Justin merapatkan rahangnya. Ia menatapku dalam diamnya, dengan tatapan yang mengunci. Aku tahu, pertanyaanku barusan pasti membuatnya terkejut, tapi aku benar-benar penasaran dengan sosoknya yang begitu susah ditebak. Baru kemarin aku mendapatinya memakai nama samaran. Sekarang apa? Apa dia benar-benar bersih?
"Jaga pikiranmu dari hal-hal liar, kau terlalu banyak menonton serial macam ini," ujar Justin pada akhirnya memecah keheningan. Aku masih tidak bisa mencerna reaksinya ketika aku bertanya serius.
"Just tell me who are you exactly, Justin. Aku serius." Paksaku.
"Kurasa aku sudah mengatakannya padamu kemarin. Aku orang bersih, tidak ada aku yang jahat seperti dalam pikiranmu, Summer." Jawabnya santai.
"Aku tahu kau masih menyembunyikan sesuatu, Justin."
"And I know you're going too far. Have you heard a word 'privacy' before?" Ujarnya sarkastik.
Justin meletakkan mangkuknya di meja, kemudian berdiri dari sofa. "Kalau kau berpikir aku orang jahat dan kau tidak suka aku di sini tidak apa, lagi pula semuanya sudah kembali normal. Aku rasa aku juga sudah cukup banyak merepotkanmu. Lebih baik aku pulang." Ujarnya. Aku masih terpaku menatapnya. Ia berjalan menuju pintu keluar. Hal yang kudengar setelah langkah kakinya adalah suara pintuku yang tertutup, dan langkah kaki itu perlahan menjauh.
Apa yang baru saja kau lakukan, Summer? Bodoh!
Setelah Justin pergi, aku kembali berkutat dengan pikiranku. Jika Justin benar-benar marah, berarti memang ada yang ia sembunyikan, pikirku. Pasti ada. Aku mulai mengarah pada hubungan dengan pekerjaan yang dia lakukan di kantor. Dia pernah bilang dia sedikit terpaksa bekerja di FabMAGZ. Dia mengenalkan dirinya sebagai Jake, tidak mau dipanggil Justin. Ya, kurasa memang penyamaran itu digunakannya untuk melakukan sesuatu di FabMAGZ.
***
"Ini list beberapa item fashion bulan ini untuk dimuat di edisi terbaru FabMAGZ. Ini beberapa yang sudah kami dapatkan kemarin di beberapa toko." Ujar Megan pada Sarah.
Pagi ini aku mendapat tugas menemani Megan mengajukan hasil dari pencarian beberapa model baju musim panas dari Lana.
"Baju-baju ini, yakin kalian ini trend sekarang?" tanya Sarah, menatapku dan Megan bergantian. Megan terlihat menelan ludah dengan berat setelah mendengar pertanyaan Sarah.
Akhirnya, aku angkat bicara, "Yakin, kemarin aku dan Mrs. Griffith telah melakukan survey kecil-kecilan di toko dengan beberapa remaja di sana, dan kebanyakan memang cenderung memilih seperti yang kami bawa saat ini."
"Aku suka, ini Lily," Megan menatapku terkejut. Ya, The Unforgiving Lady remembers my name. My fucking name, dan dia juga menyukai hasil kerjaku. Aku spontan langsung mengucapkan terima kasih atas apresiasinya barusan. Aku bahkan sedetik sebelumnya masih berusaha merapal doa agar aku tidak kena marah, dan dia kemudian bilang suka dengan kerjaku dan Lana.
Tidak lama berselang, tiba-tiba pintu kaca ruangan Sarah diketuk oleh seseorang. Ketika aku memutar badanku, aku mendapati Justin di sana, dengan wajah cemasnya. Ia terlihat buru-buru. Sepertinya ia telat mendapat kabar dari divisinya jika dia dipanggil Sarah juga pagi ini. Tanpa melihat ke arahku, Justin segera memasuki ruangan.
"Siapa lagi ini?"
"Aku Jake Callahan, dari Divisi Art & Design, David yang menyuruhku kemari. Maafkan aku terlambat," ujar Justin.
"Uh, kali ini aku ingin meminta maaf lagi, karena hari ini ada kabar baik dan buruk. Kabar baiknya, desain kami sudah selesai. Kabar buruknya-"Belum sempat Justin menyelesaikan kalimatnya, Sarah segera memotong, "Kau tahu aku tidak suka mendengarkan kabar buruk, kan?"
"Tapi Sarah, ini bisa jadi hal yang tidak bagus untuk edisi depan. David baru saja dapat telepon dari Marc, kalau dia tidak bisa melakukan pemotretan hari Senin. Marc akan ke LA, sementara dia fotografer terbaik yang pernah disewa FabMAGZ, kalau aku tidak salah," jelasnya panjang lebar. Seketika Sarah langsung beranjak dari kursinya yang terlihat sangat nyaman itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/16825697-288-k353480.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Undercover Disasters
FanficSummer Lily Xanders benar-benar membenci musim panas. Ia mungkin satu-satunya di dunia ini yang membenci musim panas. Alasannya cukup sepele, hanya karena namanya. Namun, musim panasnya kali ini berawal dengan baik. Mulai dari dia akan benar-benar t...