\\ 14 \\

62 5 2
                                    

JUSTIN

Aku berusaha menikmati kembali apartemenku di dekat markas pusat di Virginia ini. Beberapa bulan terakhir aku meninggalkan apartemen ini dan tinggal di New York.

Ketika aku sedang membereskan beberapa barangku, tiba-tiba handphoneku berdering.

Jase.

"Hei, ada apa?"

"Kau tidak di apartemen? Aku menunggumu hampir 10 menit di luar. Kau tidak membukakan pintumu. Aku bersama anak-anak," ujarnya di seberang sana.

"Jason, aku sudah kembali ke Virginia. Ini bahkan weekend, apa kau tidak ingin menghabiskan waktu akhir minggumu bersama anak-anakmu?"

Terdengar Jason menghela napasnya, "We went to a trip last week. Sekarang aku dan Vivian ingin menghabiskan waktu berdua."

"Huh, yang benar saja?"

"Aku sudah membeli tiket konser orkestra nanti malam. Aku tidak ingin melewatkannya karena ini favorit Vivian," ujarnya.

Aku hanya mampu mendengus kesal mendengar jawabannya, bagaimana bisa kakakku selalu ingin memperalatku?

"Lalu, apa itu jadi masalahku? Tidak bisakah kalian menelepon pengasuh?"

"Tidak akan cukup waktu untuk itu. Pertunjukannya satu jam lagi, J," ujarnya sedikit panik.

Summer. Pasti dia bisa membantu, kan?

"Kau bisa ke tetanggaku waktu itu. Kau ingat Summer?"

"You mean Lily?"

"Ya, terserahlah," ujarku. "Kau bisa datang ke apartemennya di lantai 9, nomor 921. Bilang saja aku yang memberitahumu."

"Terima kasih, J. Aku akan menemui Lily."

Sedikit merasa bersalah karena menyebabkan Summer ikut direpotkan di saat dia bahkan tidak terlalu akrab dengan kakakku.

To: Summer
My brother needs your help.
Are u home?

From: Summer
Thanks for torturing me
Even when you're not here
Damn it

Ps: He's here with the kids

To: Summer
I'm sorry????
He's got nowhere to go
I forgot to tell him that
I'm at Virginia

Pesanku tak dibalasnya lagi setelahnya. Walau dia sempat merasa terintimidasi dengan dua keponakanku, aku yakin betul dia bisa mengatasi mereka. Bahkan Jazzy dan Jaxon sangat nyaman bersamanya. Jadi kupikir itu bukan ide yang buruk.

Saat melanjutkan kegiatanku membereskan apartemenku, aku menemukan berkas yang tersimpan sangat rapi dalam sebuah map di laci meja kerjaku. Aku ingat betul semua berkas yang berada di dalamnya. Aku membuka map yang kini sudah berada dalam genggamanku. Kemudian mengeluarkan satu amplop yang berada di posisi paling depan, di dalamnya terdapat beberapa lembar foto yang bahkan momen pengambilan gambarnya masih sangat jelas di mataku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Undercover DisastersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang