7

21.7K 941 118
                                    

Braaaakkk!!!

Suara gebrakan meja begitu keras memekakan telinga, meja itu retak akibat pelampiasan emosi empunya.

"Sial! Bedebah itu, kemana dia membawa murid kesayanganku!" ujar wanita tua yang masih tampak sangat muda itu marah. Rambut blonde yang ia kucir empat bergoyang-goyang lembut kala ia mondar-mandir memikirkan sesuatu.

"G-godaime-sama, kami sudah melacaknya dengan anjing ninja tapi kami sama sekali tidak menemukam jejak apapun," ujar salah satu jounin dengan peluh dikeningnya kala ia takut sekaligus gugup mendapati wanita nomor satu didesanya itu marah.

Sedangkan kedua temannya sudah gemetar hebat kala melihat retakan yang timbul dimeja itu.

"Sial! Itu pasti karena Sasuke sudah menyembunyikan chakra dan bau Sakura," geram wanita itu tertahan.

"Ta-tapi kami mencium bau tubuh Sakura-san yang sangat samar di ujung jurang yang sangat cumar Godaime-sama, kemungkinan Sakura-san sudah ter-"

"Muridku tidak selemah itu!" wanita itu memotong cepat perkataan jounin  didepanya, ia tahu apa maksudnya. Mereka akan mengatakqn bahwa muridnya sudah terbunuh lalu dilempar kejurang. Itu mustahil, jika Sasuke melakukannya. Tapi melihat Sasuke yang tak segan nyaris membunuh Raikage serta memburu jinchuriki delapan membuat hal mustahil utu busa saja menjadi mungkin, dan itu semakin membuatnya khawatir. Baginya Sakura sudah ia anggap sebagai putrinya sendiri.

"Pokoknya aku tidak mau tau, kalian harus membawa Sakura kembali. Bahkan kalian boleh membunuh Uchiha Sasuke jika dirasa perlu!" titahnya tegas.

Braakk!

Suara pintu dibanting keras merebur atensi mereka. Sang Wanita menatap marah pada pria berambut pirang jabrik dengan tajam. Sedangkan yang ditatap tak segan membalikan tatapan yang tak kalah tajam.

"Aku tidak akan membiarkan kau melakukan itu Stunade-bachan!"

"Naruto! Kau tidak tahu ini sedarurat apa!"

"Kau yang tidak tahu bachan! Sasuke seperti itu juga karena salah desa! Dia tak sepenuhnya salah- "

"Berhenti membual Naruto! Apa yang bisa kau lakukan sebagai hokage jika kau dalam kondisi seperti ini! kau tahu desa dalam darurat, kita terancam berperang dengan Kumogakure jika tak menyerahkan bedebah itu! Apa yang kau harapkan dari seorang kriminal sepertinya!?"

Naruto sangat marah mendengar perkataan wanita didepannya, ia mengepal erat kedua telapak tangannya, menundukan kepala sejenak kemudian menatap tajam menusuk tepat pada iris hazel wanita itu.

"Aku... Jika aku menjadi hokage maka aku akan sangat malu karena sebagai hokage menyelamatkan satu temanku saja aku tidak bisa, lalu untuk apa gelar itu diberikan," ujar Naruto penuh penekanan.

Stunade yang mendengar itu begitu tertohok, tapi ia tak memiliki pilihan lain. Tugasnya sebagai hokage adalah mengambil keputusan yang terbaik untuk semua orang, itulah tugasnya.

"Bodoh! Kau sangat bodoh Naruto, kau pikir jik- "

"JIKA ITU ARTI PINTAR YANG SEBENARNYA MAKA SELAMANYA MENJADI BODOH PUN, SAMA SEKALI TAK MASALAH BAGIKU!!!" teriak Naruto lantang, ia sangat geram mengetahui bahwa temannya akan dibunuh. Tidak, ia tidak mau kehilangan sesuatu yang berharga bahinya lagi. "Soal Sakura, aku pasti akan menemukannya" lanjut Naruto kemudian melegang pergi tanpa permisi meninggalkan ruangan itu.

Sedangkan ketiga jounin disana masih terdiam teraku melihat adegan langka didepannya.

"Apa yang kalian lihat!? Laksanakan perintahku!"

Revenge or Safe me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang