3: Punishment

43 5 0
                                    


Dengan santainya gadis itu berjalan. Masih dengan gaya yang biasanya, tetapi kali ini ia hanya memakai kaos putih dengan kemeja yang tak terkancing. Ia menyampirkan almamaternya di pundaknya dengan tenang. Sesekali ia mengecap, kerena ia sedang mengunyah permen karet rasa stroberi.

Sampai di gerbang, dia dicegat oleh sekumpulan anggota OSIS. "Permisi, kau harusnya memakai seragammu dengan benar." Kata lelaki itu, sedangkan yang lain berada sedikit di belakangnya sambil menatap Chaerin penuh dengan rasa tidak suka.

"Apa jika memakai seragam dengan benar nilaiku akan semakin bagus?" kata Chaerin sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Tetapi itu sudah peraturan," kata yang lain sambil melipat tangannya di depan dada.

"Iyakah? Kuno sekali filososi seperti itu. semua peraturan tentang seragam atau cara berpenampilan itu tidak akan membuat siswa menjadi lebih baik dalam aspek akademik maupun non akademik." Kata Chaerin mamandang anggota OSIS itu satu persatu.

Grep..., seseorang telah mengambil sumpit yang Chaerin pakai di rambutnya. Membuat rambut bergelombang dan kecokelatan itu terurai. Chaerin langsung memutar kepalanya beberapa derajat untuk mengetahui siapa pelakunya.

"Annyeong," kata lelaki yang kemarin berambut platinum tetapi sekarang ia berganti warna rambutnya menjadi coklat. Disebelahnya berdiri seorang lelaki dengan tinggi lebih pendek dengan lelaki berambut kecoklatan itu. Ia tersenyum kapada Chaerin, membuat Chaerin mendesah kasar.

"Chanyeol dan Baekhyun sunbae?" kata Chaerin keheranan.

"Heh para anggota OSIS, kalian berikan hukuman itu pada si tengil Kyungsoo saja. Kita mempunyai urusan yang penting dengan orang ini." Kata Chanyeol kepada anggota OSIS yang tengah berjejer rapi.

"Kembalikan sumpitku!" gertak Chaerin kepada Chanyeol. Sepertinya tidak ada satupun dari mereka yang memperhatikan Chaerin. Chanyeol malah mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

"Awas kalian jika menganggu Chaerin lagi. Gigi kalian bisa kurontokan." Kata Baekhyun. Kemudian Chanyeol mengalungkan tangannya ke pundak Chaerin dan menyeret gadis itu berjalan.

Sedangkan Baekhyun berjalan di sebelah Chaerin sambil menertawai Chaerin yang wajahnya memerah karena tidak mendapatkan pasukan oksigen karena tangan Chanyeol yang berat sedang bertengger di pundaknya.

"Kau lebih cantik jika rambutmu di urai." Kata Chanyeol sambil tersenyum lebar yang membuat Chaerin bergidik ngeri.

"Kembalikan sumpitku! Kau punya telinga tidak?" kata Chaein yang sudah naik pitam.

"Aku suka caramu berbicara." Kata Baekhyun sambil tersenyum.

"Kau bergabung dengan Caramelo kan?" tanya Chanyeol.

"Tidak mau." Kata Chaerin lalu melipat kedua tangannya di dada kemudian melanjutkan mengunyah permen karetnya.

"Harus!" kata Chanyeol dan Baekhyun serempak.

"Mwo!?!" kata Chaerin.

"Baiklah itu kuanggap sebagai jawaban ya." Kata Chanyeol sambil menyerahkan kembali sumpit Chaerin yang awalnya ia rampas.

"Dasar! Hey!" ucap Chaerin. Tetapi kedua lelaki itu keburu meninggalkannya yang sedang merutukki nasibnya yang malang. Chanyeol dan Baekhyun terlihat melambaikan tangannya kepada Chaerin meninggalkan gadis itu mematung. Hidupnya kali ini tak akan tenang sebelumnya, karena akan ada dua makhluk yang menganggunya. Makhluk yang mengaku sebagai fansnya.

Chaerin memasuki kelasnya yang berada di lantai tiga. Kelas di ujung lorong itu terlihat sudah ramai. Semua terkejut saat Chaerin memasuki kelas, tetapi Chaerin tidak merasa begitu. Kalian pasti tahu penyebab mereka terperangah seperti itu, pasti gara-gara luka lebam pada wajah Chaerin, serta plester bergambar hewan yang melekat pada sudut bibirnya.

CarameloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang