Suasana semakin panas setelah Chaerin menyiapkan bogem kepada berandalan itu. sedangkan siswa berkacamata itu tengah duduk dengan kaki yang gemetar. Chaerin menghela nafas berniat mengambil ancang-ancang.
"Jangan remehkan aku! Cepat maju!" ucap Chaerin sambil memicingkan matanya.
Kedua berandal itu berpandangan sebelum akhirnya maju beberapa langkah dan menyiapkan bogem kepada Chaerin yang jauh lebih kecil daripada mereka berdua. Chaerin kemudian maju terlebih dulu dengan melakukan penyerangan di area wajah bocah berandal yang bertubuh tinggi dari ketuanya itu. Tetapi, dia berhasil menepis.
"Seranganmu bagus juga Kwon Chaerin." Kata berandal itu sambil menekankan namanya.
Gigi Chaerin terdengar bergemeletuk. Dengan secepat kilat ia menendang alat vital berandal berambut cepak itu kemudian membogem mentah berandal satunya. "Kau cepat lari." Kata Chaerin kepada siswa berkacamata yang saat ini telah duduk di tanah dengan lutut gemetar.
"Ti-tidak aku harus bertanggung jawab dengan semua ini." Kata siswa itu.
"Aishhh.... Jinjja!" umpatnya. Tak lama kemudian satu-persatu dari mereka bangkit. Dan Chaerin kembali menghajarnya lelaki berambut cepak itu ia tendang tepat di perutnya sedangkan yang satunya ia tonjok tepat di tulang hidungnya membuat mereka terhuyung.
"KALIAN DIAM DITEMPAT. DILARANG BERKELAHI DI AREA SEKOLAH!" kata seorang namja dari belakang Chaerin. Seketika itu Chaaerin refleks menoleh dan mendapati seorang namja yang wajahnya sangat segar diingatannya. Chaerin hanya menatap lelaki di belakangnya sekilas, tanpa memperhatikan dengan seksama. Sebelum pada akhirnya ia memukul kedua berandalan itu berkali-kali sampai lelaki yang di belakangnya ternganga mendengar suara bergemeletuk dari rahang yang Chaerin pukul.
Kedua berandalan itu rupanya tak menyerah. Salah satu dari mereka yang merupakan bawahannya maju melawan Chaerin yang tengah mengusap peluhnya di pelipis. Saat bocah tengik itu ingin melayangkan pukulan kepada Chaerin, ia dengan sigap memelintir tangannya ke belakang membuat berandal itu terjungkal.
Tapi ia lengah dan mendapatkan pukulan dengan balok kayu di punggungnya membuatnya tersungkur kelantai. Ia mendecih perlahan, walaupun merasakan perih di sekujur tubuhnya. Dan saat itu pula derap langkah itu –dalam ritme cepat- mengarah kepada Chaerin sambil berteriak menyumpah serapahi kedua berandalan itu, Chaerin kenal dengan logat formal itu. ia tersenyum dan bergumam, "Sunbae,"
Lelaki itu membantunya berdiri. sedangkan kedua berandalan itu masih menyiapkan kuda-kuda. Sambil menyeringai mempertontonkan gigi mereka yang ada bercak darah.
"Kau rupanya. Sudah terlanjur kita tak mau mundur." Kata ketua berandal tersebut.
Chaerin memandang lelaki di sebelahnya itu dan memberi sedikit kode untuk melawan. Dan akhirnya pun mereka berempat adu bogem menimbulkan suara berisik di belakang sekolah. Chaerin mendapatkan pukulan di rahangnya, membuat sudut bibirnya terluka. Tetapi ia tak tinggal diam. Ia terus melawan. Sedangkan pria di sampingnya melawan dan mengunci gerak-gerik berandal tersebut kemudian menghempaskannya ke tumpukan kayu di sudut. Lelaki itu terlihat tak melawan ia hanya menangkis dan menangkis. Ia melawan seperlunya, gerakannya sangat taktis, serta bukan seperti perkelahian melainkan tarian. Membuat Chaerin menyeringai senang.
—
"Udara sangat dingin ya?" kata Chaerin sambil menghempaskan tubuhnya kesamping siswa berkacamata itu yang tengah gemetaran. Chaerin mengelap noda darah di bibirnya kemudian menepuk-nepuk siswa di sampingnya ini.
Pertengkaran ini telah usai, sejak beberapa menit lalu. Setelah kedua berandal itu lari terbirit-birit setelah sunbae misterius itu menghempaskan badan mereka berkali-kali ke tanah serta tumpukan kayu yang tak terpakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramelo
RomanceKwon Chaerin, gadis unik dengan seribu keajaiban harus terlibat masalah yang rumit dengan Ketua OSIS yang dingin. Tetapi sikap mereka yang bagaikan air dan minyak membuat Seulgi, Baekhyun, Chanyeol, dan Chen yang tergabung dalam Caramelo sepakat unt...