Chapter 2

84 1 6
                                    

"Hm...?" Ia menoleh kearahku.

"Apa saja kelebihan vampir?" Tanyaku penuh penasaran.

"Kekuatan para vampir 5 kali lipat lebih kuat dari pada kekuatan manusia pada umumnya. Bisa melesat telepati juga bisa dan membaca pikiran orang." Jelas Jimin.

"Wow!" Kagumku, vampir sangat hebat.

Tiba-tiba aku menunduk kembali mengingat sesuatu.

"Bagaimana jika aku kehilangan kesadaranku dan akan memangsa manusia yang tidak bersalah?" Tanyaku hampir saja air mataku menetes.

"Tenang Riana~sii aku akan di sampingmu selalu, jika kamu kehilangan kesadaranmu aku akan menahanmu agar kau tidak melakukannya." Jelasnya dan tidur di pahaku tanpa permisi.

"Yaa!! Jimin~kun bangun" Ucapku kesal.

"Biarkan aku seperti ini beberapa menit." Ucapnya Jimin sudah menutup matanya.

Aku tersenyum melihat tingkahnya seperti ini. Ia tertidur seperti ini, wajahnya seperti anak kecil, ku elus rambutnya yang lembut itu. Aku tak bisa marah lama-lama kepada kekasihku yang imut ini.

°arigato Jimin~kun, kau sudah bersamaku selama ini° Ucapku dalam hati.

"Ne Riana" Ucapnya membuatku terkejut.

Aku lupa kalau yang tidur saat ini adalah vampir.

》Skip ....《
Seseorang menggoncang tubuhku pelan. Perlahan ku buka mataku. Ternyata aku tertidur rupanya. Aku melihat kesamping kiri ternyata yang membangunkanku adalah Sakura, bau yang dari Sakura sudah menghilang.

"Riana~chan cepat bangunkan pacarmu itu, kita akan makan sama-sama." Timpalnya membuka sebuah bento berisikan roti daging.
Aku membangunkan Jimin dan akhirnya ia terbangun. Entar dulu? Sakura bilang makan bersama? Aku menoleh ke Jimin dengan tatapan bingung.

'Jimin apa vampir bisa makan ini?' Ucapku mencoba telepati.

'Selagi itu daging kau bisa memakannya' jelas Jimin.

Ternyata benar aku dan Jimin bisa telepati sugoi na!!.

"Riana~chan, Jimin sampai kapan kalian tatap-tatapan seperti orang telepati eoh?" Tanya Sakura kesal sambil mengunyah makanannya.

Aku pun mengangguk dan langsung mengambil roti daging itu dan memakannya. Saat ku gigit benar saja aku bisa menelanya. Tapi aku masih tak yakin yang ku dengar tadi suaranya Jimin. Aku pun mencoba dengan kata-kata 'jimin pabo'.
Berulang-ulang kali ku berkata seperti itu , tidak ada reaksi apapu dari itu. Ternyata aku salah dengar rupanya.
Selesai Jimin makan ia bangun dari duduknya dan ia menjitak lembut tapi sakit.

"Itai yo! Ada apa denganmu eoh?!" Timpalku menoleh kearahnya.

"Berhentilah kau berkata seperti itu." Ucapnya dan meninggalkanku dan Sakura.

Wah, ternyata benar aku dan Jimin bisa telepati, kalau ulangan gampang dong gak ketahuan °canda° .
Aku tau sekarang Sakura bingung, tapi aku tidak akan memberitahu soal ini.
Kami mengabiskan makanan itu dan balik ke kelas dan duduk di meja kami. Aku melirik kelas, tapi Jimin tidak ada. Dimana dia? Aku menoleh kearah jendela, aku melihat gedung di depanku, disana gedung kohai atau honbae.
Tunggu dulu? Aku melihat sesuatu diatas gedung, aneh aku melihat jauh sangat jelas sekali. Sepertinya aku saudaranya Hinata Hyuga, punya mata biyakugan. Anehnya kenapa aku melihat sosok itu pikiranku langaung ke vampir, badanku merasakan dingin, apakah vampir? Atau bukan?.
Aku menoleh kearah Sakura, ia masih mendengarkan lagu dengan headset merah kesayangannya. Aku menoleh lagi kearah gedung tadi, sekarang mereka sudah hilang, kemana mereka? Aku langsung menggunakan headset hitamku dan tak memikirkan apapun.
Bel berbunyi, Kiryuu sensei sudah memasuki kelas dengan membawa lembar, sepertinya kelas ini akan ulangan mendadak.

DUNIA VAMPIRE {KOREA & JEPANG CHAPTHER}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang