"Lalu mengapa aku masih berada disini dengan segengam masa lalu yang masih melekat dipikiran dan hatiku?"
****
Ricky tidak kembali setelah jam istirahat makan siang. Aku mulai bertanya-tanya dalam hati mengenai perihal Ricky yang tidak kembali. Apakah laki-laki itu menghabiskan waktunya bersama tunangannya?
"Han. Boleh tolong kamu bawakan berkas ini ke Yiru Company?" Intan menyerahkan sebuah map berwarna merah padaku. Aku menyergit binggung. Mengapa harus aku? Tanyaku dalam hati
"Semua OB dan OG lagi pada keluar. Pak Ky butuh dokumen penting ini untuk meeting setengah jam lagi. Kamu 'kan ada bawa mobil. Bisa kan?" ujar Intan seolah mengerti kebinggunganku. Bertemu dengan Ricky setelah mengetahui laki-laki itu telah bertunangan? It's totally not a good idea. Aku tidak mampu bertatap muka dengan Ricky (setidaknya untuk hari ini). Aku butuh menyembuhkan keterkejutanku. Oke. Aku menyebutnya dengan 'keterkejutan' karena aku tidak mungkin sedang patah hati. Maksudku, aku pasti tidak memiliki sisa perasaan pada Ricky lagi selain perasaan bersalahku padanya.
"Yang lain ngga bisa ya,tan? Kerjaanku masih banyak." Aku mencoba mengelak dengan menunjuk tumpukan kertas yang masih harus ku fotokopi tetapi Intan bersikeras harus aku yang mengantar dokumen itu kepada Ricky. Huh. Sial. Aku tidak punya pilihan lain selain menurut.
Tanganku mendingin selama perjalanan. Aku menjadi resah tidak menentu saat bangunan Yiru Company telah terlihat. Apa yang harus kulakukan pertama kali saat kami berpapasan? Haruskah aku tersenyum padanya atau berjabat tangan padanya? Argh. Kenapa aku harus bertemu dengan Ricky lagi? Aku menggerutu dalam hati.
Aku tidak menemukan Ricky di lobby seperti yang Intan sampaikan padaku sebelum kemari. Dimana laki-laki itu? Tanyaku dalam hati. Aku bergegas mengambil ponsel pintarku dari tas, berniat menghubungi Ricky, tetapi tiba-tiba aku teringat bahwa aku tidak memiliki nomor ponsel Ricky dan juga teman-teman kantorku. Gagasan itu membuatku merasa tidak nyaman.
Aku hendak menuju receptionist saat aku menangkap sosok Ricky sedang berada di seberang bangunan Yiru Company. Aku menghentikan langkahku dengan refleks dan pandanganku hanya tertuju pada Ricky. Dia terlihat sedang bergurau dengan orang-orang yang sama kulihat di ONX Company tadi dan sepertinya masih tidak menyadari keberadaanku sama sekali.
Ada sesuatu yang menarik perhatianku yaitu tawa Ricky yang terlihat begitu lepas. Laki-laki itu tidak pernah tertawa seperti itu dulu. Ricky yang dulu hanya tersenyum tipis setiap kali kami bercanda dan dia tidak pernah sekalipun mengajakku bergurau. Ricky versi kini terlihat lebih 'hidup' membuatku bertanya-tanya dalam hati. Apakah tunangannya itu yang memberi pengaruh sepositif itu pada Ricky?
Aku langsung memalingkan wajahku saat kedua pasang mata kami saling bertemu. Perasaanku menjadi tidak menentu. Tunggu. Mengapa aku merasa sedih dan malah memalingkan wajahku tadi? Tolol. Aku hanya akan terlihat semakin menyedihkan di hadapan Nico. Dia mungkin bisa berpikir aku masih menyimpan rasa padanya. Tidak. Tidak. Aku sudah melupakannya. Berkali-kali aku mencoba menyakinkan itu di dalam hatiku.
"Hanna. Sorry. Udah nunggu lama ya?" tanya Ricky setelah berdiri di hadapanku
Aku menggeleng sopan.
"Saya juga baru sampai kok pak. Ini dokumen yang bapak minta." Aku menyerahkan dokumen itu kepada Ricky. Ricky menerima dokumen itu setelah memastikan dokumen yang kuberikan sesuai dengan keinginannya. Samar-samar aku mencium wangi citrus dari parfum yang Ricky gunakan. Citrus? Sejak kapan selera Ricky berganti?
"Thanks."
Ricky tidak tersenyum ketika mengatakan itu. Dia menyerahkan dokumen itu kepada laki-laki di sampingnya kemudian berlalu meninggalkanku tanpa satu patah kata lainnya. Tak sadar aku menarik napas pelan melihat punggung tegap Ricky yang kian lama kian menjauh hingga tidak terlihat dari pandanganku lagi. Apa yang kuharapkan dari Ricky setelah kami berpisah begitu lama? Ricky telah sangat jelas membangun dinding pembatas di antara kami. Dia terlihat sangat ingin memusnahkanku dari hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooming Memories
RomanceHanna tidak pernah menyangka dapat bertemu dengan Ricky lagi setelah enam tahun lamanya mereka terbentang jarak dan waktu. Pertemuan yang terkesan sangat kebetulan itu membuat Hanna bertanya alasan takdir mempertemukan mereka kembali. 1. Semesta in...