4: Caramelo

30 6 0
                                    


Hari sudah gelap saat Kyungsoo tengah menghentikan sepeda motornya di depan rumah Chaerin. Bukannya apa Kyungsoo mengantar Chaerin sampai ke rumah, tetapi gara-gara anggota Caramelo yang lain memaksa Kyungsoo untuk mengantarkan Chaerin sampai ke rumah dengan selamat. Pada awalnya Chaerin enggan, tetapi ia menganut ajaran 'kalau rezeki tidak boleh ditolak' membuatnya setuju-setuju saja. Hitung-hitung menghemat uang jajan, daripada harus pulang naik taksi atau bus.

Chaerin menyerahkan helm kepada Kyungsoo yang masih duduk di atas motor sport-nya itu. Kemudian Chaerin memastikan jika benar ayahnya belum pulang atau sudah tidur dengan memencet bel. Sedangkan Kyungsoo menunggu Chaerin hingga benar-benar masuk ke dalam rumah.

Chaerin menuggu balasan dari interkom beberapa detik. Kemudian terdengar suara wanita dari interkom. "Ne. Agassi?"

"Ahjumma, Apakah Appa sudah pulang?" tanya Chaerin.

"Eumm...-

Terdengar suara pria dengan samar-samar yang membuat mata Chaerin terbelalak, "Appa tahu kau menhendariku 'kan? Siapa lelaki di belakangmu itu?"

"E- Appa," kata Chaerin sambil menyeringai.

"Bawa masuk lelaki itu menghadap Appa." Kata Ayahnya dengar suara tegas.

Chaerin mengumpat di dalam hati, dan menyesalkan tindakannya yang ceroboh. Ia lupa jika tepat di belakangnya masih ada Kyungsoo. Pati sosok Kyunsoo tertankap kamera interkom. Lelaki itu memandangnya dengan tatapan bertanya. Kemudian Chaerin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu dengan brutal.

"Sunbae! Ah... molla." Katanya frustasi.

"Wae geuraeyo?" kata Kyungsoo.

"Ikut aku ke dalam." Kata Chaerin memberi aba-aba dengan jari telunjuknya.

—-

Saat Chaerin masuk kedalam rumah, ia melihat ayahnya sedang duduk sambil membaca koran di ruang tamu. Sedangkan Kyungsoo mengekor di belakangnya. "Aku pulang," kata Chaerin setelah menghadap kepada ayahnya. Saat ini Kyungsoo berdiri di sampingnya dengan perasaan canggung.

"Kwon Chaerin," kata ayahnya setelah melipat kembali koran yang baru saja ia baca. Kemudian mengambil tongkat kehormatannya itu lalu di arahkan tongkatnya itu kepada Chaerin.

"Ne." Kali ini Chaerin mengubah posisinya menjadi sikap sempurna.

"Nuguya? Kenapa kau membawa lelaki lemah kesini?" kata ayahnya sambil menunjuk Kyungsoo dengan tongkat. Membuat Kyungsoo kikuk sendiri ingin melakukan apa. Chaerin di sebelahnya hanya mencuri pandang kepada Kyungsoo yang ikut bersikap sempurna sepertinya. Ia terlihat menahan tawa. "Kau siapa?" tanya ayah Chaerin.

"Apa kau yang dipukul Chaerin? Kalau kau kena pukul anakkku, tenang saja aku akan memukulnya dengan sepenuh hati. Tetapi, sepertinya dirimu tidak terluka." Kata ayah Chaerin sambil berjalan memutari Kyungsoo dan Chaerin.

"Jeoneun-"

"Apakah kau orang yang memukul Chaerin kemarin?" tanya ayah Chaerin membuat kedua alisnya menyatu.

"Aanimnida," jawab Kyungsoo. Chaerin tetap bersikap sempurna sambil melihat lurus ke depan. Kyungsoo beberapa kali melihat kepada Chaerin, berusaha meminta bantuan. Tetapi Chaerin kelihatan enggan.

"Apa kau kekasih Chaerin?" tanya ayahnya.

"Animnida," jawab Kyungsoo.

"Jangan mau kepada Chaerin. Jika kau suka kepada Chaerin itu adalah kesalahan terbesar yang pernah kau buat selama hidupmu. Anak ini tidak bisa bersikap baik di sekolah 'kan? Lihat saja satu bulan sekali aku harus pergi ke sekolah karena harus menghadap Kepala Sekolah. Kalau kalian pacaran, kau anak muda putuslah dengan anakku. Kau sepertinya terlalu baik untukknya. Lihatlah roknya pendek sekali. Pasti itu dipotong sendiri olehnya. Untuk apa kau potong jika kau mengunakan celana olahraga seperti itu bodoh?" kata ayah Chaerin. Kyungsoo mendelik karena pengakuan ayah Chaerin. Biasanya ayah lebih membela anaknya, tetapi disini ayah Chaerin malah menjelekkannya kepada orang lain.

CarameloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang