Semua orang tertuju kearah Riana, Sakura dan Jimin. Bagaimana tidak, mereka murid baru.' Di setiap sekolah pasti gitu, saat murid baru kekelas langsung diliatin ama di omongin 😂'
Hikari dan Haruka mempersilahkan kedepan mimbar yang telah tersedia. Bersamaan mereka masuk, vampir paruh baya datang dan diikuti vampir lain."Silahkan memperkenalkan diri." Ucap seseorang yang datang bersama vampir paruh baya itu.
"Namae wa Kazehaya Sakura." Timpal Sakura sedikit menunduk dan mencoba senyum.
"Watashi namae wa Edogawa Riana yoroshiku." Ucap Riana sedikit senyum.
"Aku Park Jimin salam kenal semua." Ujar Jimin logat Koreanya masih nyakut.
Orang yang di dalam menganga melihat Jimin, Jimin, Sakura dan Riana juga terkejut plus bingung kenapa vampir yang tengah duduk itu ternganga-nganga termasuk vampir yang baru datang tadi.
"Park Jimin? Bangsawan vampir Korea itu?" Tanya seseorang kaget yaitu Haruka.
Jimin mengangguk bingung. Selang beberapa menit baru ia menyadari, sekolah ini milik ayahnya yang akan diwariskan ke dirinya. Bangsawan? Iya, Bangsawan vampir sangat beda dengan bangsawan vampir pada umummya, walaupun kalian samakan bangsawan Korea dan Jepang masih tinggi jabatannya bangsawan Korea, karena bangsawan lebih tinggi keadilannya dan penguasaannya. Apalagi Jimin adalah bangsawan terkenal di dunia vampir, mereka mengenal namanya namun wajah tidak.
Tiba-tiba vampir paruh baya itu pun mendekat ke Jimin dan menatap mata Jimin. Senyum lebar pun keluar dari wajah keriput itu."Selamat datang nak, kami sangat beruntung kau datang kesekolah kami." Ucapnya dan seluruh ruangan bertepuk tangan. "Aku kepala sekolah disini, panggil saja aku Ny.Zuki, aku harap kau dan temanmu bisa berteman baik dan betah di asrama ini." Jelas Ny.Zuki sambil tersenyum.
"Apa yang terjadi sebenarnya? Apa kau tahu tentang ini Hikari-chan?" Tanya Haruka berbisik-bisik.
"Yah, mungkin. Karena ayah kami rekan kerja dan tidak sengaja aku dan dia bertemu saat acara besar." Jelas Hikari menyilangkan tangannya didepan dada.
"Hikari kau tidak cerita padaku? Kau jahat ah!" Ujar Haruka tidak senang.
"Emang aku harus cerita?" Tanya Hikari membuat Haruka terbungkam.
"Hikari antarkan mereka ke kamar mereka dan Haruka bawakan pakaian mereka dan jangan lupa habis itu kita makan malam." Kata Ny.Zuki.
"Hai." Kompak Hikari dan Haruka.
Hikari pun mengantar Jimin, Sakura dan Riana ke kamarnya, sedangkan Haruka mengambil baju yang akan di pakai Riana, Jimin dan Sakura. Setelah mereka berjalan, mereka melewati anak tangga yang sangat banyak, di asrama ini juga banyak sekali kamar dan foto-foto yang menakjubkan. Asrama ini setiap kamar harus di isi 3 orang, tidak boleh kurang dan lebih.
"Sudah sampai, ini kamar kalian bertiga." Jelas Hikari tersenyum dan Haruka datang membawa baju dan sebuah jubah hitam, dua jubah merah.
"Riana dan Sakura pakai jubah merah ini ya dan Jimin kau pakai jubah hitam." Jelas Haruka dan memberikan baju plus jubah itu.
"Baiklah, ariga... tunggu? Hikari kamar ini buat kita bertiga? Apa aku dan Sakura akan berbagi kamar dengan Chim-Chim? Ah, ano maksudku Jimin?" Tanya Riana baru menyadari sesuatu dan sempat salah kata.
Hikari dan Haruka tersenyum biasa, tidak ada yang aneh-aneh di pikiran mereka termasuk Jimin. Sakura dan Riana saling tatap bingung, tidak mengerti dan bingung. Hikari tersenyum melihat raut wajah Sakura dan Riana.
"Tenanglah, walau kalian sekamar namun Jimin tidak akan melakukan hal yang tidak-tidak, setiap kamar telah diberi mantra yang membuat vampir mati rasa jika ia melakukan hal aneh-aneh." Jelas Hikari sambil tersenyum.
"Teman kami ada sekamar dengan 2 vampir pria." Jelas Haruka yang membuat Riana terkejut. "Sudahlah, cepat ganti bajunya kita akan makan malam di ruangan tadi. Bergegaslah, setiap kamar diberi 2 toilet jadi ada toilet perempuan dan pria." Lanjut Haruka.
Riana dan Sakura mengangguk, Jimin sudah masuk dan mengganti pakaiannya Riana dan Sakura akan bergantian masuk kamar mandi. Jimin sudah memakai baju khas asrama ini,baju lengan panjang berwarna putih dan sweter lengan pendek sampai bahu berwarna creem dengan jubah hitam, rambut Jimin sudah berubah menjadi hitam pekat dan rapi. 'Bayangin rambut Jimin yang di Boy In Lov ver Japan 😍'. Riana juga sudah selesai keluar-keluar dari toilet Riana sudah rapi dengan sekolah ini, pakaiannya persis seperti Jimin bedanya ia memakai jubah berwarna merah dan rok pendek merah dengan celana selutut, Riana tidak suka terlalu suka menggunakan rok pendek dan ia memakai celana pendek selutu berwarna hitam, rambut Riana juga sudah rapi, Riana mengikat rambutnya kuncir kudan dan hanya menyisakan poni yang menutupi dahi dan matanya sebelah kanan. Selang beerapa menit Sakura juga sudah selesai, pakaiannya persis dengan Riana, Sakura juka menggunakan celana pendek hitam, rambutnya pun juga rapi, ia menjepit rambutnya dengan jepitan bintang dan mengikat rambutnya kesamping, tidak lupa kalungnya bergambar bintang.
Selesai itu mereka diantarkan keruang tadi tempat mereka memperkenalkan diri, sebelum itu mereka diberikan selembaran untuk jadwal yang sering dilakukan oleh murid-murid di asrama ini. Mereka pun duduk dikuri yang telah disediakan, meja panjang ini mungkin diisi 20-50 orang karena panjang sekali. Sambil makan banyak vampir-vampir yang berkenalan dengan Jimin dan Sakura. Aneh ada apa dengan Riana? Kenapa tidak ada yang mau berkenalan dengannya?
Riana diam hanya memakan dan tidak peduli dengan mereka. Selesai makan mereka melihat jadwal, habis ini mereka masuk kamar dan beristirahat, mereka harus bangun pagi untuk pelajaran Ny.Kito, seorang sensei/songsaenim matematika. Besok hari pertama vampir muda yang sangat menyebalkan.
Setelah mereka sampai di kamar, mereka membuak jubah mereka dan menggantung jubah mereka tempat khusus untuk jubah. Sakura membaringkan tubuhnya di kasur, ruangan ini sangat luas, ada meja belajar banyaknya ada tiga jadi masing-masing satu, kasur pun tiga, lampu yang terang sudah tersedia buku dan lain-lain, intinya luas.
Jimin dan Riana duduk di kasurnya masing-masing."Riana-sii kenapa kau tidak berkenalan dengan yang lain hemm?" Tanya Jimim dengan suara lembut membuat hati Riana meleleh.
"Tidak apa, aku hanya sedikit memikirkan sesuatu saja, tapi aku sudah lupakan kok." Senyum Riana membuat Jimin tersenyum.
"Aku sudah lelah, lebih baik tidur saja, aku sudah menyalakan alarm agar bangun jam lima pagi, pelajaran sensei itu dijadwal ini jam 6 jadi sebelum jam 6 kita sudah ada di kelas." Jelas Sakura.
Jimin dan Riana menganguk mengerti, mereka segera mematikan lampu dan tidur nyenyak.
Jam 13.45 telah berdetak, dadanya terasa sakit seperti ditusum pisau beberapa kali, ia berusaha mengatur nafasnya, ia ingin membanginkan Sakura tapi Sakura saat ini sedang tidur nyenyak dan tidak memberani membangunkan sahanbatnya maupun kekasihnya sekarang. Riana berguling-guling dan tidak bisa diam dikasurnya karena kesakitan.
Seseorang membuka pintu kamar Jimin, Riana, dan Sakura. Sekarang Riana pura-pura tidur agar vampir yang masuk tidak menyadarinya kalau sedang berpura-pura.
Langkah kaki makin terdengar, Riana sangat takut kalau vampir ini akan menjahatinya, rasa sakit di dadanya makin menjadi.
Kasur Riana sedikit terguncang dan Riana sangat terkejut saat orang itu memegang bahunya dan menariknya agar mengadapkan dirinya dengan vampir yang masuk tanpa izin itu, saat itu mata Riana terbelalak kalau vampir itu ....Bersambung ....
"Author gantung amat ?!"
"Biar makin penasaran aja, makanya endingnya gantung hehehehe 👿"
"Ah, author mah gitu 😡"
Author kabur dan menghilang, hanya suara yang terdengar.
"Tetep vote dan baca ya!" Teriak dari kejauhan
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA VAMPIRE {KOREA & JEPANG CHAPTHER}
VampirSesorang yang membuat diriku berubah, anehnya aku tidak menjauhinya. Tiba-tiba aku harus tinggal di dunia yang harus ku tempati karena ini terbaik untukku. Sekolah yang ku tepati adalah sekolah yang sangat unik, namun kejadian yang paling membahayak...