Diki mengulurkan sebuah kristal berbentuk seperti telur kecil hijau dengan panjang sekitar tujuh sentimeter. Di tengahnya terdapar lubang kecil karena digunakan sebagai bandul.
"Seandainya pencuri kalung ini tidak kabur, kita pasti akan mendapat informasi lebih banyak," kata Diki seraya meletakkan benda yang dibungkus kain putih, isinya sudah jelas, lengan yang terpotong, diletakannya ke atas meja.
"Tidak ada masalah lain selain itu?"
Karina menatap dengan kepala yang dipenuhi pertanyaan. Ada satu masalah lagi saat misi berlangsung. Namun, sebelum dirinya mengungkap hal itu, perkataan saudaranya seketika cukup untuk membuatnya tutup mulut.
"Tidak ada masalah apapun selain itu," tegas Diki.
"Satu-satunya keanehan adalah bagaimana caranya si penculik yang mengaku sebagai Arika Rinkan itu melarikan diri," lanjutnya.
"Arika Rinkan?" gumam pria yang terlihat seperti profesor itu. "Bagaimanapun, orang ini telah membunuh, dia harus ditangkap untuk menegakkan hukum. Misi kalian telah gagal."
Kini, semuanya yang berada di ruangan itu dapat menyimpulkan kalau orang bernama Arika Rinkan ini namanya akan segera tertulis di daftar buronan negara.
"Apa maksud Diki mengatakan hal seperti itu?" Karina melontarkan salah satu pertanyaan yang mengganjal di otaknya.
Lelaki berambut cokelat di sampingnya hanya menghela nafas panjang.
"Aku akan menjelaskan," katanya."Ketika kau menanyakan tentang hubungan reruntuhan Surra dengan ini, kupikir lebih baik kujelaskan disini," lanjutnya.
"Jadi benar kau menyembunyikan sesuatu!" protes Karina.
"Kembali ke masa lalu. Ini adalah hal yang dirahasiakan dan mungkin hanya aku yang diberitahu," kata Diki.
"Waktu itu aku berusia delapan tahun. Saat sedang membaca buku yang sulit kupahami tentang reruntuhan kuil Surra, ayah menghampiriku dan bercerita banyak hal mengenainya. Bahkan beliau menceritakan hal-hal yang tidak tertulis di buku. Ia berkata 'Sesuatu yang sangat menakjubkan ada di sana. Kau memerlukan kunci untuk menemukannya.' Aku pun bingung dengan pernyataannya.
"Sewaktu kutanyai dia 'Apa itu?' ayahku menjawabnya dengan pandangan tajam ke arah jendela 'Jika ingin tahu, kau membutuhkan dua kristal suci Hinarum sebagai kuncinya, yang satu berwarna hijau dan yang lain merah.' Kuakui saat itu aku tidak tahu apapun mengenai kristal suci. Aku hanya mengetahui bahwa ayahku mempunyai kristal yang disebutnya, yang berwarna merah. Ia selalu meletakannya dengan kristal-kristal lainnya di rak buku ruang kerjanya di rumah." jelasnya.
"Dan semenjak penyerangan tiga tahun yang lalu, kau selalu mencari kristal yang berwarna hijau?" tanya sang komandan.
"Tidak, aku mencari keduanya." tukas lelaki muda itu.
"Bukankah kau mengatakan selalu melihat kristal Hinarum merah di atas rak buku?" heran Karina bertanya lagi.
"Beberapa hari sebelum penyerangan desa kita, aku tidak melihatnya lagi. Hampir setiap hari aku datang ke ruang kerja ayahku untuk membaca buku, tetapi hari itu dan seterusnya aku tidak melihatnya. Aku yakin pasti ia menyembunyikannya atau membawanya ke tempat lain. Sebelum akhirnya, dua bulan yang lalu aku mendapatkan kristal ini kembali di pelelangan item DCE. Aku tinggal mencari yang satunya lagi."
"Apakah ada alasan khusus?" tanya pemimpin Nevela itu sambil saling mengosok-gosokkan telapak tangannya yang kasar.
"Aku belum mengatakannya, ayahku selama ini mencari kristal hijau itu. Sangat tidak mungkin aku tidak mengetahuinya sedangkan hampir setiap hari ia berkelana jauh setelah melatihku beberapa teknik pedang, kemudian pulang setelah matahari terbenam dan bercerita banyak hal padaku mengenai item-item yang ditemukannya. Sebelum pada akhirnya ayahku memberitahukannya sendiri. Perburuan seumur hidup atau apalah katanya. Bahkan jika beberapa tahun kedepan dirinya tidak dapat menemukannya, aku dituntut untuk membantunya, demi tujuan membuka gerbang," jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimensi 27 #1 END
FantasyDiki Milfana, Seorang swordsman sekaligus magician muda lulusan Akademi terkenal di kotanya, baru saja bergabung ke serikat militer Nevela. Di serikat itulah ia dan saudara sepupunya, Karina Milfana, mendapatkan misi khusus pertama mereka. Dalam per...