vampir berkacamata dan Jimin menoleh ke Sakura. Sakura menarik tangan Jimin dan membawa Jimin keluar dari ruang kesehatan.

Plak!!

Sakura menampar Jimin dengan kerasnya, ya iyalah keras. Sudah berapa bulan Riana dan Jimin berpacaran sekarang Jimin menyakiti hati sahabatnya.

"Baj*&#$/  kau Park Jimin! Berani sekali kau berciuman di depan pacarmu sendiri hm?!"  Ungkap Sakura yang sudah marah besar.

Riana hanya menunduk, tidak berani melihat Jimin yang tengah diam diri di depannya.

"Yaa!! Jawab aku Park Jimin!" Ucap Sakura darahnya sudah naik ke ubun ubun.

Riana menenangkan Sakura yang tengah marah. Tiba-tiba Jimin mendekat ke Riana.

"Riana-sii, ayo akhiri hubungan kita ini, karena aku telah bosan denganmu" Timpal Jimin dengan muka yang datar.

Riana dan Sakura terkejut dengan kata-kata yang dilontarkan dari  mulut Jimin. Tamparan yang mau dilontarkan Sakura tiba-tiba terhenti karena Riana menahan  tangan Sakura. Riana mengangguk dan tersenyum setuju dan Sakura hanya terdiam tidak percaya.

"Apa yangkau lakukan?! biarkan aku memukulnya!! Apa kau ingin di putuskan seperti ini?!" Tanya Sakura yang sangat marah.

"*menghapus airmatanya* hentikan, kau sudah dengar apa alasannya dia kan? Dia sudah bosan denganku." Jelas Riana meninggalkan ruang kesehatan.

"Riana!!*melihat kearah Jimin* dasar BAKA!! SEKARANG JANGAN PERNAH DEKAT DENGAN SAHABATKU LAGI!" Jelas Sakura sudah marah besar dan meninggalkan Jimin.

》SKIIPP《

Disebuah bukit yang penuh bunga dan pepohonan yang indah,siapapun yang akan kesana pasti akan terpukau, termasuk Riana. Hatinya yang lagi sakit dikit demi sedikit menghilang. Hari ini cuacanya sangat indah, burung-burung pun bernyanyi dengan merdunya, tidak ada seorang pun yang tahu tempat ini. Yah, saat ia berjalan-jalan  tidak sengaja menemukan tempat ini.
Riana berbaring di bukit ini, kasurnya hanyalah rerumputan hijau yang menghiasi nukit ini. Lama-lama ia tertidur dengan pulasnya.
Bangun-bangun ia mendengar suara yang menggelitiki kupingnya. Ternyata disampingnya ada seseorang vampir berambut pirang tengah tersenyum kepadanya. Bajunya pun persis dari asrama ini. Riana hanya membalas senyumnya dan bingung, karena ia tidak pernah melihat vampir ini.

"Hy, aku Yukki Natsu, panggil aja aku Natsu." Ujarnya perkenalan sambil tersenyum

"Mm.. a..aku Edogawa Riana, panggil saja aku Riana." Jelas Riana sambil tersenyum.

"Sedang apa kau disini?" Tanya seseorang vampir yang bernama Natsu.

"Aku hanya merenung saja dan tiba-tiba aku tertidur disini." Jelas Riana nersedih lagi.

"Pasti kesedihanmu sedikit-sedikit mulai hilang karena pemandangan ini. Nikmatilah pemandangan ini jangan sampai kebencian menggerogoti hati murnimu."Jelas Natsu sambil melihat langit yang senja.

"Iya, disini sangat sangat indah membuat aku sedikit-sedikit sakit hatiku hilang."

"Ngomong-ngomong, apa kau melihat vampir gadis berkaca mata dan berkepang?" Tanya Natsu tiba-tiba yang membuat Riana mengingat Jimin tadi siang. "Apa dia mengambil kekasihmu?" Tanya Natsu tiba-tiba khawatir.

"*terkejut* mungkin saja." Ucap Riana sedih.

"Riana  boleh aku meminta bantuan darimu?" Tanya Natsu dan menatap Riana tajam. Riana mengangguk bingung. "Hentikan perempuan itu, jangan sampai vampir berkacamata mengambi, nyawa para pria di asrama ini dan kamu yang bisa menyelamatkan mereka." Jelas Natsu penuh keyakinan.

Bersambung.....

Mianhae minna.....😢😢
Gommen ne ireomun.... 😢😢

Author telat publisnya karena kehabisan kuota dan lupa akan publis.Author hanya bisa berterima kasih pada kalian yang udah pada baca dan mengevote ceritaku 😶👍

Insyaallah kalau author bisa ngepublis lanjutan vcp
Ceritanya dan tetap nunggu ya? 😄😆

DUNIA VAMPIRE {KOREA & JEPANG CHAPTHER}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang