part 16

3.2K 435 21
                                        

"temen kamu kenapa ngeliatin aku gitu banget sih?" Bisik Bima yang ada di samping (namakamu)

"Dia emang kayak gitu, udah diemin aja," balas (namakamu) dan Bima hanya mengangguk

Ya, Jeno ikut dengan (namakamu) dan juga Bima ke rumah (namakamu) berhubung Jeno juga tidak membawa motor nya karena sedang berada di bengkel

"Jadi ini (nam), someone special nya?" Tanya Jeno dibalas anggukan oleh (namakamu)

"Gue special juga gak?" Ucapan Jeno membuat (namaku) tertawa

"Emang Lo martabak special?" Kekeh (namakamu)

"Lah terus dia kenapa special buat Lo? Kan dia bukan martabak?" Tanya Jeno dengan wajah polos nya

"Tolong lah Jen, jangan kepo dulu gue males jawab nya," ucap (namakamu) membuat Jeno mendengus kesal

Bima hanya diam, ia tidak mengerti dengan situasi sekarang

"Bima capek ya? Istirahat sana biar nanti (namakamu) yang bikinin makan siang," ucap (namakamu) membuat Bima mengangguk

"Bima ke kamar ya, kalo ada apa-apa teriak aja," ucap Bima dibalas anggukan oleh (namakamu)

Bima berjalan menaiki anak tangga sampai akhirnya ia sudah tidak terlihat lagi

"Pacar Lo?" Tanya Jeno

"Kalo iya kenapa kalo bukan kenapa?" Tanya (namakamu) balik

"Gantengan gue!" Ucap Jeno sombong membuat (namakamu) mendengus kesal

"Udah sana pulang! Ngapain masih disini?" Ucap (namakamu)

"Ya mau main lah! Lagian Lo berduaan sama cowok di dalem rumah emang gak takut diapa-apain?" Tanya Jeno

"Enggak! Udah sana pulang!" Usir (namakamu) membuat Jeno mencebikkan bibir nya

"Yaudah gue pulang!" Ucap Jeno setelah itu ia keluar dari rumah (namakamu) tanpa mengucapkan salam seperti biasanya

(Namakamu) tertawa kecil, Jeno benar-benar menggemaskan

***

Malam ini (namakamu) dan Bima sedang berjalan-jalan di sekitar komplek, mereka sedang jajan di tempat yang biasa (namakamu) kunjungi

"Bima, (namakamu) ikut ke Kanada boleh?" Tanya (namakamu), mereka sedang duduk di kursi plastik sambil memakan bakso

"Enggak, (namakamu) mau ngapain disana? Kan harus sekolah disini," kata Bima membuat (namakamu) mengerucutkan bibir nya

"Ya (namakamu) pindah sekolah ke sana lah Bima!" Ucap (namakamu) kesal

"Kenapa emang?" Tanya Bima

"(Namakamu) bosen disini, mau ikut aja sama Bima," ucap (namakamu) membuat Bima terkekeh

"Selain itu?"

"Gak ada!"

"Yakin?"

"Hmm.." balas (namakamu), Bima memang tau sifat (namakamu) dan sekarang Bima tau kalau ada sesuatu yang sedang ditutupi oleh (namakamu)

"Bima sih mau aja ajak (namakamu) ke Kanada, tapi gimana sama ayah sama ibu? Bang Kiki juga pasti gak bakal setuju," kata Bima, orang tua (namakamu) sedang sibuk di luar negeri karena mengurus bisnis mereka sedangkan Kiki sedang berkuliah di Bandung dan akan pulang ke rumah satu bulan sekali

"Mereka pasti setuju kok! Lagian di rumah (namakamu) juga sendiri Bim," ucap (namakamu) sambil memasang wajah kesal nya

"Hmm.. nanti kita omongin lagi ya?" Kata Bima dan (namakamu) hanya bisa mengangguk setelah itu mereka menghabiskan makanannya

Setelah selesai makan Bima membayar makanan yang mereka pesan setelah itu mereka kembali ke rumah dengan berjalan kaki, memang mereka sengaja tidak menggunakan kendaraan biar sehat katanya

"(Namakamu) kenapa gak main sama Iqbaal?" Tanya Bima di tengah-tengah perjalanan mereka

"Gapapa," jawab (namakamu)

"Yakin?" Tanya Bima dan (namakamu) menghela napas kasar

"(Namakamu) gak suka Iqbaal yang sekarang Bima, semenjak dia punya pacar dia jadi lupa sama (namakamu)," ucap (namakamu) membuat Bima tersenyum kecil

"Terus kenapa lagi?" Tanya Bima

"Dia bilang kalau (namakamu) itu anak kecil yang pura-pura dewasa, dan dia marah sama (namakamu). Padahal harus nya (namakamu) yang marah sama dia!" Ucap (namakamu) kesal membuat Bima tertawa kecil

"Bima kenapa ketawa?! Gak ada yang lucu!" Ucap (namakamu) kesal namun Bima masih tetap tertawa

(Namakamu) menghentakkan kaki nya kesal dan membuang wajah nya ke arah lain, keadaan kembali hening

"(Namakamu) suka Iqbaal?"

(Namakamu) menolehkan kepalanya ke arah Bima yang sedang menatap nya, "maksud Bima?"

"Bima tanya, (namakamu) suka Iqbaal?" Ucap Bima mengulang pertanyaan nya lagi

(Namakamu) diam beberapa saat setelah itu mengangguk kecil, Bima kembali tersenyum kecil dan merangkul (namakamu)

"Udah biasa (namakamu)," ucap Bima

"Apanya yang biasa? Suka sama sahabat sendiri itu bukan hal yang biasa Bima!" Ucap (namakamu)

"Siapa bilang? Udah banyak kok yang ngalamin kayak (namakamu) gini, dan jalan keluar nya cuma dua. Harus berhenti sama perasaan (namakamu) atau biarin keadaannya terus kayak gini sampai kalian bener-bener kayak orang asing." Ucap Bima membuat (namakamu) terdiam

"Sebenernya gak semua nya harus berakhir seperti yang Bima bilang, kalau dua-duanya sama-sama punya rasa mungkin mereka bakal pacaran? Tapi resiko nya kalau mereka putus dengan cara yang gak baik mereka gaakan bisa seperti dulu, gaada lagi yang namanya sahabat ada nya cuma mantan pacar yang memberikan kesan buruk," ucap Bima dan membuat (namakamu) terus diam

"Jadi, (namakamu) harus apa Bima?" Tanya (namakamu) sambil menatap Bima

"(Namakamu) harus memilih, mau berhenti menyayangi Iqbaal lebih dari sahabat atau tetap di posisi ini sampai kalian bener-bener kayak orang asing," ucap Bima

"(Namakamu) bingung Bima!" Ucap (namakamu) sambil mengerucutkan bibir nya

"(Namakamu) masih bisa pikir-pikir dulu, jangan gampang ambil keputusan," ucap Bima setelah itu ia tersenyum manis

Bima memang selalu menjadi pendengar yang baik

***

Adirajada Bima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adirajada Bima

Bang Felix nih wkwkw

[4] Cinta dan RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang