Detik itu juga, Vivi berharap matanya rabun atau dia sedang mengalami halusinasi parah, papan skor jelas menunjukan Rollo bukanlah pemenangnya.
Rollo bahkan tidak terlihat dimanapun, setelah perlombaan selesai ia langsung lari entah kemana. Dan itu artinya buruk, Buruk sekali.
Vivi tidak berani bertanya siapa yang berhasil menang. Namun Vivi bisa mendengar dengan jelas, Kumpulan Anggota Famili sedang bersorak-sorai untuk pemenang baru mereka.
Vivi jongkok dan berusaha merayap untuk kabur, namun naas, Para Mafia terlalu banyak dan terlalu kuat. Vivi di dorong paksa untuk menemui sang pemenang.
Oh tuhan, siapapun pemenangnya aku harap dia tidak menciumku di depan mereka!!!
"Hentikan, kalian menyakitinya" Vitto membantu Vivi berdiri dan menjauhkan para famili.
'Astaga.... Aku bisa pingsan....' ujar vivi dalam hati dengan memejamkam mata.
Pelan-pelan Vivi membuka kedua kelopak matanya, dan tepat di depan wajahnya ada si Ketua Dingin nan angkuh, dia masih mengenakan sarung tangan hitam. Lugio dikerubungi anggota lain yang tertawa terbahak-bahak, sepertinya Lugio sedang menahan emosi dan berusaha bersikap tenang walau terlihat jelas bagaimana dia menggertakkan gigi dan mengerutkan kening.
Mata Vivi kembali melihar kearah sanh pria paling menyebalkan diseantero italia, 'Sepertinya sudah jelas... Dia yang menang...' vivi pasrah.
"Tampaknya aku menang, Lady", si Ketua Mafia menatap Vivi dengan tenang saat melepas kedua sarung tangan tembaknya.
Mulut Vivi menjadi kering, "Bagaimana jika kita buat kesepakatan baru? Karena setelah dipikir-pikir rasanya tidak adil aku yang menjadi korban,,, bagaimana jika-"
"Tidak" potong Vitto tegas, "Deal is a Deal," pria itu melangkah maju mendekati vivi.
Vivi ikut mundur selangkah, "Pasti kita bisa cari jalan lain.." ia tersenyum sambil menyembunyikan wajah yang mulai memerah.
Vitto terus mendekat perlahan, "Itu kesalahanmu ikut bertaruh demi kepentingan orang lain, dan sekarang kau bisa lihat siapa yang menang. Siapa yang berhasil menunjukkan dialah yang paling pantas mendapatkan hadiah".
Para anggota mafia bersorak, Rollo menghilang, Lugio menahan kesal, dan vivi sudah tak bisa mundur karena dirinya berada di tengah-tengah lingkaran.
Vivi melupakan semua suara bising dari para mafia ketika tatapan Vitto turun ke bibirnya.
Jelas pria itu tidak ragu untuk langsung menarik sang perempuan ke pelukannya, Sesaat gairah membara di mata Vitto jelas terlihat.
Bahkan Vivi tak berani membalas tatapannya dan menunduk sambil menyembunyikan wajahnya yang sudah berubah menjadi merah padam.
Tetapi, seketika itu juga, Seolah ada tirai yang turun menutupi wajah Sang Ketua Mafia. Matanya kembali menjadi dingin, dan raut wajahnya berubah menjadi kosong. Dia meraih wajah Vivi, menunduk....
Dan Mencium Vivi di kening.
Pipi Vivi merah padam. Berani-beraninya si Ketua Angkuh itu mengejek gadis itu karena telah menerima ciuman yang salah seolah dia harus menerima ciuman pria italia, kemudian sekarang ia justru memperlakukannya seperti anak kecil di depan semua orang.
Sorak-sorai yang menggema di seluruh ruangan telah sirna, bahkan lugio berhenti kesal dan merubah wajahnya seolah melihat hal paling mengejutkan yang pernah terjadi. Sangking tidak mengerti apa yang telah terjadi, tidak ada satupun orang di ruangan itu yang berani bertanya pada Vitto.
KAMU SEDANG MEMBACA
LADY and DEVIL (TAMAT)
RomanceTerjebak dalam organisasi Hitam Mafia Italia? Kehilangan kedua orang tua akibat kecelakaan pesawat? Diculik oleh para Mafia dan dijadikan Penerjemah Pribadi? Kehilangan jejak tentang Sahabat sekaligus Pria yang paling Dicintai... Viv...