CHAPTHER 13
Author : MA0229
Tittle : WHAT!! MARRIAGE!!
MainCast : Huang Renjun >< Choi Yoo Jin
Gnere : Romance, Comedy (gagal), Marriage Life
Lenght : Chapther’sDissclaimer : Hargai karya Author Raeder’s. Cerita ini hanya Fiksi jangan di sangkut pautkan dengan kehidupan aslinya,Author hanya meminjam namanya saja, Don’t Copy and Sider’s.
JANGAN JADI SILENT RAEDER. AWAS TYPO BERTEBARAN. AND HAPPY READING.
Yoo Jin menarik nafas dalam-dalam, akhirnya dia sudah sampai di pulau Jeju. Meskipun sudah sering sekali ke sini, tempat ini masih saja terlihat indah membuat siapa yang memandangnya betah.
"Aku tidak sabar pergi ke pantai." Yoo Jin menyeloteh di sepanjang menuju hotel yang akan mereka tempati.
"Ini kamar untuk Yoo Jin dan ini kamar untuk Renjun." mereka berdua menerimanya dengan senang hati, Yoo Jin melirik nomer kamar Renjun yang ada di kunci yang dia pegang.
"Eomma kenapa kamar kita bersebelahan?" oceh Yoo Jin, tak setuju.
"Tak apa. Nanti kalian akan dekat juga." Yoo Jin cemberut sambil memikirkan tulisan yang ada di buku hariannya.
**FLASHBACK ON**
Yoo Jin menghembuskan nafasnya gusar, dia bingung dengan semua yang dia alami.
'Sepertinya aku akan melupakanmu Jun-aa. Dan aku akan mencari cintaku yang lainnya. Semoga aku bisa Melakukannya.'
Yoo Jin meletakkan bolpoint nya lalu bergegas tidur.
**FLASHBACK END**
Yoo Jin masuk ke kamarnya duluan lalu merebahkan dirinya di kasur besar yang empuk.
'Ceklek'
"Jinie-aa setelah selesai mandi. Kita akan makan bersama, jadi cepatlah turun." ucap Ny. Choi. Yoo Jin mengangguk.
"Ne."
Yoo Jin beranjak dari tempat tidurnya. Dia malas mandi, jadi dia langsung saja turun.
"Aigoo.. Apa kau tidak mandi?" Ny. Choi berbisik kecil pada Yoo Jin. Yoo Jin hanya mengangguk.
"Dasar pemalas."
"Eomma. Aku malas, memang apa masalahnya?"
"Dasar, kau itu anak perempuan. Seharusnya kau berperilaku yang sewajarnya."
"Apa Eomma malu?"
"Tentu saja."
"Wae? Aku memang anak perempuan yang tidak tau malu. Eomma pasti lelah menghadapi sikapku. Aku memang tidak seperti mendiang kakak yang selalu sopan dan penurut. Cihh.. Eomma pasti malu mempunyai anak yang suka bolos sepertiku, seharusnya eomma mengatakan itu dari dulu." ucap Yoo Jin marah.
"Hentikan! Kau tidak boleh berbicara seperti itu pada eommamu." Tn. Choi mencoba menghentikan Yoo Jin.
"Apa kalian tau kenapa aku bisa seperti ini? Kalian pasti tidak tau. Baiklah aku akan memberitahukannya, kalian tidak menyayangiku. Kalian lebih menyayangi mendiang kakak, dia selalu kalian utamakan. Apa kalian ingat saat hari ulang tahunku? Seharusnya kalian merayakannya bersamaku tapi kalian malah menghadiri kelulusan kakak dan aku merayakan sendiri bersama bibi pembantu dirumah." nafas Yoo Jin tercekat dia hampir menangis, tapi dengan sekuat tenaganya dia bisa menahan lelehan airmatanya.
Semua orang yang ada di ruangan VVIP itu terdiam mrndengar ucapan Yoo Jin.
"Huh! Kenapa kalian diam? Kalian baru bisa mengerti aku sekarang? Cihh.. Kalian.."
'PLAK'
Yoo Jin memegangi pipinya yang memerah bekas tamparan Tn. Choi. Yoo Jin tersenyum remeh.
