Ini adalah teka-teki sejak dahulu kala sering dilontarkan oleh anak-anak, dijadikan bahan canda dan dianggap remeh.
Namun, layaknya puisi tanpa sebab, semua kata yang ada di dunia ini pasti memiliki arti.
Sekarang, aku tanya kepadamu, api, bumi, dan para iblis, mana yang akan mati lebih dulu?
***
Theead bagian tengah
Meysea Ballorien tengah berkuda bersama sang ayah dan para pengawal dari bentengnya pada pekarangan luas bak permadani hijau yang membentangi bumi. Udara di Theead sangatlah sejuk dan nyaman, wewangian dari berbagai aroma rempah berebutan menyusupi penciumannya. Gadis itu tidak bisa mengenalinya satu persatu, tetapi ketika berada di tanah kelahirannya, tidak pernah ia hirup aroma seharum itu.
Berbeda dengan Sunburst yang kebanyakan hanya berupa gurun dan sabana, Theead sangatlah hijau dan asri. Kedua sisi pulau dikelilingi oleh hutan lebat yang lumayan luas. Dari pekarangan ini, Meysea bisa melihat pepohonan yang berjajar nun jauh di sana. Itu adalah bagian dari Montmery Hills, hutan yang sejak kecil hanya ia dengar dari mulut ke mulut. Memandang dari sudutnya saat ini, yang bisa ia lihat hanyalah pohon-pohon hijau yang bergumul layaknya ikatan sayuran.
Meysea memalingkan pandangan, kembali pada jalanan yang kudanya tempuh. Busur dan tabung berisi anak panah tersampir pada pundak. Berbagai perbekalan dan tempat air minum digantungan pada sisi kudanya, yang setiap kuda itu melangkah, barang-barang itu ikut berjengit. Salah satu pengawal yang berada di depan Meysea dan ayahnya membawa panji yang berkibar dengan lambang kepala singa, berlatar belakang emas dan cokelat. Angin sejuk di tempat ini memang sering berembus, berkebalikan dengan Sunburst.
Ini adalah kunjungan pertama kali Meysea—sekaligus Klan Helione ke tanah Theead. Selama ratusan tahun berselisih atas klaim takhta Eranor, Raja akhirnya mengundang klan mereka untuk berdamai dengan menghidangkan makan siang yang Meysea tebak akan berlimpah ruah. Berdasarkan sejarah kuno Eranor yang pernah Meysea pelajari, juga dari cerita anggota keluarganya, Helione dan Decraz selalu berselilih atas mahkota. Sejak tragedi yang melanda Eranor beberapa waktu sebelum itu. Keturunan kedua klan yang mewariskan kuasa dari para kepala tertinggi selalu berebut atas takhta Eranor, hingga pada suatu hari klan berlambang benteng itu memenangkannya.
Sejak saat itu, sampai sebelum Raja mengundang keluarga Meysea untuk bersantai dan makan siang di istana, Decraz dan Helione masih sering berselisih dalam perang dingin. Bahkan ayah Meysea kadang masih sempat untuk memperbincangkan pemindahan mahkota ke kepalanya dengan aliansi klan yang lain.
Ketika mendapatkan gulungan perkamen dari gagak yang dikirimkan oleh Decraz, Meysea kira mereka akan mendapatkan gertakan lagi—atau bahkan ancaman perang, tetapi ia salah. Ayahnya pada saat pertama kali membaca juga tak percaya, meski begitu, itulah yang tertulis pada perkamen tersebut.
Andai saja portal sihir seperti yang disebutkan buku sejarah masih ada. Meysea membatin. Perjalanan mereka pasti tak akan memakan waktu yang cukup panjang. Mereka tak harus melewati ombak Nymadoa yang sedikit ganas. Setidaknya, pemandangan di sini membuat beberapa kelelahan Meysea terbayar.
"Kau tahu, Anakku?" Sang ayah akhirnya berujar, "tiap kali aku melihat dedaunan berjatuhan selama perjalanan kita, aku selalu memikirkan ibu dan adikmu di rumah kita." Keduanya memiliki wajah yang hampir mirip, dengan kulit kuning langsat yang bercahaya dan manik hitam yang tajam. Meski begitu, rambut sang ayah telah memutih pada beberapa bagian.
Namun, Theead adalah tempat yang lebat dengan daun. Selama perjalanannya, Meysea mungkin sudah melihat ribuan daun yang menjumpai bumi. Ditatapnya sang ayah yang duduk tegap dengan armor kebanggaannya. Pakaian perang milik Klan Helione memang patut untuk dibanggakan, Meysea mengakui hal tersebut—apalagi milik ayahnya. Armor itu dilapisi oleh emas yang yang berkilauan, dibentuk sedemikian rupa dengan ruas-ruas yang elok dan elegan. Ayahnya pernah bercerita, zirah itu begitu ringan sehingga ia bagai menari ketika berpedang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crimson Pawns (A Crownless King #1) (ON HOLD)
FantasíaEranor--sebuah dimensi telah terbentuk dari suatu mantra kuno yang merajuk pada sihir hitam dan entah atas rapalan siapa tempat itu tercipta. Kini, dimensi tersebut hampir kehilangan keseimbangan. Setelah berabad-abad berdiri dengan agung, setelah r...