IX

32 5 0
                                    

Alam membelaiku agar terbangun, untuk membuatku tahu akan sesuatu; bahwa kenyataan yang sebenarnya tidak ada di balik kelopak mata.

Tanyanya; sadarkah kalian jika bumi terus menjerit meminta pertolongan?

Sayangnya, semua terlalu tuli dan tak acuh, memperebutkan hal yang sama sekali tak penting.

***

Alun-alun, Theead bagian utara, Eranor, Tahun 776

Festival tadi yang begitu meriah dengan pawai drumben dan tenda-tenda kecil yang menjajakan dagangan ternyata hanyalah bagian depan dari festival itu sendiri. Semua jalan yang ada untuk menuju barat disulap menjadi festival warna-warni yang meriah. Tak ada jalan lain selain memasuki melewati festival ini dan berjalan kaki menuju barat—berdasarkan informasi yang mereka dapat, wagon akan jarang sekali menarik penumpang saat festival macam ini berlangsung.

Ini sudah hari ketiga. Alice menghela napas, tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan selain berjalan ke barat, dan juga tidak tahu hal macam apa lagi yang bisa terjadi. Kehidupannya di dunia aslinya juga perlahan menjadi ternomorduakan. Wajah maupun rambutnya pasti sudah lusuh dan berantakan, selama beberapa hari ini ia tidak menemukan cermin selain genangan-genangan air di jalanan. Itu juga tidak berguna baginya karena ia lebih memilih untuk tidak melihat tampilannya—berjalan tanpa mengetahui penampilanmu lumayan buruk lebih baik dari pada mengetahuinya dan berjalan dengan dipenuhi rasa konyol. Walaupun keduanya tetap sama saja.

Alice mengamati antrean panjang yang harus ia lalui lebih dulu sebelum memasuki festival yang sesungguhnya. Orang-orang yang berbaris di depannya memakai warna pakaian yang tidak mencolok. Seperti kemeja putih gading dan rompi cokelat, atau kaos cokelat muda dengan celana hitam, dan baju-baju terusan serta gaun-gaun berwarna serupa. Tidak sedikit juga yang memakai tudung gelap seperti yang ia pakai, udara di tempat ini mendukung pakaian macam apapun.

Di samping Alice, Isaac berdiri dengan enggan sembari menyilangkan kedua tangan. Wajahnya terus ditekuk sehingga Alice tidak tahu peristiwa mana saja yang kelihatannya telah menghancurkan mood—nya. Pemuda itu sejak tadi hanya sedikit bicara, mengingat Liam yang terus melontarkan kata hampir setiap menitnya, Isaac terlihat begitu berbeda. Beruntung, Alice juga tidak terlalu banyak bicara sehingga ia tidak keberatan. Isaac beberapa inci lebih tinggi dari Liam, sehingga Alice harus lebih mendongakkan kepala ketika berbicara—walau hanya sebentar—dan ironisnya lagi, sampai saat ini Alice masih juga belum mengetahui nama pemuda itu.

Ia tidak pernah terang-terangan memberi tahunya, dan melihat sikapnya yang seperti itu, Alice juga sungkan untuk bertanya. Entahlah, gadis itu pikir ditambah dengan suasana yang seperti ini menanyakan nama kedengarannya seperti sesuatu yang kurang tepat. Meski begitu, Alice masih tidak bisa berlama-lama menatap manik yang kini sedang mengamati rumput. Mungkin lebih mudah seperti itu—Alice tidak harus mengetahui namanya sehingga ia merasa lebih leluasa untuk tidak terlalu banyak berinteraksi dengannya. Merasakan energi aneh dari matanya menjadikannya juga untuk merasa janggal berada di dekatnya.

Semakin mereka maju, Alice semakin bisa mengamati gerbang depan festival. Tidak seheboh layaknya apa yang ia bayangkan, tetapi gerbang itu berupa gapura yang dihias berbagai warna dan ornamen. Gadis itu bisa melihat beberapa hal yang berada di baliknya karena pembatas antara festival bagian dalam dan luar hanya setinggi leher. Tenda-tenda besar seperti tenda sirkus, atau benda-benda tinggi lainnya memenuhi tempat di balik pembatas tersebut, beserta dengan suara ramai yang ada.

Ketika sudah semakin dekat dengan pintu masuk, Alice melihat seorang pria yang bertugas sebagai penjaga memeriksa satu persatu orang-orang yang akan memasuki festival. Ia kira itu hanyalah pemeriksaan biasa—seperti apakah dia menyimpan senjata di dalam keranjang makanannya atau tidak. Namun, ketika melihat hal selanjutnya yang dilakukan oleh sang penjaga, Alice mematung di tempat saat itu juga.

The Crimson Pawns (A Crownless King #1) (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang