"Elang itu seperti teduh disiang hari ...tak ada yang tahu mengapa teduh mau melindungi seseorang dalam teriknya mentari, yang jelas.. seseorang itu hanya harus bersyukur. Seperti juga Elang , tak ada yang tahu mengapa ia mau mendekati seorang Dara yang lemah , yang jelas Dara hanya harus bersyukur karena itu. Karena debaran dan cinta yang terbalas untuknya . Dan begitupun aku . Aku sangat bersyukur karena ia pernah menempatkanku di seperempat 24 jamnya. Karena teduh harus pergi, agar ia tetap ternilai dimataku " - Dara Arfiyana.
*******
Carissa terbaring lemah disebuah kamar VVIP . Dengan infus dan alat bantu nafas yang menempel dihidungnya. Keringat dingin sudah membasahi tangan Elang . Bukan rahasia lagi bahwa dia sangat membenci apapun yang ada di Rumah Sakit. Benci dan takut itu masih ada dalam diri Elang, ia benar benar tak menyukai seseorang yang ia sayangi masuk rumah sakit. Karena hal itu benar benar.... mengerikan.
Ceklek. Elang membuka kamar berbau khas Rumah Sakit itu. Tak ada seorangpun disana, Ayah Carissa yang berada di London dan ibunya yang pasti masih kerja pada jam siang seperti itu. Carissa menutup matanya tertidur, Elang mendekat. Elang tahu, pasti penyakit asma yang dideritanya mulai kambuh lagi.
Elang menatap wajah blasteran didepannya itu, dengan selang oksigen yang ada pada hidungnya. 'Apa yang membuatmu seperti ini lagi?'
Elang tidak tahu harus berbuat apa selain memandang wajah didepannya itu, membenarkan helai rambutnya dan berdoa untuk kesembuhannya.
Suara pintu belakang ruang VVIP berdecit, tanda jam berkunjung dokter tiba. Tak seperti yang diharapkan, Carissa masih tertidur. Sementara dokter yang memeriksa perkembangan Carissa .
"Sudah cukup baik... Anda siapa?" tanya Dokter berbaju putih itu pada Elang. Jujur saja Elang merasa kaku untuk sekedar menjawab, karena ia juga takut dengan seorang dokter.
"Ehmm.. Saya ssss.sss saudaranya" Ucap Elang sedikit tertatih .
"Oh iya... ehm keadaannya sudah cukup membaik, paru paru nya sudah mulai bekerja normal kembali . Tolong jaga pikiran pasien, karena penyebab asmanya kambuh antara lain adalah stress , dan tekanan yang terjadi pada sistem saraf. Menangis juga bisa membuat nafasnya terasa lebih berat. Stress bisa mengacaukan sistem hormonal yang mengontrol sistem imunitas. Karena dengan begitu, sistem imunitas bisa terstimulasi berlebihan dan meningkatkan risiko asma. Apalagi asma yang diderita pasien sudah tergolong berat. Sebagai keluarga, mohon kerja samanya " Ucap Dokter itu dengan tersenyum ramah dan dibalas Elang dengan anggukan. Dokter tersenyum dan berjalan keluar dengan didampingi 2 perawat yang ada disampingnya.
"Apa aku membuatmu stress Carissa? Maafkan aku jika begitu" Ucap Elang dan menangkup tangan kiri Carissa dengan kedua tangannya. Elang duduk dikursi sebelah ranjang Carissa. Menemaninya hingga matanya tertutup. Elang tertidur seusai mencium lembut tangan kiri Carissa.
*******
Dara tertidur diranjangnya. Masih berpikir karena sedari tadi ia tak bertemu Elang. Hari ini juga sedikit aneh. Sudah pukul setengah sembilan malam, tapi tak ada satupun pesan dari Elang. Bahkan chatnya di whatsapp tidak terkirim. Elang benar benar offline, membuat Dara khawatir.
Tringg. Dara bergegas membuka aplikasi whatsappnya... Berharap ada balasan dari Elang.
Kak Vino
Online- Malam Dara..
- Malam Kak..
- Ada apa?- Besok latihan ya.. jangan lupa 😉
- Iya kak
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang Dan Dara
Novela Juvenil[COMPLETED] Elang Restu Giovan atau akrab disapa Elang , adalah Ketua OSIS SMA negeri 8 Bandung. Pintar dan tampannya membuat ia digandrungi banyak perempuan. Itu juga yang membuka peluangnya menjadi seorang Playboy. Elang adalah si Playboy berkual...