"Cukup! Hentikan."
"Cihh.. Hentikan? YA! Penderitaanku tidak hanya itu saja, masih banyak yang harus aku ceritakan agar kalian bisa mengerti penderitaanku."
'PLAKK'
Kini Ny. Choi semakin keras menampar pipi sebelah kanan Yoo Jin.
"Apa ini hadiah di hari ulang tahunku? Dua tamparan yang sangat menyakitkan?"
Ny. Choi dan Tn. Choi terdiam.
"Bahkan kalian tidak mengingat hari kelahiranku." Yoo Jin pergi dari hadapan mereka berdua, memilih keluar untuk mencari udara segar.
***
Yoo Jin menendang-nendang batu, dia menikmati angin malam di tepi pantai. Yoo Jin menitihkan air matanya, sedari tadi dia hanya menahan dan sekarang air mata itu akhirnya tumpah. Yoo Jin menangis dalam diam, teman-temannya Pernah berkata kalau kehidupan Yoo Jin sangat menyenangkan, tapi kenyataanya berbanding terbalik.
"Selamat ulang tahun." ucapan Renjun membuat Yoo Jin terkejut, dengan cepat dia menghapus airmatanya.
"Mwo?"
"Kau mau hadiah apa? Bonekah? Permen? Coklat? Atau gula-gula kapas?"
"Memangnya aku anak kecil."
"Kemarin kau bersikap seperti anak kecil. Apa kau sudah lupa?"
"Cihh.. Cepat pergi. Aku ingin sendiri." Yoo Jin kembali menendang batu kerikil itu lagi. Renjun menggelengkan kepalanya, dia tidak mau pergi. Renjun mengikuti setiap langkah Yoo Jin.
"Kenapa kau mengikutiku terus?" Yoo Jin berbalik ke belakang dan menemukan Renjun yang sedang tersenyum.
"Buatlah permintaan."
"Arraseo. Aku mau jalan-jalan tapi yang menentukan lokasinya kau sendiri." Renjun mengangguk.
"Arraseo. Kita buat daftar untuk jadwal besok."
Renjun mengeluarkan ponselnya dan membuat catatan note.
Jam 08.00 ➡ 08.30 KST : Makan Pagi
Jam 09.00 ➡ 11.00 KST : Taman bermain
Jam 11.30 ➡ 12.00 KST. : Makan siang
Jam 13.00 ➡ 15.00 KST : Berbelanja
Jam 16.00 ➡ 17.00 KST : Menikmati sun set
"Apa kau mau yang lainnya?" tawar Renjun.
"Kalau aku menginginkannya aku akan memberitahumu." Renjun mengangguk.
"Aku akan mentraktirmu makan. Kajja, kita ke restaurant itu." Renjun menunjuk restauran dekat pantai. Yoo Jin mengangguk.
"Kajja." Renjun menggenggam tangan Yoo Jin.
'Aku ingin kita bersama selamanya.' batin Yoo Jin yang terus memandangi tangan Renjun yang menggenggam tangannya.
***
"Cepat habiskan makananmu. Jadwal kita akan dimulai besok." Yoo Jin mengangguk dan segera menghabiskan makanannya.
*Di sisi lain*
Dari kejauhan Ny. Choi dan Ny. Hwang mengintip Yoo Jin dan Renjun.
"Aku harap mereka bisa selamanya begitu."
"Aku juga berharap seperti itu."
"Jangan sampai mereka terpisahkan gara-gara masalah sepele." Ny. Hwang mengangguk.
"Kajja kita pergi. Mungkin mereka akan lebih romantis jika kita pergi dari sini."
TBC!!
Annyeong mian lama ngepostnya. Yang udh baca harap berkomentar di bawah, jangan jadi silent raeder's. Gomawo.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT!! MARRIAGE!! ✔️
FanfictionADD DULU BARU BACA!! END!! Prolog : Ini cerita tentang Renjun dan Yoo Jin yang di jodohkan oleh orang tua mereka. Padahal mereka masih sekolah, lantas bagaimana kelanjutan hidup mereka? Tittle : WHAT!! MARRIAGE!! Main Cast : Huang Renjun [NCT] ...