Part 9

3.1K 464 32
                                    

Sebagian wanita menganggap punya sahabat pria itu menyenangkan. Tapi resiko terbesar adalah 'Jatuh Cinta'.

(Namakamu) berjalan ke arah kelasnya dengan langkah terseret, matanya terlihat sembab karna semalaman lagi lagi ia menangisi Iqbaal

(Namakamu) memasuki kelas dan sudah mendapat pemandangan yang membuat hatinya sakit, yaitu Iqbaal dan Leta yang sedang berduaan

(Namakamu) mengabaikannya dan berjalan ke bangkunya, untung Jeno sudah datang

"kenapa?" tanya Jeno

"Gapapa" jawab (Namakamu) datar
"bohong." ucap Jeno

"apasih?"
"lo aneh, makan aja yuk ke kantin" ajak Jeno
"Kenyang"

Jeno memegang kedua pundak (Namakamu) dan mereka berhadapan "cerita sama gue lo kenapa?" Jeno melihat mata (Namakamu) yang sembab

(Namakamu) menatap sendu Jeno, lalu ia memeluk Jeno, untung kelas masih sepi hanya ada mereka ber-4 Iqbaal, Leta (Namakamu) dan juga Jeno

"Kenapa?" Tanya Jeno lembut
"Hiks...salah gak si Je kalo gue Sayang sama sahabat sendiri" tanya (Namakamu) pelan

"Sayang sama sahabat itu wajar, gue aja sayang sama lo" ucap Jeno

(Namakamu) menggeleng "beda Je, lebih dari sahabat"

"Iqbaal?" Tanya Jeno
(Namakamu) mengangguk

Jeno melepaskan pelukkannya, (Namakamu) menundukkan kepalanya
Jeno memegang dagu (Namakamu) dan mengangkatnya "angkat kepala mu princess nanti mahkota mu jatuh"

"Jenap!"
Jeno terkekeh "udah ah jangan nangis jelek tau! Mending gue traktir bubble aja mau ga?"

(Namakamu) mengangguk "yaudah yo gue traktir sampe puas" ucap Jeno lalu mereka pergi

Iqbaal menatap sendu kepergian (Namakamu) dan Jeno
"Baal? Aku rasa kamu jauhan sama (Namakamu)? Kenapa?" Tanya Leta

"Engga ko kita ga jauhan" jawab Iqbaal
"Aku minta kamu jangan terlalu deket ya sama (Namakamu). Kamu kan punya aku" ucap Leta

"Siap cantik"

"(Namakamu)!" (Namakamu) menengokkan kepalanya ke belakang dan ia melihat Iqbaal yang berdiri bebrapa meter darinya

"Apa?" Tanya (Namakamu) datar

Iqbaal berlari ke arah (Namakamu) "lo masih marah gara-gara semalem?"

"Menurut lo?" Tanya (Namakamu)
"Ko lo jadi kaya anak kecil sih sekarang? Dikit-dikit ngambek, gue kan juga punya kehidupan sendiri gak selamanya sama lo terus" ucap Iqbaal

(Namakamu) mengangkat sebelah alisnya "kaya anak kecil kata lo? Lo gatau seberapa sakitnya gue pas lo ngebatalin acara kita dan lo lebih milih jalan sama pacar lo itu kan? Seharusnya semalem gue nolak ajakkan lo karna gue udah tau lo gabakal nepatin janji lo! Kalo tau jatuh cinta sakit gabakal gue mau kenal yang namanya cinta-cintaan!"

"Maksud lo?" Tanya Iqbaal bingung

(Namakamu) terkekeh "lo gatau kan kalo selama ini gue suka sama lo? Iyalah lo aja gapeka sama sekitar lo! Dengan seenak jidat lo, lo bilang ke gue kalo lo suka sama Leta, lo jalan sama Leta dan lebih mentingin dia daripada gue, lo tau ga? Tiap malem gue nangisin lo! NANGISIN LO BAJINGAN!"

Iqbaal tertegun dengan pengakuan (Namakamu)

"Lo..suka gue? Bukannya--"

"Iya gue tau kita udah janji gaboleh ada rasa satu sama lain kan? Oh dan sekarang gue ngerti kenapa lo cuma bilang kaya gitu ke gue, karna lo udah suka Leta dari dulu kan? Pinter juga otak lo!" Amarah (Namakamu) sudah tidak bisa tertahankan. Mereka berada di lorong sekolah yang sudah sepi

"Kenapa lo gapernah bilang kalo lo suka sama gue?" Tanya Iqbaal

"Percuma lo juga gabakal nanggepin"
"Sejak kapan?" Lirih Iqbaal

"Udahlah gapenting! Dan satu lagi, tadi lo bilang lo punya kehidupan sendiri dan gak selamanya bakal sama gue terus kan? Ok mulai sekarang gue gabakal ganggu kehidupan lo lagi. Lo bisa bebas mau ngapain aja tanpa perduliin gue! Anggap aja kita gapernah kenal. Semoga hidup lo bahagia!" Setelah itu (Namakamu) melangkah pergi

Iqbaal diam mematung memandang kepergian (Namakamu)

'Kira-kira Singkat nya begini,
Kau harus bahagia meskipun tidak harus denganku.

Namun kau juga harus mengerti, aku benci kalimat ini'

[4] Cinta dan RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang