Episode 16

19 0 0
                                    

Kalau vampir itu adalah Ny.Zuki kepala sekolah di sekolah ini. Aku yang kaget dadaku makin sakit, Ny.Zuki membawa segelas  cairan berwarna merah kental. Ny.Zuki membantu Riana duduk, Riana pun langsung meminum air yang dibawa Ny.Zuki.
Selesai Riana meminum itu gelas itu ia bawa taruh di meja kecil sebelah tempat tidurnya.

"Gimana dadamu sudah enakkan?" Tanya Ny.Zuki sembari tersenyum manis.

"Ha, daijoubu terima kasih atas darahnya." Jawab Riana berterima kasih dan membalas senyum Ny.Zuki.

"Ya sudah, segeralah tidur kau harus bangun pagi besok." Jelas Ny.Zuki keluar dari kamar Riana , Jimin dan Sakura.

Pintu pun tertutup, Riana menatap langit-langit yang gelap Riana sedang memikirkan Ny.Zuki yang tiba-tiba datang untuknya dan memberikan segelas darah agar dadanya tidak sakir lagi.
Lama-lama Riana memejamkan matanya dan masuk kealam mimpi.

》SKIPP《

Kring~~
Suara nyaring yang menyuruh Jimin, Sakura dan Riana bangun. Sakura langsung bergegas masuk ketoilet sama dengan Jimin namun ia masuk ketoilet satuan. Riana menyiapkan buku dan sebuah polpen dan jubah sahabatnya dan kekasihnya, selesai Sakura keluar Riana langsung bergegas membasuh muka dan memberbaiki rambutnya.
Masih kurang dari jam 6 Jimin, Sakura dan Riana keluar kamar dan langsung ke kelasnya. Setiap jalan kastil ini sangat sepi, anak-anak asrama pun belum ada yang keluar sama sekali, aneh. Mereka bertiga hanya terus berjalan dan tidak peduli apa yang akan terjadi, setelah sampai di kelas. Meja dan kursi persis seperti sekolah didunia manusia, namun bedanya kelas ini lebih bersih dan rapi, dan ditata seperti liter U.
Mereka langsung duduk  dimana mereka mau, mereka memilih duduk ditempat paling belakang. Mereka pun  langsung mengobrol tidak memikirkan apa-apa prinsip mereka hanya mengikuti alur dan waktu.
15 menit kemudian datanglah Hikari dan Haruka menyapa mereka dengan senyum, Riana,Jimin dan Sakura membalas senyum mereka.

"Wah, sugoi na! Kalian datang pagi sekali." Ucap Haruka bertepuk tangan.

"Iya, ini juga hari pertama sekolah kami, jadi kami tidak mau telat dihari pertama." Jelas Riana sambil tersenyum.

"Iya sih kalian gak mau telat dihari pertama, tapi sampai di kelas kalian molor lagi^sambil nunjuk Sakura^ Apa ia kurang tidur hem?" Tanya Hikari geleng-geleng.

"Ah, Sakura memang begitu, sikap vampir sama sikap manusianya sama saja, tapi kalau sifat pemarahnya makin menjadi saat menjadi vampir." Jelas Jimin tiba-tiba merinding berbicara pasal sifat Sakura.

"Hmm.." ucap Hikari dan Haruka mengangguk mengerti.

Satu persatu murid-murid datang dengan teman sekamarnya, kelas ini pun mulai ramai. Suara bel bunyi, jam tangan Riana sudah menunjukan pukul 6. Tiba-tiba kelas sunyi tidak ada yang berbicara sama sekali, aneh.
Seseorang vampir datang, memakai jubah merah baju kemeja putih polos dengan jas hitam, rok merah atas lutut membuat isi kelas memperhatikannya, ia membawa penggaris panjang yang buat seisi kelas menelan ludah dengan susah payah, aneh.
Wajahnya yang seram,'author bohong kok :v' wajahnya yang cantik membuat kelas ini seperti ada di sebuah taman yang indah penuh bunga dengan warna-warna cerah.
Buyar, khayalan taman penuh dengan bunga buyar seketika saat vampir itu memukul meja dengan penggaris, wajahnya pun seram seketika, dahinya berkerut menatap wajah murid seisi kelas.

"Sekarang buka halaman 33 dan kerjakan, jika ada yang sulit tanya kepadaku!" Bentak vampir itu.

Tiba-tiba wajahnya kembali normal, wajah cantik terlihat. Vampir itu sedang meminum kopi sambil duduk.
Jimin, Riana dan Sakura bergeleng dan langsung mengerjakan tugas yang disuruh vampir itu. Sudah 15 menit berlalu, Jimin, Riana dan Sakura mengerjakan dengan selownya sedangkan yang lain mengerjakan dengan hati yang tak karuan, Haruka yang menoleh kearah vampir baru menggeleng tidak percaya.

"Kenapa kalian bisa mengerjakan tigas ini dengan tenang?" Tanya Haruka berbisik-bisik ke Jimin.

"Ada yang orang yang lebih seram darinya." Jelas Sakura dan mengerjakan lagi.

20 menit kemudian Jimin, Riana dan Sakura maju kedepan dan menaruh tugas mereka didepan meja vampir itu dan mereka kembali duduk dibangkunya, murid-murid yang lain melihat kearah mereka, karena soal matematika ini sangat sulit, bagaimana tidak kaget, jika Riana, Sakura dan Jimin tidak ada yang mengumpulkan duluan itu Hikari dan Haruka.
Sensei/songsaengnim vampir itu pun periksa perkerjaan 3 vampir muda tadi.

"Riana-chan,Sakura-chan,Jimin-kun silahkan keluar." Ucap vampir itu dengan lembut.

"Hai." Kompak Jimin, Sakura dan Riana.

Sakura, Jimin dan Riana keluar kelas dengan tatapan bingung. Mereka berdiri disamping kelas, mereka tidak mengerti apa maksud sensei/songsaengnim vampir itu.
30 menit kemudian Hikari keluar dengan wajah biasa-biasa saja, Riana yang melihat Hikari keluar dari kelas langsung menghampiri Hikari.

"Hikari-san, kau disuruh keluar juga? Sebenar apa yang terjadi?" Tanya Riana penasaran.

"Iya, berarti Ny.Kito memberikan nilai bintang atau nilai tambahan. Kalian hebat, kalian belum bisa beradaptasi dengan sekolah asrama ini tapi kalian sudah membuat Ny.Kito tersenyum." Jelas Hikari memberikan jempol.

"Benarkah? Berarti tugas yang diberikan Ny.Kito itu benar semua?" Tanya Sakura tidak percaya.

Hikari hanya mengangguk yang berarti iya. Jimin, Sakura dan Riana mengelus dada, mereka mengira kalau nilai mereka jelek, bagaimana tidak seperti itu. Didunia manusia, jika jawaban mereka salah semua, mereka harus diam di lorong kelas.
10 menit kemudian, Haruka datang bersama 5 murid lainnya. 5 murid yang keluar tadi mendekat kearah Sakura dan Jimin, mereka mengobrol bareng, seperti kemarin Riana menyendiri namun temannya hari ini adalah Hikari dan Haruka, Hikari dan Hakura mengerti kenapa Riana tidak memiliki teman seperti Sakura dan Jimin. Riana vampir yang hanya menjadi korban namun misterius. Apa bedanya Sakura? Sakura walau ia juga vampir biasa seperti Riana, Sakura lebih terbuka orangnya dari pada Riana. Riana kalau bertemu dengan orang baru ia tidak terbuka, Riana sangat berhati-hati bertemu dengan orang baru. Maka dari itu Riana juga tidak peduli jika ia tidak memiliki teman.

》SKIPP《

Selesai pelajaran Ny.Kito, jadwal yang terdapat di lembar jadwal Riana, Jimim dan Sakura berbeda, Sakura sekarang harus ke lab biologi, Jimin harus pergi keruang sastra dan Riana harus pergi keruang musik. Mereka berpisah di depan kelas matematika dan akan bertemu di ruang tempat mengendalikan kekuatan.
Mereka pun menuju ketempat jadwal mereka masing-masing.

》Park Jimin POV《

AH, apaan ini? Kenapa aku berbeda jadwal dengan Riana, gak seru. Apa aku minta tolong untuk menggantikan jadwalku ke Ny.Shimo? Tidak, tidak aku tidak boleh egois - perang batin.

Aku terus berjalan melewati lorong asrama ini, lukisan ini sangat banyak untuk didinding, semua lukisan ini tentang mitos-mitos dan legenda vampir dulu. Aku menuruni tangga karena kelas sastra ada dibawah. Aku menuruni tangga dengan malasnya. Saat sudah sampai di tempat kelas sastra, banyak sekali siswa-siswi asrama yang mengikuti jadwal sastra berkumpul atau tepatnya bermerumun seperti ada hal terjadi sesuatu.
Aku ingin tau ada apa, aku langsung berjalan kearah kerumunan itu, aku sedikit menggeser badan mereka karena ingin melihat. Saat dikerumunan paling depan, aku melihat seorang gadis berkacamata tengah pingsan dan ada bekas luka dilehernya.
Mwo?! Kenapa ini seperti dinovel-novel? Apa dia terbunuh?
Aku memberanikan diri maju kedepan dan mengecek pernafasnya, jari telunjukku sudah ada dibawah hidungnya dan merasakan nafasnya.
Masih ada? Orang ini, maksudku vampir ini pingsan karena kehabisan nafas.

"Apa yang kalian tunggu ayo bantu aku mengangkatnya." Jelasku menoleh kemereka.

Namun tidak ada yang berani mendekat. Kenapa mereka? Mereka malah menjauh dan melihat jijik.

"Aigoo. Terserah kalian saja."

Aku pun mengangkat vampir itu sendiri dan membawanya ke UKS asrama.

Bersambung.....

DUNIA VAMPIRE {KOREA & JEPANG CHAPTHER}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang