Room 7 : Kedatangan Tamu

13.8K 1.6K 93
                                    

Setelah kejadian kemarin, suasana diantara keduanya menjadi canggung. Taeyong lebih sering berada di luar rumah dan tidur di sofa ruang menonton TV. Terlebih lagi tingkah Taeyong yang selalu menghindari Jaehyun saat berpapasan membuat Jaehyun tak enak hati. Bahkan Taeyong rela berangkat kuliah tidak mandi saat mengetahui Jaehyun sedang menggunakan kamar mandi.

Makan pun mereka menyiapkan sendiri-sendiri tanpa memikirkan rekannya. Beberapa hari berlalu tanpa seorang pun berani memecahkan kecanggungan di dalam rumah. Sampai ketika Jaehyun sudah benar-benar muak di diamkan selama berhari-hari oleh roommatenya membuatnya tidak tahan untuk menegur perbuatan Taeyong.

Saat itu Taeyong sedang memasak di dapur. Jam menunjukkan pukul 7 malam.

"Taeyongie, ayo hentikan ini semua." tangan Jaehyun menepuk pundak Taeyong dua kali dari belakang.

"Hentikan apa?" tanyanya tanpa menoleh, Taeyong masih tetap mengaduk sup di dalam pancinya.

Ctikk.

Jaehyun mematikan kompor. Tangannya membalikkan tubuh Taeyong untuk menghadapnya.

"Jika kau marah, ungkapkan saja. Pukul aku atau apapun itu yang bisa membuat hatimu lega. Tapi kumohon jangan anggap aku tak ada." kata Jaehyun dengan tangan ada di atas bahu Taeyong agar ia tak membalikkan badan lagi.

"Aku tak marah." jawab Taeyong.

"Lalu kenapa kau menghindariku?"

Taeyong diam. Wajahnya menunduk menatap lantai dan tak berani melihat sepasang manik mata yang ada di depannya.

"Sungguh...aku tak suka diacuhkan. Aku benci jika seseorang menganggapku kasat mata. Aku tidak mau ditinggalkan. Aku tak suka." jelas Jaehyun terbata-bata. Matanya sendu menatap Taeyong.

Mendengar ucapan Jaehyun membuatnya merasa iba. Entah orang ini kenapa terlihat sangat...kesepian. Melihat keadaan Jaehyun membuat tangan Taeyong ingin mengelus rambutnya, menariknya dalam pelukan dan berkata bahwa ia tak akan meninggalkannya dan mengacuhkannya. Tapi ia harus memendam keinginan itu semua. Ia harus menahannya.

"A-aku hanya merasa kita terlalu canggung setelah melakukan itu." jawab Taeyong kemudian.

"Tidak. Jangan katakan itu sebagai alasan. Apa kau tak suka saat kita melakukan itu?"

"Ah-sudah lupakan saja. Lupakan kejadian itu." jawab Taeyong berusaha menghindari topik yang tak ia inginkan.

"Katakanlah dengan jujur, Yongie. Apa kau benar-benar tak suka?" Jaehyun masih saja ingin membahas hal ini.

Taeyong menunduk dalam dengan pipi memerah. Tiap kali mengingat apa yang mereka lakukan selalu membuatnya malu walaupun tak bisa ia pungkiri bahwa ia menyukainya.

"Aku tahu kau suka. Tak perlu kau pungkiri lagi Yongie. Aku pun menyukainya walaupun urusanku harus kuselesaikan sendiri."

"Ah ma-maaf, aku benar-benar belum siap untuk hal itu."

"Jadi kau menyukainya kan. Aku tak memaksamu untuk melakukan tahap lebih lanjut itu sekarang juga. Kita lakukan pelan-pelan sampai kau siap saja." jawab Jaehyun. Mata sendu itu berubah menjadi mata yang menggoda lagi.

"Maksudmu? Kita akan melakukannya lagi?" tanya Taeyong mengerjap tak percaya. Di titik ini jantungnya berdesir dan mulai berpacu cepat.

"Apa kau ingin berhenti hanya sampai kemarin dan tak ingin merasakannya lagi?"

Taeyong menunduk menyembunyikan pipinya yang memerah. Jika ia memandangi bibir Jaehyun yang menggoda, ia yakin tak akan tahan untuk tidak menciumnya. Sungguh bibir itu terlalu licik. Bahkan kata tiap kata yang terlontar dari mulutnya mempunyai bisa yang meluluh lantakkan hati Taeyong.

"Tatap mataku, Tae," kedua tangan Jaehyun ada di pipi Taeyong, memaksa agar Taeyong menatapnya.

"Apa kau benar-benar ingin berhenti?"

Entah apa yang terjadi, kepala Taeyong refleks menggeleng. Mungkin ini naluri tubuh yang lebih kuat dari logikanya.

Melihat Taeyong menggeleng walau pelan, membuat Jaehyun tersenyum. Bibirnya bergerak pelan mengecup bibir Taeyong berkali-kali. Merasakan ciuman itu lagi membuat mata Taeyong menutup, menikmati sensasi basah dan hangat di bibirnya.

Ting tong ting tong...

Lalu tiba-tiba bel berbunyi. Taeyong menjauhkan kepalanya menghentikan ciuman mereka.

"Ada tamu, Jae." ucapnya.

Wajah Jaehyun berubah sebal. Ah lagi-lagi semua terganggu. Momen yang sudah pas harus rusak. "Aku ingin melanjutkan ini," katanya pelan menggerutu.

"Tidak bisa Jae. Bukalah pintu, ada tamu." Taeyong mendorong dada Jaehyun menjauh.

Akhirnya dengan hembusan nafas berat ia melangkahkan kaki ke arah pintu masuk yang tak jauh dari dapur.

Ckrek...

"Jaehyooonn!"

Pintu terbuka. Seseorang masuk dengan semangat langsung memeluk Jaehyun dan mengecupkan bibirnya di bibir Jaehyun. Membuat Jaehyun terbelalak kaget. Apalagi dengan Taeyong yang bisa melihat semua kejadian itu dari dapur tak kalah kaget.

"Aku merindukanmu."

***

With love❤jaejaehj.

My Roommate ❥ JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang