Part 18

3.3K 486 24
                                        

akhirnya (namakamu) pulang bersama Kiki, karena rumah nya tidak terlalu jauh dari rumah Iqbaal mereka pulang dengan Kiki yang memboncengi (namakamu) menggunakan sepeda nya, (namakamu) berdiri di pijakan yang ada di sepeda itu sambil memegang bahu Kiki

"(namakamu) gak mau cerita?" Tanya Kiki membuat (namakamu) bingung

"cerita apa Bang?" tanya (namakamu) balik

"selama ini (namakamu) kenapa? dan kenpa tiba-tiba mimisan?" tanya Kiki membuat (namakamu) diam mematung

"Kata Bima dia juga pernah liat Lo mimisan waktu di kamar, sebenernya lo kenapa, Dek?" lagi-lagi ucapan Kiki membuat (namakamu) semakin bungkam

"(namakamu) cerita nanti kalo kita udah sampe di rumah, tapi (namakamu) minta untuk saat itu biar (namakamu), Bang Kiki dan Bima aja yang tau," ucap (namakamu) dan Kiki hanya mengangguk, ia semakin semangat mengoes sepeda nya karena Kiki sudah tidak sabar dengan penjelasan sang adik

***

"Leukimia?"

(namakamu) menatap kedua orang terpenting dalam hidup nya dengan sendu lalu ia mengangguk pelan

"(namakamu) jangan bercanda!" sentak Bima

"buat apa (namakamu) bercanda Bima?! Penyakit kayak gini bukan buat bahan bercandaan!" balas (namakamu) dengan air mata yang mengumpul di pelupuk mata nya

Bima menundukkan kepalanya dan mengusap wajah nya kasar, Kiki masih menatap kertas yang ada di tangannya. Kertas itu adalah hasil pemeriksaan kesehatan (namakamu)

"(namakamu) kenapa baru bilang sama kita? (namakamu) tau kan kalo ini bukan penyakit biasa?" tanya Kiki sambil menatap sedih Adiknya

"(namakamu) cuma gka mu ngerepotin kalian, (namakamu) udah banyak nyusahin selama ini. hiks.." ucap (namakamu) sambil menghapus air matanya

"sejak kapan? sejak kapan kamu jadi beban buat kita? apa guna nya Abang (namakamu)?" Tanya Kiki sambil menahan tangis nya

"maaf Bang, tapi (namakamu) mohon penyakit (namakamu) biar kita aja yang tau, (namakamu) gak mau ngerepotin banyak orang," ucap (namakamu) dan Kiki dan Bima hanya bisa menghela napas

"Mulai besok kita harus ke rumah sakit buat pengobatan kamu," ucap Bima

"percuma Bima, kanker nya udah stadium 2, Dokter bilang harapan hidup aku cuma bisa 5 tahun, udah cukup aku ngerepotin kalian"

"gaada yang percuma (namakamu)! Kita harus berusaha! Kamu pikir aku sama Bang Kiki bakal diam aja waktu tau kamu sakit? Dokter bukan Tuhan yang bisa tau kapan kamu meninggal!" sentak Bima membuat (namakamu) tambah menangis

(namakamu) hanya tidak ingin merepotkan banyak orang di sisa hidup nya

***

hari ini (namakamu) kembali berangkat sekolah, ia diantar oleh Kiki dan juga Bima mereka akan memastikan kalau (namakamu) sampai di sekolah dengan selamat

"inget (namakamu), pulang sekolah nanti kamu harus ke rumah sakit. Kita jemput kamu, tunggu di kelas biar aku yang ke kelas kamu," ucap Bima dan (namakamu) hanya mengangguk

(namakamu) mencoba membuat Kiki dan Bima untuk tidak khawatir dengan nya, (namakamu) bilang kalau ia bisa jaga diri lagian kalau di sekolah ia juga bersama dengan Jeno jadi Kiki dan Bima tidak perlu khawatir

Mobil yang di kendarai Kiki berhenti di pagar sekolah, dari dalam mobil (namakamu) melihat Jeno yang menunggu di depan gerbang, setelah melihat mobil Kiki ia langsung menghampiri

"sana sekolah yang bener, kalo ada apa-apa langsung telpon atau kamu bilang dulu sama Jeno. Bima sayang (namakamu)," ucap Bima sambil mennghadap ke kursi tengah karena memang (namakamu) duduk di kursi tengah

[4] Cinta dan RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang