III. Perkenalan

251 27 1
                                    

Gadis apel di belakangku masih memasang sikap bertahannya dan wajahnya terlihat gelisah dan takut. Aku hanya bisa menghela nafas melihat sikapnya, sebenarnya rumah Neneknya tidak terlalu jauh. Hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk sampai.

Saat rumah Neneknya sudah terlihat, aku langsung menunjuk rumah itu untuk dilihat gadis apel ini.
"Itu rumah Nenekmu, jangan bilang bukan. Hanya itu satu-satunya rumah manusia di sini." ucapku masih menunjuk rumah itu.

"Kau bisa menjauh sejenak?" tanyanya, sepertinya dia masih takut kepadaku.

"Tentu," lalu aku mundur dua langkah.

Dia melangkah maju dan menoleh ke arah yang ku tunjuk tadi, lalu dia membuang ranting yang sedari tadi dia pegang.
"Kau benar, terima kasih sudah mengantarku," ucapnya berterima kasih lalu mendekati rumah kayu itu. Lalu dia berlari dan berteriak memanggil, "NENEK!!"

Jadi si Oliv sudah pulang? Aku harus menemuinya. Aku merindukan temanku itu.

Saat gadis apel itu sudah sampai, lalu aku berpura-pura menerjang kearah mereka.

RAUURRRHH!!
Nenek Oliv dan gadis apel terpekik kaget, lalu aku tertawa dengan memegang perutku karena reaksi lucu mereka.
"Astaga Rolend!! Kau hampir membuatku jantungan!!" Nenek Oliv mengomel sambil memukulku ringan.

"Hahahaha, astaga kau lucu sekali tadi!" ucapku masih tertawa lalu berhenti dan merubahnya menjadi raut kesal. "Kau lama sekali! Aku bosan sekali tadi, sehingga aku terpaksa harus memakan buah yang akan diantar ke kota. Uupss!!" astaga! Aku kelepasan!

"Hohoho, kau mencuri yaa?" tanya Nenek Oliv mengintimidasi.

"Kalian saling berteman?" sela gadis apel itu sambil menatapku dan Nenek Oliv bergantian.

"Kan sebelumnya sudah kubilang, Nenek Oliv itu teman manusiaku satu-satunya," ucapku dengan kesal lalu bersedekap.

"Jadi kalian sudah bertemu tadi yah?" tanya Nenek Oliv sambil memegang pundak si gadis apel.

"Iya, tadi dia tersesat." jawabku langsung ke intinya.

"Hmm Rinka? Bukankah tadi sudah ku beritahu arahnya dengan jelas?" tanya Nenek Oliv pada gadis apel itu sambil berkacak pinggang. Jadi namanya Rinka? Nama yang indah.

"Maaf Nenek, tadi dia tiba-tiba saja muncul. Jadi aku panik dan kabur tak tentu arah hehehe," ucap Rinka sambil menyengir bersalah.

"Ya kali ini kumaafkan, karena ini pertama kali bagimu kemari. Hmm ayo masuk ke dalam, udara semakin dingin." ucap Nenek Oliv lalu mempersilahkan masuk.

Area kesukaanku adalah berdiri di depan perapian rumah ini, di sini sangat hangat dan menenangkan. Aku melihat api yang menari-nari di perapian, sedangkan Nenek Oliv dan gadis apel sedang mengupas dan mempersiapkan buah.

"Rolend, kalau kau mau makan kemarilah. Kalau nanti tak akan ada sisa." panggil Nenek Oliv sembari duduk di bangku makan dan di depannya ada gadis apel.

Siapa yang mau melewatkan acara makan? Tentunya tak ada yang mau, lalu aku menghampiri mereka. Rasanya agak canggung, karena berhubungan hanya aku werewolf di meja makan. Karena canggung aku memakan buahnya dengan tenang, Nenek Oliv mengernyit bingung.

"Ada angin apa? Tak biasanya kau makan setenang ini?" tanya Nenek Oliv kebingungan, aku pun mulai mencari alasan.

"Itu karena... kita makan bertiga, jadi aku harus menyesuaikan makan ku agar makanannya terbagi rata. Kalau hanya berdua dengan kau kan kita bisa makan 50:50," jawabku dengan menatap dalam mata Nenek Oliv agar dia percaya. Sebenarnya karena aku canggung. Siapa yang tak canggung, jika kau makan satu meja dengan gadis yang matanya indah? Sebenarnya cantik juga sih hehehe.

"Kau tak beralasan kan?" tanya Nenek Oliv dengan nada mengintimidasi, aku hanya menggelengkan kepala agar dia percaya.

"Kau yakin bukan karena Rinka? Cucuku ini kan cantik." ucapan Nenek Oliv membuatku tersedak makananku sendiri sekaligus membuatku langsung kenyang.

"Nenek, itu kan tidak mungkin. Spesies kami aja berbeda!" jawab gadis apel itu, tak ingin membuat Neneknya salah paham.

"Gurauanmu tak lucu." ucapku dan masih terbatuk karena tersedak. Dapat kupastikan, wajahku pasti memerah.

«¤»

Selasa, 19 Maret 2019

15 Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang