Prolog

133 21 17
                                    


Aku bernama Renata Tatalin, aku hidup dengan ibu dan ketiga saudaraku, mereka yang selalu menganggap aku seperti babu, menganggapku seperti orang asing dan bahkan tidak pernah menganggapku

Aku heran mengapa mereka begitu sekejam ini, sehingga selalu membuatku sakit setiap kali aku berada di satu atap bersama mereka

Pernah aku berpikir kalau sebenarnya aku ini hanyalah anak pungut yang mungkin kalau ayah yang memungutnya, karena memang ayah yang selama ini menyayangiku dan menjagaku, tapi setelah ayah pergi meninggalkanku semuanya menjadi berubah drastis

Tidak ada yang membelaku saat aku di bentak oleh ibu

Tidak ada yang menenangkanku saat aku menangis

Tidak ada yang mengajakku bicara selagi aku bosan di rumah

Mereka terlalu kejam padaku, disaat aku yang masih berumur 17 tahun, seharusnya aku mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari keluargaku tapi, malah tekanan batin yang aku dapatkan

Ibu yang dulu tidak pernah menatapku sinis, sekarang malah setiap hari bisa memandangiku dengan tatapan sinisnya itu

Kak Zaky yang selalu tersenyum, kini mungkin sudah lupa caranya tersenyum di hadapanku, karena sekarang dia selalu mengabaikanku

Kak Tina dan Kak Tini juga yang selalu membuatku tertawa di sepanjang malam, sekarang bahkan enggan untuk memasuki kamarku dan menceritakan dongeng-dongeng lucunya

Mereka berubah dan yang aku ketahui, mereka berubah setelah ayah pergi meninggalkanku

Sebenci apapun mereka terhadapku, itu takkan membuatku lelah untuk meminta maaf atas segala kesalahan yang mungkin telah membuat mereka kecewa dan membenciku

Aku akan berusaha mendapat maaf dari mereka walau harus sakit yang akan aku rasakan

Mereka terlalu berharga untuk aku lupakan walau hanya dalam kejapan, mereka akan selalu hinggap dalam ingatan

Aku rindu senyum, tawa, candaan dan hal lainnya yang sering keluargaku lakukan. Dulu

Semua menjadi sepi, hampa, hambar, dan tak tersisa, sekarang aku hanya dapat menatap nanar

Semua orang mungkin akan merasa kasihan melihatku yang sekarang, kalau saja aku menunjukannya

Sayangnya, di luar rumah aku selalu tersenyum, tertawa dan bercanda dengan lepas, mungkin sejenak saat itu aku bisa melupakan masalah yang sedang ku hadapi

Aku bersyukur bisa bertemu mereka. Mereka bahkan menurutku lebih pantas di bilang keluargaku daripada keluargaku yang asli

Mereka terlalu baik dan sangat baik menurutku, karena mereka aku bisa makan di kantin, bisa beli buku baru dan bisa pakai baju baru

Tapi, tidak selamanya di sekolah aku merasa tenang, karena aku mempunyai seorang pacar

Pantaskah ia di sebut pacar, tukang ngatur, suka ngejek, dan sukanya memerintah

Nama dia Galvino Antareza, panggil saja dia Vino atau kalian bisa memanggilnya Curut bawel, karena memang dia bawel dan sangat menyebalkan

Dimana-mana yang bawel itu cewek, nah ini cowok kan aneh, tapi selain bawel dia juga salah satu most wanted di sekolahku, karena itu banyak sekali siswi disana yang tidak menyukaiku

Aku bukanlah perempuan cantik dan menarik, karena aku ini perempuan yang sangat jutek, galak dan biasa saja, menurutku tidak ada yang patut aku banggakan dari diriku

Aku juga termasuk siswi yang gemar ke perpustakaan, kenapa? karena aku bukanlah orang kaya yang akan menghabiskan uangku di kantin. Yah, walau teman-temanku selalu memaksaku dengan alasan traktir, namun aku selalu menolaknya karena aku tidak ingin menyusahkan orang lain

Untuk dulu sih iya, aku selalu di Perpustakaan tapi sekarang, setelah aku berpacaran dengan si Vino itu, aku selalu di paksa untuk menemaninya makan di kantin, dan yang lebih parahnya lagi hanya menemani aku tidak pernah di traktir atau sekedar di tawarinya, memang menyebalkan tuh orang

Sepertinya aku sudah cukup panjang lebar bercerita tentangku, langsung baca ceritanya aja gimana????

Mau yah???? Yuk langsung!!!

Cekidot!!!!

Seviirahmi :-*

Voment yaww!!!

TATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang