Yaudah

2K 430 184
                                    

Seonho natap Guanlin yang berdiri didepannya, napas keduanya berantakan. Saling kejar-mengejar. Bukan. Mereka bukan habis lari-larian, tapi mereka baru aja meluapkan emosi mereka.

Guanlin ngebuang mukanya, habis itu ngusap kasar wajahnya. Ga habis pikir kenapa Seonho masih ga ngerti kalo Guanlin gasuka Seonho terlalu deket sama cowok lain terutama Gunhee—murid pindahan disekolah mereka. Guanlin jengah sama kedekatan mereka.

Kenapa Seonho masih ga paham juga sih?

Kenapa mereka harus sampe berantem kek gini sih?

"Yaudah. Sekarang kamu maunya gimana?" tanya Seonho akhirnya. Dia lama-lama sebel juga Guanlin yang kelewat posesif, apa salahnya sih temenan baik sama cowok lain? Gunhee orangnya rame dan baik, apa yang salah dari itu?

Gaada yang salah.

Tapi ketika seseorang itu cemburu, gaada kata temen didalemnya, Ho. Semuanya bakal dicemburuin.

"Jauhin Gunhee, udah. Itu doang, Ho."

Seonho mendengus, mengacak rambutnya sebal dengan tingkah Guanlin. "Dia itu cuman temen aku, Guanlin!" udah ga keitung berapa kali Seonho ngucapin hal serupa, dan udah ga keitung juga berapa kali Guanlin berdecak.

"Sebegitu susahnya ngejauhin dia, Ho!? Jangan-jangan kamu suka dia lagi!?" Guanlin lepas kontrol, cowok itu ngebentak Seonho untuk pertama kalinya. Menuduh cowok itu berpaling darinya. Seonho diem, tersinggung sama perkataan Guanlin.

Kemudian ketawa sarkastik dengan airmata menggenang dipelupuk, "Segampang itu aku dimata kamu, Guanlin?" tanya Seonho pelan, dia udah nahan tangis. Guanlin yang masih kebakar cemburu bodo amat.

"Yaudah." Ujar Seonho lagi dengan nada final. Guanlin natap Seonho.

"Ayo putus." Lanjut Seonho, memaksakan senyumnya sebentar sebelum akhirnya melangkah pergi meninggalkan apartment Guanlin. Meninggalkan Guanlin yang masih diem mematung ditempatnya.

...

Guanlin menatap hapenya yang menampilkan kontak Seonho dengan gusar. Cowok itu daritadi mengetikkan kata maaf lalu menghapusnya, berat rasanya hanya sekedar menekan tombol hijau pada kontak itu.

"Hh." Guanlin mengacak rambutnya sebal. Ini sudah lima jam berlalu dari kata putus itu dilontarkan oleh mulut Seonho, dan selama itu pula Guanlin uring-uringan di apartmentnya. Mengeluarkan sumpah serapah dengan kata-kata kotor yang dia tau dalam hidupnya.

"Shit." Desahnya kasar sambil bangkit dari duduknya. Dia gabisa diam kek gini aja, dia harus nemuin Seonho sekarang, harus nyelesein masalah mereka dengan cara lain. Guanlin meraih mantelnya yang menggantung di samping pintu apartment-nya. Kemudian membuka pintu apartment-nya.

Guanlin terdiam.

Menatap seseorang yang terpaku didepan pintu apartment-nya.

Seseorang yang membuatnya uring-uringan ada didepannya.

Seonho menggigit bibir bawahnya, menatap Guanlin ragu-ragu. Matanya sudah berair, "A-aku—" Seonho tercekat, mati-matian nahan tangis. Sementara Guanlin cuman diem menatap Seonho.

"—maaf." Cicit Seonho akhirnya. Ngeberaniin diri menatap Guanlin dimatanya. Guanlin masih diem, ga bersuara sama sekali. Seonho ngusap matanya pake punggung tangannya, ngerasa canggung karena gaada respon sama sekali dari Guanlin.

Seonho memaksakan senyumnya, "Ya-yaudah, aku pulang." Pamit Seonho cepet lalu muter badannya. Belum ada dia ngelangkah, tangannya udah ditarik sama Guanlin. Ngebuat Seonho balik lagi dan nubruk dada Guanlin.

Tangan Guanlin bergerak, melingkari pundak Seonho.

"Kamu pikir kamu bisa pergi semudah itu dari hidupku, Yoo Seonho?" bisik Guanlin pelan, Seonho ngedongak. Menatap Guanlin yang lagi nunduk natap dia. Belum sempat dia mencerna apa yang terjadi, bibir tebal Guanlin menyambar bibirnya.

Seonho melebarkan matanya, dan bisa melihat mata Guanlin yang terpejam damai. Bibir Guanlin bergerak, melumat lembut bibir atas dan bawah Seonho secara bergantian. Sedangkan tangannya bergerak menahan tengkuk Seonho.

Perlahan, Seonho mulai larut dan ikut memejamkan matanya. Mulai membalas satu-persatu kecupan Guanlin dibibirnya. Guanlin terus memperdalam ciuman mereka, sampe akhirnya Guanlin ngegigit bibir bawah Seonho pelan sambil ditarik pelan sebagai penutup.

Guanlin tersenyum teduh, menatap sayang cowok yang lagi merona didekapannya. Guanlin majuin mukanya lagi, ngecup bibir Seonho sekali lagi.

"Jangan tinggalin aku lagi." Ujar Guanlin sambil ngeratin pelukannya sama Seonho. Seonho mengangguk pelan didada Guanlin, melingkarkan tangannya dipinggang Guanlin. "Maafin aku." Guanlin ngecup puncak kepala Seonho sayang.

"Kita balikan kan?" tanya Seonho pelan, Guanlin ketawa.

"Kapan aku ngeiyain kalo kita putus?"

🐣🐥🐤

Ini drama banget /fliptable;
Gatau kenapa tadi malem otakku langsung ngedrama mana lagunya enak banget lagi buat keadaan putus(?)

One last chapter guys, dadah! hehehe. Vomments ya sayangQ:*

Alphabet x [GuanHo] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang