JUST FRIEND

26 2 0
                                    

SYILA POINT OF VIEW

"Assalamu'alaikum," ucapku memberi salam.

"Wa'alaikumsalam," sahut anggota keluargaku termasuk abi, umi dan Arzhan.

Sekarang anggota keluargaku sedang duduk santai di ruang tengah.

"Lho kamu kenapa, Syila?" tanya Abi, ada rasa kekhawatiran menyelimuti wajahnya yang tampan walau kerutan di dahinya sudah mulai terlihat.

"Emm, tadi Syil...," ucapanku tiba-tiba dipotong oleh seseorang.

"Maaf om dan tante, tadi Syila kakinya terkilir itu semua karena saya yang tidak bisa menjaga Syila dengan baik,"jawab seorang laki-laki yang berada disamping Michelle.

"Apa-apaan ini Kak Adriell, masa menyalahkan dirinya sendiri, jelas-jelas ini karena salah aku yang kurang hati-hati,"batinku merasa heran.

"Emm, bukan bi, ini semua karena Syila yang kurang hati-hati, Kak Adriell nggak tau apa-apa," ungkapku sejujur-jujurnya.

"Bukan, ini semua salah saya,"balasnya tak mau kalah.

"Ya sudah, tidak apa-apa kok yang penting Syila masih baik-baik saja, oh ya ini nak Adriell ya,"ucap Umi beranjak dari sofa dan menghampiri Kak Adriell.

"Iya tante,"sahut Adriell dan mencium tangan umiku dan dibarengi oleh Michelle sembari tersenyum.

"Ini siapa? Cantik sekali kamu nak,"tanya umiku sambil tersenyum manis kearah Michelle.

"Saya Michelle, adik sepupunya Kak Adriell,"sahut Michelle sopan.

"Ooh, ya sudah, ayo istirahat dulu, sebentar umi buatkan minum dulu untuk kalian ,"tawar umiku.

Kami pun berbincang-bincang di taman belakang rumahku sambil menikmati makanan yang disajikan umiku.

Detik demi detik pun berlalu, Kak Adriell dan Michelle beranjak permisi untuk pulang ke rumah karena akan melaksanakan ibadah rutin mereka.

******

Alhamdulillah, kakiku sedikit membaik karena tadi nyerinya tidak terlalu sakit dan juga tadi sudah diobati oleh umi.

Liburan sekolah membuatku suntuk di rumah, akhirnya aku pun keluar ke arah balkon.

Aku melirik ke halaman rumah Kak Adriell. Tak berapa lama, Kak Adriell keluar dari rumahnya dan masuk kedalam mobil tapi tiba-tiba sesosok perempuan cantik berambut panjang mengikutinya.

"Siapa cewek itu, ah mungkin Michelle,"pikirku dalam hati.

Mobil yang dikendarai Kak Adriell keluar dari halaman rumahnya.

"Huffft,"

Sepoy-sepoy semilir angin menusuk kalbuku. Kupejamkan mataku perlahan dan merasakan hembusan angin yang akan menjelang sore hari itu.

"Hey, Kak Syila," teriak seseorang dari balkon sebelah.

Kubuka kelopak mataku perlahan dan melihat Michelle melambaikan tangan kearahku.

"Apa aku nggak salah liat,"kuusap mataku berkali-kali.

"Kenapa kak?" tanya Michelle.

Aku merasa bingung padahalkan tadi dirinya baru saja pergi bareng Kak Adriell, kenapa tiba-tiba saja dia menyapaku.

"Kok cepet banget?" tanyaku heran.

"Maksudnya kak?" tanya Michelle yang merasa bingung juga.

"Lha kok nih anak malah bingung gini,"batinku.

"Tadi kamu kan pergi sama Kak Adriell, kok cepet banget udah pulang,"ucapku mencoba menjelaskan.

Tetapi bukannya menjawab, malah dirinya tertawa tak tentu arah. Ehh..

"Aduh sakit perut,"ucap Michelle merasa kesusahan menahan tawanya.

"Kenapa ketawa?" tanyaku.

"Aduuh, Kak Syila Kak Syila, masa aku disamain sama Nini Pelet sih," sahut Michelle mukanya sudah terlihat merah.

"Eeh, maksudnya apa? Berarti tadi Kak Adriell pergi sama setan dong," tanyaku memastikan.

"Iya, hahaha,"

"Ya Allah, telepon Kak Adriell sekarang Michelle, cepet," ucapku merasa panik.

Tetapi, Michelle malah tertawa lagi dan lagi, akhirnya aku pun masuk kedalam kamar dan mencari ponselku untuk menghubungi Kak Adriell, saat aku menghubungi Kak Adriell ponselnya malah tidak aktif.

"Kenapa aku yang merasa khawatir dengan Kak Adriell, emang siapa dirinya? Tapi, apa salah kalo aku mengkhawatirkan dirinya sebagai seorang teman?" batinku bertanya-tanya.

"Semoga saja temanku baik-baik saja, Amiin."

♥♥♥♡♡♥♥♥

Maafin Author yang lama update_nya.😢

Tapi makasih juga yang senantiasa masih menunggu ceritanya, masih setia membaca dan ikut VOMENT.😊😊

Ya walaupun ini cerita recehan ya dimaklumin ajah ya, semoga kalian suka.😂

Selamat Membaca

😘😘😘😘😘

Puisi Arsy untuk AdriellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang