Room 2 : Kita Butuh Tisu

18.3K 2.2K 220
                                    

Keesokan harinya, Jaehyun terbangun dengan kepala pening. Minum memang bukan keahliannya. Setelah satu botol soju saja mampu membuatnya mabuk dan tak sadar dengan apa yang di lakukannya semalam.

Matanya mengerjap. Tersadar dia sedang tidur di lantai dengan alas tidur dan selimut yang menutupi badannya. Dia mengerjapkan matanya berkali-kali mencoba mengingat apa yang terjadi semalam namun nihil.

Akhirnya dengan langkah berat dia bangkit dan menuju dapur untuk mengambil segelas air minum yang mungkin akan memperbaiki peningnya. Dilihatnya Taeyong yang sedang sibuk di dapur menyiapkan sesuatu.

"Morning." ucap Jaehyun kemudian.

Taeyong yang terkaget dengan sapaan pagi dari Jaehyun menengok dan membalas "Oh kau sudah bangun, duduklah. Aku menyiapkan sup untuk mengatasi mabukmu."

Jaehyun pun duduk dan meminum air putih yang tersedia di atas meja sembari menunggu pekerjaan Taeyong selesai.

"Maaf aku mabuk berat. Sebenarnya aku tak terlalu handal dalam urusan minum." kata Jaehyun.

Taeyong yang sudah selesai mempersiapkan segala makanan di atas meja mengambil duduk di samping Jaehyun. "Ya tidak masalah. Makanlah,"

Taeyong berusaha melupakan kejadian semalam. Pertama kali di cium oleh sesama jenis membuatnya agak shock. Namun ia berusaha melupakannya dan tidak membahasnya lagi.

"Aku semalam tidak melakukan hal konyol bukan?" Tanya Jaehyun setelah mengambil sesendok nasi dan menyeruput sup di mangkuknya.

"A..ah memangnya kenapa?"

"Apa aku melakukan sesuatu? Aku memiliki kebiasaan aneh saat mabuk."

"Seperti mencium orang yang baru kau kenal?"

Jaehyun terbelalak. "Aku melakukan itu padamu?"

"Um aku juga kaget. Tapi aku anggap kau memang sedang frustasi dan dalam keadaan mabuk berat."

"Biasanya aku hanya melakukan itu pada orang yang kusuka." jawab Jaehyun.

"A-apa maksudmu?"

"Tidak, lupakan saja."

Lalu hening. Taeyong pun tak ambil pusing dan tak mau membahas kejadian konyol itu semalam. Sedangkan Jaehyun hanya terfokus pada makanannya.

"Kau bahkan belum tau namaku. Aku Lee Taeyong." kata Taeyong kemudian mencoba mencairkan suasana.

"Maaf Taeyong jika aku melakukan hal-hal seperti itu padamu. Kuharap kau paham. Aku mungkin memiliki kebiasaan-kebiasaan aneh."

"Kebiasaan aneh bagaimana maksudmu?"

"Kebiasaan menyentuh. Aku tak bisa membiarkan apa yang tanganku ingin sentuh." Jaehyun berhenti dengan kegiataan makannya dan duduk menghadap Taeyong. Bar mini itu memang hanya memilik dua kursi yang bersebelahan.

Taeyong yang disampingnya mengerjap heran tak mengerti apa maksud dari perkataan Jaehyun.

"Seperti ini," tiba-tiba jemari Jaehyun mengusap bibir bawah Taeyong membuatnya terperanjat. Wajah Taeyong memerah. Orang itu sungguh melakukan hal seperti ini dengan smirknya yang membuat Taeyong gemetar.

"Hahahaha aku hanya bercanda." Jaehyun lalu tertawa terbahak-bahak.

"Sungguh lucu sekali." gerutu Taeyong berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"Aku hanya ingin kita lebih dekat. Kurasa hubungan kita terlalu kaku. Yah walaupun aku tahu kita baru kenal semalam. Setidaknya mari kita memulai hubungan lebih dekat. Kau bisa meminta bantuanku untuk banyak hal. Aku termasuk orang yang bisa diandalkan!"

"Aku akan pergi belanja bulanan nanti. Terlebih sekarang kita tinggal berdua di rumah ini. Kurasa banyak keperluan yang harus kita beli. Jika kau ada waktu, ikutlah." ajak Taeyong kemudian.

***

Jaehyun dan Taeyong pergi ke sebuah supermarket terdekat dari rumah sewaan mereka. Banyak hal yang mereka beli terlebih karena mereka berdua di rumah.

"Apa ada yang kurang?" tanya Taeyong memastikan.

Jaehyun melihat keranjang belanjaan mereka dan berusaha mengingat apa yang belum.

"Ah, tissue. Kau melupakannya hyung."

"Tisu? Untuk apa?"

"Apa kau tak membutuhkannya?" tanya Jaehyun tersenyum dengan gerakan mata mengarah ke bawah.

"Ma-maksudmu?"

"Apa kau jarang melakukan urusan pribadimu hyung? Atau jangan-jangan kau lebih suka melakukannya dengan pasanganmu?"

"A-aku jarang melakukannya dan aku tak pernah melakukan itu dengan siapapun." jawab Taeyong tergagap.

"Benarkah? Kukira kau sering melakukannya dengan pasanganmu. Ah libidoku memang tinggi jadi aku membutuhkannya."

"Baiklah, ambillah beberapa." ujar Taeyong kemudian.

Jaehyun mengambil satu kotak besar tissue. "Atau tidak usah? Aku bisa melakukan urusan ini denganmu." Lagi dengan smirk itu ia menjahili Taeyong.

"Sudahlah berhenti bercanda." Taeyong sekali lagi dibuat merona karena senyuman itu. Sungguh mungkin keputusan yang salah saat ia memutuskan mencari roommate.


***

With love❤ jaejaehj.

My Roommate ❥ JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang