E M P A T P U L U H T I G A

22.7K 940 34
                                    

Elang bersiul pelan sambil memutar kunci mobilnya. Hatinya terasa bahagia saat ini , baru saja ia mengantar Dara ke rumah . Tak rela sebenarnya , tapi bodoh! Elang bertekad , jika ia sudah bekerja dan sukses nanti ... maka ia akan langsung melamar gadis itu .

"Senang sekali , ehm?!!" sapa Tamara berhasil mengejutkan Elang dan menoleh ke sumber suara . Elang melihat Tamara sedang duduk di meja makan dengan meracik susu kehamilan yang ada di depannya , tersenyum pada Elang dan memegangi perutnya .

"Ya minumlah , aku mau adikku sehat" Ucap Elang datar dan berniat kembali ke kamarnya , mungkin untuk mengabari Dara bahwa ia sudah sampai rumah ? entahlah . Yang jelas ia malas berhadapan dengan Ibu Tirinya itu. Hatinya sedang bahagia , ia tidak mau merusak suasana hatinya sendiri dengan mengobrol bersama Ibu Tirinya .

"Dara ... pacarmu?" tanya Tamara tiba tiba membuat Elang menghentikan langkah dan menatap Tamara tidak suka .

"Apa urusanmu?" tanya Elang ketus . Rupanya percuma , suasana hatinya sudah rusak sekarang.

"Aku Ibumu" Ucap Tamara enteng dan tersenyum pada Elang . "Yang membunuh ibuku lebih tepatnya" Sindir Elang telak . Mungkin lebih baik untuk berbicara frontal sekarang.

"Aku tidak membunuh ibumu.. Aku tidak bohong ." Ucap Tamara dan menatap Elang tajam. "Ya.. mana ada maling mau mengaku .. jelas jelas aku mendengarnya dengan telingaku sendiri 8 tahun yang lalu" Ucap Elang . Dengan itu wajah Tamara memucat tiba tiba.

"Kau akan menyesal mengatakan itu padaku" Ucap Tamara memandang Elang meremehkan . "Jelas jelas kau yang akan menyesal" Ucap Elang balik .

"Dengar ya , aku ... aku yang akan mengupas tuntas kasus ibuku . Dan orang pertama yang tertangkap adalah kau . Ingat itu . Tapi aku harus mengulur waktu lebih lama bukan? Aku tidak tega dengan bayi tidak berdosa yang ada di perutmu . Aku tidak mau mereka dibesarkan dalam jeruji penjara . " Ucap Elang dengan nada mengancam .

"Kau akan benar benar menyesal Elang . Kau akan benar benar tersakiti ." Ucap Tamara dan masih berusaha tersenyum dengan wajah pucatnya . Ia berdiri dan membawa segelas susu ditangan kanannya , menghampiri Elang yang tengah menatapnya sinis dan membisikkan sesuatu.

"Kita tunggu tanggal mainnya , anak kecil" Bisik Tamara tepat di telinga kanan Elang . Membuat Elang bergidik ngeri dan melirik sedikit wajah Tamara dari ekor matanya . Tamara langsung saja berjalan dan berbalik kemudian .

"Memangnya tau apa kau tentang aku? Bukannya ibumu meninggal karena kecelakaan? Kenapa kau menuduhku ?" tanya Tamara tiba tiba .

"Kau yang membunuh ibu saat ia masih ada harapan hidup di rumah sakit!" . Tamara tersenyum mendengar jawaban Elang dan kemudian berbalik .

"Kau akan benar benar menjadi lelaki malang . lihat saja!" Ucap Tamara sambil tersenyum dan pergi begitu saja meninggalkan Elang .

Brengsek . Baj*ngan . Apa salah ibuku? Dia perempuan yang baik . Elang mengacak acak rambutnya kasar dan menendang kursi yang ada disebelahnya . Air matanya jatuh tidak terduga dan mengalir bebas di pipinya.

Bisakah dunia ini bertingkah lebih adil untuknya?

••••••••••

"Halo cantik" sapa Elang pada Dara yang sedang duduk manis di kelas . Yup , Elang sekarang berada satu kelas dengan Dara ... kelas les tambahan matematika . Sudah seminggu berlalu sejak acara kencan berkencan dan tragedi Tamara itu , dan sekarang tibalah hari les matematika pertama mereka di sekolah .

Dara sudah duduk manis di bangku nomer 3 dari depan dan dekat dengan dinding . Ia sudah duduk manis dengan Fera disampingnya . Elang dan Dara bisa sekelas karena yang mengikuti les tambahan memanglah hanya sedikit , dan mata pelajaran yang di ~paksa~ leskan hanyalah matematika wajib.

Elang Dan DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang