Divine Dungeon

718 88 6
                                    

Shani berdiri di dekat pintu Dungeon yang berada di sekitar tempat latihan mereka.

"Huh" Shani menghela nafasnya kemudian mengambil beberapa peralatan untuk berlatihnya.

"Hari ini kau ingin berlatih di dungeon Shan?"

"Iya Kak, lagipula aku juga ingin memperkuat kemampuanku. 15 hari lagi turnamen dimulai. Aku merasa tak pantas bila kekuatanku hanya seperti ini" Veranda tersenyum mendengarnya lalu mendekat ke Shani dan memegang kedua pundak Shani.

Veranda menatap lekat mata Shani, begitupula Shani. "Kamu yakin aja ya" Shani mengangguk.

"Aku panggilin Beby ya, biar dia dapet peliharaan baru"

"Yakin mau melihara yang di dungeon? Kebanyakan hewan mitos"

"Justru bagus kali. Udah ya Kakak panggil Boby sama Cindy"

"Sekalian ber5 aja Kak. Kita selesaiin dungeon ini"

Veranda mengangguk. Ia langsung memejamkan matanya dan memberi perintah pada Cindy, Beby dan Anin agar segera menuju pintu dungeon.

Selang beberapa menit ketiga orang yang dipanggil sudah hadir dengan menggunakan sayap mereka masing masing.

Ketiganya mendarat dengan mulus. "Gimana Kak?"

"Dungeon" Mereka mengangguk mengerti. Beby memeriksa gulungannya, Cindy memeriksa beberapa obat miliknya, sementara Anin mengecek snacknya.

Veranda mengusap wajahnya kasar. "Huh bodo amat deh" Gumamnya dan kembali memandang pintu atau lebih tepatnya Gerbang dengan sebuah patung unicorn dan pegasus di kiri dan kanan gerbang tersebut.

Veranda membuka pintu dungeon dengan kunci khusus. Kemudian pintu terbuka sendirinya. Seseorang dengan jubah putih menghalangi jalan mereka, Cindy mengangkat satu alisnya bingung dengan apa yang ada dihadapannya.

"Selamat datang di Divine Dungeon"

Veranda tersenyum. "Terimakasih"

"Siapa tadi Kak?"

"Salah satu utusan Pure Angel" Cindy mengangguk mengerti. Kemudian mereka masuk ke tempat itu. Sebuah tempat dengan berbagai macam bangunan berwarna krem dan sebuah air mancur berada di tengah tengah tempat itu.

Mata Cindy dan Anin berbinar melihat ini, Shani dan Beby justru melihat ke lain arah, Veranda hanya berjalan ke depan. "Kemana Kak?"

"Aku harus menemui seseorang. Kalian bisa mulai turun dan berlatih melawan monster disini"

"Turun? Emang kita di langit gitu ya?" Anin menyenggol Cindy yang berkata seperti itu. "Itu liat" Anin menujuk awan awan yang berada disini.

Cindy hanya diam mematung. "Kita tunggu dibawah Kak, tempat biasanya" Veranda tersenyum. Kemudian ia terbang menuju sebuah gedung.

Shani menjadi pemimpin tim yang beranggotakan 4 orang ini untuk sementara. "Mari kita turun. Nin cepat pancing satu"

"Oke Cici" Anin mengangkat jempolnya kemudian ia mulai melompat.

"Itu Anin gak ngeluarin sayap dulu?"

"Dia gak usah pake sayap udah bisa mendarat dengan selamat" Ucap Shani kemudian mengeluarkan jubahnya dan melompat.

"Eng.. Ci Shani juga sama kayak Anin ya Kak Beb?"

Beby mengangkat bahunya tak tahu. "Mending kita cepet nyusul mereka" Beby dan Cindy langsung mengeluarkan sayap mereka dan melompat.

2 menit sejak melompat Anin sudah berada di daratan. Ia berjalan mencari sesosok monster ditengah kabut ini. "Divine Dungeon kenapa jadi berkabut gini?"

Anin mengeluarkan sayapnya kemudian menghempaskannya dan terlihat 3 monster mengepung dirinya. "Sial"

Anin mengeluarkan pisau melalui sakunya kemudian keluar cahaya yang menyebabkan pisau berubah menjadi sebuah pedang yang cukup kuat.

3 mahluk mitologi yang berupa Holy Bird yang memiliki 6 sayap yang dapat merentang sepanjang 30 meter -Jika berada di level tertinggi- dan memiliki sebuah cahaya pelindung tipis di setiap sayapnya. Mahluk ini bernama Valdur

Anin menatap ketiganya secara bergantian. Ia mencari Valdur terlemah diantara ketiganya. Ia mengunci pandangannya pada Valdur dengan sayap yang hanya sepanjang 3 meter.

Anin bergerak dan langsung melompat menyerang Valdur dengan pedangnya.

Cringg...
Pedang Anin ditahan oleh pedang lain yang tak lain adalah pedang Shani. Anin kembali melompat ke posisi sebelumnya. Diikuti Shani. "Ck, jangan menyerang mereka satu persatu. Mereka dapat saling mentransfer cahaya yang melindungi mereka sehingga pelindung Valdur yang diserang akan menjadi kokoh"

"Jadi seperti itu. Aku akan mengurus Valdur level 1 ini"

Shani mengangguk. "Beby kau urus Valdur yang itu bersama Cindy" Beby dan Cindy yang baru mendarat langsung mengangguk.

Shani mengeluarkan beberapa butiran cahaya yang kemudian berubah menjadi 3 pedang dan sebuah tameng. "Beb, butuh senjata?" Beby menggeleng kemudian ia mengeluarkan gulungannya dan melemparkannya keatas.

Sebuah tombak muncul dan tertangkap oleh tangan Beby. "Aku bawa sendiri" Shani tersenyum mendengarnya. Shani mengambil tameng dan ketiga pedang yang lain. 2 pedang ia silangkan di punggungnya. "Semua siap?"

Anin yang sedaritadi memakan snacknya kemudian meletakan snacknya sejenak. "Siap" Ucap ketiganya secara bersamaan.

Shani berlari, jubahnya kembali menyelimutinya. "15 detik" Shani melompat, ia mengarahkan pedangnya.

Crack...
Retakan terbentuk akibat pedang  Shani yang akhirnya menancap di pelindung Valdur, ia mengambil satu pedang lagi. Kemudian ia melemparkan pedang tersebut dan mengenai gagang pedangnya yang sebelumnya membuat pedang tersebut semakin menancap kedalam.

Sayap keluar dari punggung Shani dan menghempaskan Shani ke arah Valdur. Shani menekan pedangnya dengan kakinya.

Crash...
Shani dengan cepat mengalirkan tamengnya dengan cahaya yang saling bergesekan kemudian melemparkannya tepat ke tubuh Valdur.

Valdur mengeluarkan angin membuat tameng tersebut berubah arah ke sayap Valdur tersebut hingga membuat 2 sayap kanan Valdur terpotong.

Valdur yang melawan Shani itu sedikit kesusahan menahan tubuhnya hingga ia terpaksa mendarat yang justru merupakan keuntungan dari Shani.

Shani mendarat. "3 detik lagi" Batinnya dan dalam waktu sedetik Shani sudah berhasil menusuk Valdur tepat di dadanya. Shani menarik pedangnya dan Valdur terjatuh ke belakang. "Huh"

Anin sudah berhasil menghancurkan pelindung Valdur dihadapannya begitupula dengan Beby dan Cindy. Mereka melirik sekilas pada Shani.

Beby langsung melempar satu gulungan keatas. Ribuan kupu kupu tiba tiba keluar dan menempel ke seluruh tubuh Valdur. Dalam hitungan beberapa detik Valdur tersebut jatuh karena kehabisan cahaya.

Anin menghilang dan tiba tiba ia sudah berhasil menebas semua sayap Valdur yang menjadi musuhnya.

Veranda yang mengamati daritadi muncul dan mendarat di tengah mereka. "Dan hanya Beby yang dapat membunuh Valdur tanpa menghilangkan sayapnya"

"Apa aku boleh memeliharanya?"

"Tentu saja, kenapa tidak?" Beby tersenyum. Ia melapisi Valdur tersebut dengan cahaya miliknya dan seketika Valdur berubah menjadi sebuah gulungan.

"Dan ya aku suka teknik tameng mu itu Shan" Shani hanya tersenyum kemudian mencabut pedangnya yang berada di tanah. "Sekarang?"

"Tunggu, Kak Ve gak mau ngasih aku saran?" Veranda berbalik dan menatap Anin. "Aku gak bisa liat gerakan kamu, kamu kecepetan, tapi bagus" Anin tersenyum kemudian mengangguk.

"Beb" Beby mengangguk kemudian keluar 5 kuda untuk mereka tunggangi. "Wih mantap" Anin langsung melompat dan kuda tersebut langsung berlari meninggalkan mereka semua. "TOLONG!!!"

Tbc.

Mau buat karakter Anin rada sengklek ajalah ya 😂😂

Half Demon vs Pure AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang