Part 19

832 46 14
                                    

Afgan POV

aku menutup pintu mobil, disana terlihat bibi sedang mengunci pagar. aku menahan.

"eee... den agan?" tanya bibi, terlihat canggung

aku tersenyum "iya bi, ocha nya ada gak bi?"

"baru aja pergi den, sendiri naik mobil" jawab bibi

"ada jadwal kali ya bi?" tanyaku, sambil melirik lirik, dan benar mobilnya gaak ada

"gak ada den. emang katanya mau ketemu temen sih, tapi bibi gak tau kemana" jawab bibi

aku diam, teman? teman yang mana? cewe kan? aku mengangguk lalu tersenyum kepada bibi

"okedeh, makasih ya bi" jawabku

bibi tersenyum lalu mengangguk, aku berjalan menuju mobil duduk sebentar melihat handphone yang sudah ada beberapa pesan

Tika= please gan
Tika= yaudah
Tika= agan please gue kacau
Tika= nanti kita buka puasa berdua ya di restoran ......(sensor😈)
Tika= gan

aku menghela nafas, melihat lurus kedepan lalu membalas

Afgan= nanti gue jemput
Tika= thank you agan. ilvyou

aku tak membalas pesan itu. aku mengiyakan, iya sengaja. aku kacau, aku butuh teman. aku dan dia hanya teman. hanya teman. teman. itu yang aku rasakan.

Author POV

yang dirasakan afgan kepada tika hanya perasaan sebatas teman, sedangkan tika? lebih dari itu.

afgan sedang menyetir mencari kesana kesini berharap ketemu perempuan itu, jauh dari afgan, rossa juga sedang menyetir melirik kesana kesini berharap agar tidak bertemu dengan pria itu.

❤️

waktu buka puasa sudah tiba, sang pria sedang menuju rumah tika, menunggunya di depan rumah, terlihat seorang perempuan keluar dengan senyum manisnya. ah ralat, senyum.

dia masuk "hai agan" sapanya kepada afgan

afgan tersenyum "hai" jawab afgan sekenanya

tika mengerucutkan bibirnya, melirik kearah afgan "kok cuek?" tanya tika

afgan membals lirikan itu "gue lagi nyetir" jawab aafgan

tika mengerucutkan bibirny, afgan berubah, iya berubah. gak seperti kemarin yang benar benar terlihat khawatir dengannya, tapi tak apa. Tika senang seengaknya dia bisa leluasa berdekatan dengan afgan. tapi. itu yang ada dipikiran Tika

mereka sudah sampai di tempat tujuan, afgan keluar, begitu juga tika

terlihat tika dekat dekat dengan afgan, afgan melirik tika risih, tapi tika mengabaikan itu, baru masuk ke dalam restoran afgan behenti

terdengar suara tawa yang tak asing ditelinganya, mencari kesegala penjuru arah sampai akhirnya dia menemukannya, gadisnya sedang tertawa renyah bersama teman cowoknya waktu itu. alan.

afgan menghela nafas, menjauh dari tika, matanya tajam melihat rossa, afgan menghampiri mereka, tidak menegur, hanya menatap alan tajam. sedangkan rossa hanya diam melihat keberadaan afgan, rossa melihat kesana dan ya. dia menangkap sosok perempuan lain yang sedang bersama afgan. rossa tersenyum, senyum pahit. tapi dia berusaha untuk memberikan senyum manis

afgan menghela nafas sekali lagi lalu menatap mata rossa, mata mereka beradu beberapa detik sampai akhirnya afgan menarik tangan rossa untuk ke taman restoran melihat mata rossa tajam, sedangkan rossa melihat kebawah.
tak ingin menatap afgan.

"aku bilang jangan deket deket sama dia kan bu" pertanyaan afgan terdengar seperti pernyataan

rossa melihat mata afgan, tersenyum pahit.

"aku sama dia cuman temen ko" rossa berkata ketus. ada jeda "dia ngajak ketemuan karna habis putus sama pacarnya" ujar rossa menatap mata afgan sekilas.

afgan diam, ia tahu ini. alan putus dengan pacarnya dan akan kembali mendekati rossa, afgan tidak mau, rossa hanya untuknya.

"ya, tapi jangan deket deket" jawab afgan tak mau kalah

rossa mengerutkan keningnya "kenapa emang? aku harus nurutin kamu? sedangkan kamu aja dicium sama dia dua kali tetap dengan perlakuan yang sama. nerima." rossa menjawab, dadanya naik turun, emosi melanda rossa.

afgan diam, dia emosi, dia marah, bukan marah dengan rossa, tapi dengan tika.

afgan diam tak tau lagi harus berkata apa, memang sepertinya benar kata rossa, dia melakukan perlakuan yang sama. dia lebih parah dari rossa. memang seharusnya dia juga tidak berhak melarang rossa

"udah kan." ujar rossa lalu berbalik hendak meninggalkan afgan

afgan memegang tangan rossa membalikkan badan rossa, mendekat dan menatap rossa tajam.

"tapi agan sayangnya sama kamu bu" afgan berkata tulus, berusaha meyakinkan rossa dari adu pandang mereka. afgan benar benar tulus mengatakan itu

rossa tersenyum, senyum manis.

"iya. sebagai sahabatkan" ujar rossa lagi matanya sudah berkaca-kaca, bayangan itu menerobos masuk kedalam pikirannya. rossa memejamkn mata sebentar lalu membukanya perlahan

"bubu please jangan nangis, jangan ketiga kalinya aku ngelihat kamu nangis karna aku, jangan" ujar afgan menghapus air mata rossa yang sudah jatuh

jauh dari mereka, Tika menatap geram perlakuan afgan kepada rossa. sambil sesekali mengehentakkan kakinya sebal. sedangkan alan menatap afgan dengan tatapan tak suka.

rossa menunduk air matanya sudah deras menetes.

afgan menghela nafas lalu menangkup wajah rossa agar bertatapan dengannya " maafin aku bu, aku sayang sama kamu sayang banget" ujar afgan

rossa menangis, ingin percaya, ingin sekali, tapi gak bisa, pikirannya terus menolak untuk kembali dengan afgan walaupun hati ingin.

afgan memeluk rossa mesra. rossa diam tangannya berada di dada afgan, rossa menangis, afgan hendak mengelus kepala rossa. tapi.

rossa mendorong lembut afgan untuk menjauh darinya memutuskan pelukan mereka "aku udah maafin kamu, tapi kita cukup sampe sini bro" itu yang keluar dari mulut rossa

bukan itu yang afgan harapkan, afgan lemas, jantungnya berdegup dengan kencang. apa mereka akan benar benar kembali seperti dulu  'bro'

afgan menggeleng, menahan lagi tangan rossa yang hendak pergi "bu, please" mohon afgan

rossa tersenyum manis, actually senyum manis yang ia paksakan, dia tak bisa bohong bahwa ia juga tersiksa tapi kali ini. dia capek.

"agan. kasian alan nungguin, aku duluan" hanya itu yang rossa bilang. melepaskan genggaman tangan afgan yang ditangannya. menuju kearah alan lalu berbicara sebentar sampai akhirnya mereka pergi

dan disini, di taman ini, afgan diam, kedua kalinya, dia membiarkan perempuan itu pergi. tika menghampiri afgan memeluknya.

"cewek gak tau diri" ada jeda "lupain gan" ada jeda "ada gue disini" ujar tika memeluk afgan mesra

afgan diam, dia tak suka dengan apa yang dikatakan Tika, tapi dia tak bisa membalas omongan tika, pikirannya kacau, rasa penat kembali menghampiri, sampai akhirnya semua buram.

jangan ada yang galau lagi guys 😂😂
part selanjutnya udah happy kok? eh happy gak ya? lupa deh 😂😜

Vote and Comment

Jalan Terus (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang