\\ 05 \\

508 35 2
                                    

Menjelang sore, Justin baru kembali. Ia datang dengan membawa beberapa makanan ringan. Aku yang melihatnya masuk, hanya meletakkan kedua tanganku di dada sambil memicingkan mataku saat melihatnya. Justin yang baru sadar kutatap sejak tadi langsung menoleh.

"Kenapa dengan matamu, Summer?" tanyanya asal.

"Kenapa kau lama sekali, sih? Kau sudah tahu aku tidak suka dengan anak kecil. Bisa saja kan, mereka kuracuni saat kau pergi. Atau bisa juga mereka kuculik."

"Kau tentu tidak cukup berani melakukan hal-hal itu. Tapi baguslah, kau mau menahan egomu untuk dua keponakanku." balas Justin santai. Ia pergi ke dapur untuk meletakkan beberapa barang yang ia bawa.

"Uncle Justin!" suara kecil itu memecah keheningan yang terjadi diantara aku dan Justin. Aku dan Justin spontan menoleh ke arah datangnya suara. Rupanya Jaxon sudah bangun. Dengan langkah mungilnya ia berjalan mendekati Justin ampai akhirnya duduk di pangkuannya.

"Whoa, did you take your nap, Little Buddy?" tanya Justin pada Jaxon.

"Ya. Lily sangat baik sudah mau bercerita untukku dan Jazzy." jawab Jaxon. Aku hanya bisa tersenyum mendengar jawaban balita laki-laki ini. Habisnya sejak tadi, dia hanya diam, sih.

"Kau mau apa setelah ini, Jagoan Kecil?" tanya Justin.

"Uncle! Aku mau jalan-jalan. Tapi, kita tunggu Jazzy bangun. Boleh, 'kan?" pintanya. Justin melirik ke arahku, kemudian menjawab iya dengan bersemangat.

"Tentu saja boleh, Sayang. Aku dan Summer akan menemani kalian. Sebentar lagi pasti Jazzy bangun. Sekarang, Jaxon mandi dulu. Okay?" mendengar Justin, Jaxon setuju. Ia menurut, bahkan minta dimandikan Justin. Dasar anak-anak.

Justin pun memintaku menyiapkan air untuk Jaxon. Ketika airnya siap, aku memanggil Justin, tapi Jaxon justru memintaku yang memandikannya. Mau tak mau, aku harus melakukan itu. Justin benar-benar membuatku luluh pada anak kecil ini, walau aku terpaksa.

Saat sedang asyik menunggu Jaxon selesai bermain air, Justin mengejutkanku dengan tiba-tiba berdiri di sampingku. Ia memasang tampang konyolnya sambil memandangi keponakannya yang sedang asyik di dalam bathtub.

"You know what? I doubt you when you said that you hate kids. Now, look at you. Throwing yourself at him. Akuilah, keponakanku sama seperti pamannya yang memikat ini, Summer," aku memutar bola mataku mendengar perkataannya yang terlalu percaya diri itu. Senyum miringnya itu sungguh membuatku geli walau diam-diam aku sering memperhatikan wajahnya.

"I am not throwing myself at him! Dia yang memintaku dan kau, mengharuskan aku melakukannya. I hate kids because they're freaking annoying. But thank God your nephew and your niece, they're just not one of them you know. Aku pikir itu bisa menjelaskan kenapa aku betah dengan mereka. Bukan karena pamannya, tentu saja." balasku. Justin hanya menggelengkan kepalanya heran.

Tiba-tiba, Jazzy sudah bangun dan dia juga ingin mandi. Kali ini kubiarkan Justin memandikan Jazzy dengan Jaxon yang masih ada di bath tub. Sementara aku menyiapkan pakaian kedua anak itu.

"Baiklah, kids. Sore ini Uncle Justin akan mengajak kalian pergi ke pantai. Kalian suka, 'kan?" tanya Justin pada dua bocah kecil itu. Mereka kelihatan senang sekali. "Kau ikut, Summer." Dia tidak perlu mengatakan itu dua kali, aku bahkan harus membuat bekal untuk ke pantai. How great, dalam waktu beberapa hari, aku kini juga merangkap sebagai nanny.

Hal-hal seperti ini sebenarnya tidak pernah masuk dalam daftar keinginanku. Jangankan menginginkan jalan-jalan bersama anak-anak, membayangkan saja tidak. Sejak Jazzy datang pun dia selalu menempel padaku. Dia bahkan membantuku menyiapkan makanan ringan yang akan kita bawa.

Undercover DisastersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang