Ngefly

53 2 0
                                    


Syila melirik jam tangan pemberian Adriell, pagi ini waktu menunjukkan pukul 06.00 WIB.

"Ciee yang jam tangannya baru," ucap seseorang mengagetkan Syila.

"Kak Adriell," ucap Syila gugup.

"Kenapa ya setiap cewek yang bicara sama gue pasti gugup gitu, apa gue terlalu tampan, jadi para kaum hawa tersipu sama gue," ucap Adriell sedikit PD.

"Kak, jadi cowok tuh jangan suka riya, nggak baik," ucap Syila, kali ini nada bicara Syila sedikit tenang.

"Hahaha, ya ya gue tau kok, gue cuman heran ajah, kenapa setiap cewek kalo bicara sama gue pasti nada bicaranya gugup gitu, termasuk lo," ungkap Adriell yang kini duduk disamping Syila.

"Mungkin kakak sifatnya keras, tegas, mudah emosi, jadi kemungkinan mereka takut sama kakak," ucap Syila hati-hati.

"Berarti lo takut sama gue juga gitu?" tanya Adriell.

"Nggaklah, ngapain aku takut sama kakak, aku cuman takut sama Allah," ucap Syila tenang.

"Lha terus kenapa lo tadi bicara gugup kek gitu?"

"Cuman refleks ajah kak, abisnya kakak itu selalu ngagetin aku," ungkapnya jujur.

"Oh ya kak, makasih jam tangannya, ini sangat membantu," lanjutnya

"Hmm, gue seneng lo pake jam tangan pemberian gue," ucap Adriell.

"Iyalah, kita kan harus menghargai pemberian orang lain," sahut Syila.

"Gue seneng dengernya," ucap Adriell.

"Kalo Kak Adriell seneng, aku jadi dapat pahala deh, alhamdulillah," ungkap Syila dengan tersenyum.

Adriell yang memperhatikan Syila secara diam-diam langsung tertegun melihat Syila tersenyum manis seperti itu.

"Kakak kok ngeliatin aku kayak gitu, aku jadi takut,"ucap Syila polos.

"Lo diliatin marmut ajah mukanya kayak begitu, apalagi diliatin sama cogan yang sekarang berada disamping lo," goda Adriell sambil tertawa terbahak-bahak.

"Kakak ngetawain aku kayak kemaren lagi?" tanya Syila heran melihat Adriell tertawa seperti ada yang aneh pada dirinya.

"Ngaca dulu dah, liat tuh muka," ucap Adriell masih tertawa.

"Kenapa sama muka aku kak?"

"Muka lo kayak kepiting rebus," ucap Adriell sambil menahan tawanya, namun tidak bisa.

Syila yang merasa malu dibilang seperti itu oleh Adriell hanya menunduk kesal.

"Kak, aku mau balik ke kelas," ucap Syila beranjak pergi sambil menundukkan kepala.

"Ati-ati, liat depan, jangan nunduk, takutnya nanti lo nabrak tembok terus penjol deh, kasihan tuh muka" ucap Adriell memperingati dengan nada mengejek.

      Syila hanya mendengus kesal.

      "Dibaikin malah ngelunjak, nggak dibaikin bikin emosi, hufft, sabar Syila, sabar," ucap Syila sambil menatap ke depan.

                       ******

       Jam terakhir diisi mapel IPS yang diajar oleh Pak Simon, guru yang berasal dari suku Batak itu memang suka bercerita atau bisa dibilang pandai mendongeng seperti Pak Raden yang ada di Laptop Si Unyil dengan bahasa khas daerahnya. Tak jarang, jika banyak siswa-siswinya yang mengantuk saat diajar sampai yang tertidur pulas pun ada.

Puisi Arsy untuk AdriellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang