Sekali lagi Vivi melihat wajah orang yang membuatnya pingsan di hari perayaan ulang tahun Mama Rose. Lebih tepatnya, pengkhianat yang berhasil mengambil puluhan nyawa Famili TROPE X dan berhasil membuat Mama Rose Koma selama berminggu-minggu.
Pria pembual di depannya itulah yang menimbulkan banyak pertanyaan gila yang bertahan di kepala Vivi selama berhari-hari. Palevi bertanggung jawab akan banyak hal, terlalu banyak sampai tidak bisa dibiarkan lepas.
Vivi tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Sejak awal, dia tidak pernah berniat membahayakan Lugio maupun dirinya sendiri. Vivi hanya ingin membawa pulang keluarga Krud dengan utuh,,, setidaknya Mama Rose tidak perlu kehilangan anggota keluarganya lagi. Cukup satu putera tercintanya.
Tapi, Apa yang harus dilakukan? Lugio tertembak, Palevi muncul, dan Pintu sialan dibelakang mereka tidak mau terbuka.
Nafas Lugio tercekat, Vivi tahu betul Mafia ini sedang kesakitan. Walau wajahnya sangat tebal dan menolak untuk terlihat lemah, Lugio jelas menunjukkan sisi mafia yang sesungguhnya.
"Kita masih punya masalah yang belum selesai, Iblis kecil" desis Lugio sambil mengikat tangannya lebih erat dengan kain. Berusaha menghentikan pendarahan, sangat menyakitkan jika kalian melihatnya secara langsung.
Palevi melepaskan topi khas milikknya, melemparkan senyuman manis nan licik, "Ah, Tuan Muda, apa masih kesal karena tidak cukup ahli berkelahi hingga membiarkan nona itu tertembak?" ujarnya penuh percaya diri.
Percayalah, Lugio bisa saja langsung menghajar pria itu dengan tangan kosong jika tidak ditahan Vivi. Vivi berusaha membuat Lugio tidak bertindak ceroboh.
"Kita lihat setelah ku robek mulutmu apa kau masih bisa bicara" ancaman Lugi jelas sangat nyata.
Vivi langsung menahan Lugio, keadaannya saat ini terlalu buruk, "Lugio hentikan" bisik Vivi.
"How Scary~~" Palevi hanya memperburuk keadaan. Tidak bisa diam, dia berjalan lebih dekat dan lebih dekat. Hingga jarak yang tersisa paling hanya 3 langkah.
Pria di depan mereka membungkuk, "Kupikir kalian berhasil kabur, tapi aku pria beruntung. Bisa bertemu dengan tuan muda dan nona Vivi lagi"
"Dimana Vitto dan Raymond?" Vivi hanya butuh Vitto dan Raymond, lalu berharap bisa keluar dari segala masalah gila malam ini.
"Kenapa aku harus menjawabmu?" Ujar Palevi.
Perempuan ini menarik Napas Panjang, pandangannya tajam menembus wajah licik Palevi, "Karena kamu sudah membiusku, Hampir Menculikku, dan aku yakin kamu bertanggung jawab atas seluruh penembakan di hari ulangtahun Mama Rose, jika kamu jawab pertanyaanku, kau akan kumaafkan" Kata-demi kata terucap dengan Lantang.
"Aku tidak perlu dimaafkan, aku pengkhianat" jawaban Palevi terasa begitu mengintimidasi, dia jelas mengakui dirinya tak layak dikasihani.
Vivi tidak takut, dia hanya khawatir akan keselamatan seluruh keluarga Krud, terutama Lugio yang mulai kehilangan kesadaran. "Aku hanya memberikanmu kesempatan, mungkin kamu memiliki alasan tertentu hingga berkhianat".
"Hentikan Viv, dia memang Kaki tangan Leprodas yang licik" Ujar lugio dengan wajah kesakitan, sangat sakit.
Vivi menggeleng, "Aku sangat mudah dibodohi," ujarnya pasrah sambil melemparkan pandangan pada si Pengkhianat.
"Oleh lelaki berkacamata tebal yang kusukai," ucapannya menggambarkan detik-demi detik yang pernah dilalui bersama Jeremy,,, atau si Ranov yang sudah tidak bisa ditemukan dimanapun,
KAMU SEDANG MEMBACA
LADY and DEVIL (TAMAT)
RomanceTerjebak dalam organisasi Hitam Mafia Italia? Kehilangan kedua orang tua akibat kecelakaan pesawat? Diculik oleh para Mafia dan dijadikan Penerjemah Pribadi? Kehilangan jejak tentang Sahabat sekaligus Pria yang paling Dicintai... Viv...