Room 15 : Diamlah

8.8K 1.3K 174
                                    

"Selamat pagi,"

Gadis bertubuh kecil itu menyalami Taeyong dengan senyum riangnya.

"Selamat pagi. Mau mencari siapa?" tanya Taeyong kemudian

Setelah salaman yang singkat tersebut, gadis itu menyelonong masuk ke dalam rumahnya sebelum dipersilahkan oleh Taeyong. Ia mengedarkan pandangan pada sekitar rumah sewaan mereka.

"Jadi kau teman serumahnya Jaehyun. Siapa namamu?"

Taeyong yang bingung hanya dapat menjawabnya, "Taeyong. Lee Taeyong."

"Namaku Seulgi." lanjut gadis itu tanpa Taeyong bertanya.

"Ah, duduklah akan kubuatkan minuman. Teh atau kopi?" tanya Taeyong mempersilahkan Seulgi duduk di kursi mini bar.

"Teh saja,"

Seulgi duduk sesuai perintah Taeyong. Matanya tetap berkelana memandangi seisi ruangan kecil di sekitarnya sementara Taeyong menyeduh teh dalam cangkir kecil.

"Apa kau temannya Jaehyun?" tanya Taeyong sembari memberikan cangkir berisi teh akhirnya setelah menahan rasa penasarannya.

"Teman? Lebih mungkin," jawab gadis itu.

"Oh," gumam Taeyong. Sebenarnya dalam hati ia terkejut dengan jawaban gadis itu. Tapi ia menahannya untuk bertanya lebih.

"Kenapa Jaehyun tidur di sofa?" tanya Seulgi setelah matanya menangkap kaki Jaehyun menjulur dari sofa. Gadis itu berjalan mendekati sofa di ruang menonton TV.

"Ah, semalam ia mabuk. Dia tertidur di sofa, aku tak bisa mengangkatnya ke kamar." jawab Taeyong. Tangannya sibuk mengaduk sup buatannya, melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

Seulgi menatap wajah Jaehyun yang sedang tidur terlihat tenang. Tangannya mengusap pipi Jaehyun. Wajah Seulgi tersenyum. Ia tiba-tiba mencium bibir Jaehyun pelan tanpa mengganggu tidur lelap Jaehyun.

Dan kejadian itu disaksikan semua oleh Taeyong. Walaupun Taeyong tak mampu melihatnya, namun rasa penasarannya jauh lebih besar dari pertahanannya.

Setelah ciuman itu, Seulgi kembali ke dapur. Taeyong mengalihkan pandangannya seolah tak melihat apa yang gadis itu lakukan. Namun mata jeli Seulgi menangkap pandangan Taeyong lebih cepat darinya.

"Apa kau melihatnya?" tanya Seulgi kemudian dengan pipi memerah.

Taeyong hanya diam menatap Seulgi.

"Ah- jangan kau beritahu dia. Nanti dia mati kesenangan. Haha. Aku pulang dulu ya, sampaikan salamku padanya. Aku masih ada urusan di tempat lain," gadis itu mengambil tas yang di letakkan di meja mini bar dan segera meninggalkan rumah sewaan mereka.

Taeyong masih tak bisa berkata-kata. Baginya, jika mengetahui lebih dari ini mungkin ia tak akan bisa menerima kenyataan.

Beberapa saat setelah Seulgi pergi dari rumahnya, Jaehyun mulai terbangun dari tidur panjangnya. Ia melemaskan otot-ototnya yang kaku karena tidur di tempat sempit dan tak nyaman.

Setengah sadar ia terhuyung menghampiri Taeyong yang menyiapkan makanan di meja mini bar. Ia memeluk Taeyong dari belakang mengagetinya.

"Selamat pagi Taeyongku," godanya.

Taeyong meletakkan sendok sayur yang dipegangnya dan kemudian menyingkirkan tangan Jaehyun yang melingkar di pinggulnya.

"Duduklah," kata Taeyong kemudian.

"Ngg tidak mau. Aku mau memeluk Taeyongku yang sedang menyiapkan makananku," jawab Jaehyun merajuk. Dia kembali melingkarkan tangannya di pinggul Taeyong.

Taeyong hanya diam. Membiarkan Jaehyun bersikap manja padanya untuk kali ini. Kali ini saja karena mungkin kali lain tak akan memberi kesempatan.

"Hnggg, aku rindu melakukan sesuatu denganmu Tae." gumam Jaehyun kemudian.

"Sesuatu apa?"

"Hal menyenangkan yang kita lakukan terakhir kali, apa kau tak merindukannya?"

"Apa kau pernah mencintaiku atau berpikir untuk mencintaiku Jae?" tanyanya perlahan.

Jaehyun melepaskan pelukannya, menatap Taeyong penuh tanya. "Apa maksudmu hyung?"

"Aku pikir kau memiliki rasa yang sama, mungkin aku yang konyol mempunyai perasaan khusus padamu sedangkan kau hanya mementingkan nafsumu dan tak pernah berpikir tentang cinta sedikit pun." mata Taeyong berkaca-kaca.

"Ka-kau bicara apa hyung?" Jaehyun mencoba memeluk tubuh mungil Taeyong lagi, namun tangan Taeyong mendorong Jaehyun menjauh.

"Tidak. Jangan sentuh aku."

Mereka terdiam. Tak ada yang berani mendekat atau mengucapkan sepatah kata lagi. Kemudian ponsel Jaehyun di celananya berbunyi nyaring.

"Angkatlah, mungkin itu Seulgi." kata Taeyong kemudian.

Jaehyun tersentak mendengar Taeyong mengucap nama Seulgi. "Bagaimana kau tau Seulgi?"

"Kau pasti akan mati senang karena dia mencium bibirmu tadi."

Deg. Jantungnya mencelos saat Taeyong berkata seperti itu. Dengan mengambil langkah tegas, ia menarik dagu Taeyong dengan paksa, mencium bibir tipis Taeyong kasar berkali-kali. Taeyong memukuli dada Jaehyun agar menjauh dan berhenti menciumnya.

"Aku jauh lebih senang menciummu. Berhenti membahasnya, aku sudah muak."




***


MEREKA YANG MARAHAN NAPA GUE YANG PANAS SENDIRI YA. GEMES RASANYA. PENGEN NENGAHIN AJA!

With love❤ jaejaehj.

My Roommate ❥ JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang