Part 8

957 62 16
                                    

Rossa POV

Handphone terus berdering sedari tadi, aku mengabaikan orang yang menelfon mungkin sekarang memang saatnya aku harus menjauh, menjaga jarak, mungkin cuman hanya di panggung. Ah tunggu, mungkin di panggung kita juga harus jaga jerak. Iya kan? Semuanya lebih aman.

Hatters pada berhenti menjudge, perasaanku semakin memudar begitukan? Iya kan? Perasaan aku akan pudar kan.

❤️

Sedari tadi handphone ku berdering, aku mengabaikan aku benar benar ingin menjauh kali ini. Tolong.

Dia menelfon lagi, aku mengangkatnya

"bubu,, kamu kemana aja?? Agan kangen tahu" ujarnya, suaranya yang manja membuat aku menarik bibirku tersenyum tipis

"iya" ujarku singkat.

Dia menarik nafas "bubu, kenapa? Karna hal tadi?" dia bertanya

Aku mengangguk. Iya gan karna pipi kamu dicium. "gak kok"

"kenapa bubu?" tanyanya lagi

Aku menarik nafas "gan, aku mohon kita menjauh, tolong" ujarku dengan tarikan nafas

Afgan menghela nafas "bubu ngomong apa sih?" tanyanya, aku tahu ia mengerti.

"gan. Kita menjauh mulai sekarang" ujarku, mencoba untuk menegarkan suaraku, aku tak mau terdengar lirih

Jika kalian bertanya, apa aku sanggup? Gak! Apa aku yakin jika menjauh? Gak juga. Tapi harus.
Aku tahu tika akan mulai mendekati afgan, aku akan menjauh. Iya menjauh.

"iya. Kita gak akan ngumbar kemesraan kita kebersamaan kita lagi kok bu" ujarnya

Aku menggeleng. Bukan itu maksudku "bukan gan, kita beneran menjauh di nyata juga. Aku mohon." ujarku

Dia diam. "bubu" dia menyebut nama ku

Aku menarik nafas "maaf" aku mematikan telfonnya, sungguh sejujurnya aku tak bisa menjauh darinya. Tapi bagaimana menjaga hubungan agar tak terumbar, tetap saja kamera ada di mana mana, selalu menangkap basah kami. Aku jujur. Aku menyayanginya tapi aku takut.

" love you gan"

Afgan POV

Aku menegang, dia mematikan telefonnya, aki yakin dia salah paham, aku mengacak rambutku kesal

Kembali menelfonnya, tak ada jawaban, menelfonnya lagi, tetap tak ada, menelfonnya lagi kini tak bisa di telfon aku yakin dia mematikan telefonnya.

Harus menjaga hubungan agar tidak terumbar aku saja susah. Apalagi berjauhan dengannya. Aku harus apa?

"i love you bu"

Author POV

Sang cewek berkali kali menghapus air matanya, menarik nafas, kadang dia bergumam sendiri terdengar kata kata pilu "aku sayang sama kamu gan, tapi aku gak bisa" ada jeda "aku butuh kepastian. Kepastian tentang hubungan kita" ada jeda sambil menghapus air matanya lagi "aku cemburu" ujarnya lagi

"kenapa, kamu jadi lebay gini sih ca, profesional oca, profesional, tapi aku memang harus menjauh dari afgan." ada jeda "capek"

Dan sang cewek membenamkan wajahnya dibawah bantal.

Di tempat lain

Sang cowok sedang berburu-buru ia ingin menghampiri sang cewek. Ia ingin menjelaskan, ingin memohon agar tak menjauh, ia tak bisa jika begini. Rambutnya masih acak acakan lantaran ia sering mengacak rambutnya sedari tadi

"bu, please agan gak bisa" lirihnya lalu menelfon managernya

"bim, batalin jadwal aku hari ini" ujarnya tanpa dibales managernya ia langsung mematikan telfonnya.

Jalan Terus (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang