CBH #9

2K 200 17
                                    


" hmmm...si Kwon kemana ya? Udah 4 hari gak keliatan. Biasanya juga goda-goda mulu "

Jessica menopang dagunya sambil menatap kosong papan tulis di depan kelas.

" Nona Jung, silahkan kerjakan soal trigonometri ini ", perintah Pak Siwon ketika melihat Jessica yang sedari tadi tidak memperhatikannya.
Ia sibuk memikirkan Yuri.

" baik, Pak "

Jessica maju ke depan kelas dan mengerjakan soal yang cukup sulit bagi seluruh siswa di kelasnya dengan mudahnya.

" bagus sekali. Lain kali tolong perhatikan penjelasan saya di depan kelas Nona Jung. Saya tahu kamu adalah murid ber-IQ tinggi. Tapi tolong hargai saya saat pelajaran berlangsung "

" baik, Pak. Maafkan saya ", Jessica membungkuk pada Pak Siwon.

" baiklah. Jangan diulangi lagi. Kamu bisa duduk kembali "

Jessica membungkuk sekali lagi lalu kembali ke bangkunya.

Tatapan sinis dari seluruh mata di ruangan itu kembali tertuju padanya.

" belagu banget dia, mentang-mentang anak orang kaya. Pake sok pinter lagi ", celetuk salah satu siswi.

" emang kamu bisa kerjain soal tadi? ", balas teman sebangkunya.

" enggak sih...hehe "

" dasar!! ", ia memukul kepala temannya itu.

_______________________________________



Bel tanda istirahat makan siang telah berdering. Seluruh siswa SMA Soshi mulai berhamburan keluar kelas, termasuk Jessica. Ia berniat menuju kantin di lantai dasar untuk membeli makanan dan minuman. Namun ia berhenti sejenak ketika menoleh ke arah lapangan basket.

Terlihat beberapa siswa dengan seragam yang berbeda dari sekolahnya, sedang mengerubuti sesuatu, atau mungkin seseorang?

Jessica mendekat dan bersembunyi di balik pohon.

" BUGG..!! "

" hey, panggil teman-temanmu!! "

" jangan diem aja cupu!! "

" BUGG..!! "

" dasar, bisu lo ya! "

" panggil mereka cepet!! "

" BUGG...!! "


Jessica melihat seorang gadis bertubuh mungil sedang menjadi sasaran tembak bola basket. Gadis mungil itu sepertinya teman satu sekolahnya.

" ini gak bisa dibiarin ", ketika Jessica akan menghampiri gadis itu, tiba-tiba seseorang yang ia kenal betul postur tubuhnya, menghampiri kerumunan itu lebih dulu.

" HEY!! Apa-apaan kalian? Kamu gak apa-apa Jimin? Omo! Hidung kamu berdarah! "

Yuri mendorong dua siswi dari sekolah lain itu dengan kasar dan segera berjongkok untuk menolong teman sekelasnya tersebut.

" aku gak apa-apa Yul ", jawab Jimin berusaha menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Yuri membantunya berdiri.

" tapi wajah kamu, ah sial. Hey! Apa mau kalian?!! ", sentak Yuri.

" hahaha...ini dia yang dicariin, dia nongol sendiri tanpa dipanggil "

" gak usah basa-basi. Apa mau kalian?! "

" aah, oke. Sebelum itu, perkenalkan, namaku Choa. Kapten tim basket SMA Ace tahun ini "

Choa mengulurkan tangannya, namun Yuri menepisnya.

" apa mau kalian? ", Yuri terus menanyakan hal yang sama.

" wow, galak juga ya...hahaha. Aku cuma mau nantangin tim basketmu. Kita liat, tim mana yang lebih hebat ", ucap Choa sambil mendongakkan kepalanya demi menatap wajah Yuri yang jauh lebih tinggi darinya.

" masih ada kesempatan dikompetisi. Kita bisa buktikan disana ", sahut Yuri sengit.

" ah, sepertinya ada yang takut kalah nih. Iya kan Hyejeong, Chanmi? ", Choa bertanya pada dua temannya di belakang. Kedua gadis itu pun tersenyum sinis ke arah Yuri.

" aku gak takut! ", elak Yuri yang merasa diremehkan.

" kalo gitu mari bertanding, atau aku bakalan menyiksa si culun ini "

Choa mencengkeram lengan Jimin.

" jangan sentuh dia! ", Yuri balik mencengkeram pergelangan Choa.

" aaargghh!! Hyejeong! Chanmi! "

Kedua gadis itu segera memegangi kedua lengan Yuri, sementara Jimin mereka hempaskan dan terjatuh kembali.


" dasar pengecut ", ejek Choa tepat di depan wajah Yuri.

" hahaha...apa kamu gak sadar, kamulah yang pengecut. Suka main keroyokan "

Telinga Choa terasa panas mendengar ucapan Yuri. Ia bersiap memukul wajah Yuri dengan mengepalkan tangannya, namun seseorang mencengkeram pergelangan tangannya.

" bisakah kalian bersikap sopan? Kalian sedang berada di sekolah lain "

" eonni? "

Yuri terkejut dengan kedatangan Jessica. Jessica hanya melirik sekilas ke arah Yuri, kemudian kembali menatap Choa.

" kalau kalian bertingkah seperti ini, kalian akan mempermalukan nama sekolah kalian. Jadi, pergilah! "

Jessica menatap tajam mata Choa yang sedang meringis kesakitan pada pergelangan tangannya.

" lepas!! Ini bukan urusanmu! "

Choa menghempaskan tangan Jessica.

" jelas ini jadi urusanku, ini sekolahku. Dan kalian.... "

Jessica mengalihkan pandangannya pada tangan Hyejeong dan Chanmi yang sedang mencengkeram lengan Yuri.

" lepasin dia! Atau kalian tidak akan bisa merasakan kedua tangan kalian lagi. Selamanya "

Tatapan Jessica membuat kedua gadis itu bergidik ngeri. Dengan segera, mereka melepaskan lengan Yuri.

" sebaiknya kalian semua pergi, sebelum kalian membuat singa di dalam tubuhku ini keluar "

Jessica menatap mereka bagaikan menatap mangsa.

" awas kamu ya! Ayo, kita pergi! ", perintah Choa dan kemudian pergi meninggalkan Yuri, Jessica, dan Jimin.

" kamu gak apa-apa Jimin? "

Yuri mengaitkan lengan Jimin pada lehernya untuk membantunya berdiri. Jessica yang melihatnya kemudian menghampiri Jimin.

" biar aku aja. Ayo, aku bantu ", Jessica menyingkirkan tangan Jimin dari bahu Yuri, dan memindahkannya pada bahunya sendiri.

Ia menatap mata Yuri beberapa saat, sebelum pada akhirnya ia melihat wajah Jimin.

" sepertinya hidungmu patah ", ucap Jessica pada Jimin.








Annyeong 😁😁



Ada yang kangen author kah? 😅

Don't forget to vote and comment 🙇

Gomawoo 🙇🙇🙇

Comeback Home [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang