don't skip the author's note. it might surprise you. x
SUMMER
"Seleksi foto untuk halaman Fashion of the Month sudah selesai, Mrs. Griffith. Mungkin Anda ingin mengeceknya?" aku menyerahkan CD berisi file foto yang sudah kupilih bersama Megan, dengan bantuan Stanley yang merupakan fotografer penggganti Marc. Sebelum foto para model itu diserahkan ke Divisi Art & Design untuk dilakukan editing dan proses input foto ke template halaman.
"Biar aku lihat dulu, Lily. Terima kasih," ujar Lana sebelum aku pergi keluar ruangannya.
Sekembalinya dari ruangan Lana, aku melihat Megan yang lagi-lagi gelisah di kubikelnya. Sudah tiga hari ini, dia terlihat sering memandangi handphonenya dengan wajah yang ditekuk, seolah dia sedang menunggu balasan pesan dari seseorang. Awalnya memang kuabaikan, tapi kali ini kuberanikan bertanya, ada apa sebenarnya dengannya.
"Kau kenapa? Kuperhatikan dari kemarin, selalu murung saat memandangi handphonemu. Menunggu balasan pesan dari seseorang?" tanyaku. Megan pun mengangguk lesu. "Siapa?" tanyaku lagi.
"Jake."
"Really?" kataku setengah tidak percaya. "What happened? No wonder why he skipped lunch with us until today. Dia menghindarimu dan karena itu juga kau sedih. Iya, kan?" tebakku.
"Aku mengiriminya pesan beberapa kali, bahkan sampai pagi ini. Tapi, dia seolah menghindariku. Dan ya, sepertinya dia tidak ikut makan siang bersama kita akhir-akhir ini karena menghindariku, Lil," kali ini Megan terlihat semakin gelisah.
"Biarkan saja, Meg. Jake memang menyebalkan." Sahutku enteng, Megan mengernyitkan dahinya, seolah tidak setuju pada ucapanku barusan.
"But I like him! This is hard for me, the guy that I liked, always response me back. I've never known how does it feel to be rejected, and this is humiliating!" ungkapnya kesal.
"There's always first time for anything, Megs. You can learn from this ignorance, that not every guy gonna fall for you easily, especially those ones you like." Ujarku, sebelum pulang meninggalkan Megan dengan wajahnya yang semakin kusut. Aku mengatakannya karena memang sedikit risih juga melihat tingkahnya yang berlagak seperti yang paling cantik di sini. Well, mungkin dia memang cantik, tapi kadang cukup menyebalkan. Kini aku mengerti kenapa Lana lebih sering meminta tolong padaku daripada dia.
Aku keluar pintu lobby dan melihat sosok familiar berjalan beberapa langkah di depanku. Ia membawa segelas kopi dari Starbucks yang memang ada di samping kantor FabMAGZ. Tanpa ragu, aku mencoba mengimbangi langkahnya.
"I didn't know you could walk to the office. Kebiasaan baru, huh?" tanyaku saat berhasil menyamai langkah kakinya.
"A 'Hi' would be nice than saying such thing to greet someone," gerutunya, aku hanya terkekeh. Kami berdua pun berjalan beriringan
"Justin, kenapa tiga hari ini kau tidak makan siang di kantin kantor?" tanyaku pada akhirnya.
Justin hanya tersenyum tipis, ia menyesap kopi dalam gelas plastik di tangan kanannya. Kemudian dia menggidikkan bahu, merasa tidak perlu menjawab pertanyaanku. Aku pun merajuk padanya saat kami berhenti untuk menyeberang.
"Kenapa kau bertanya jika kau sudah tahu? Kau jelas-jelas sudah tahu jawabannya, Summer. Pasti dia cerita padamu."
"Eh? Maksudmu Megan?" Justin mengangguk. "Kenapa kau mengacuhkannya?"
"Because I don't like her. She's not my type. She's hot, indeed. But not my type." Jawabnya. "Besides, my 'real' job wouldn't let me get a girlfriend sooner or later. That would cause chaos. Puas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Undercover Disasters
FanfictionSummer Lily Xanders benar-benar membenci musim panas. Ia mungkin satu-satunya di dunia ini yang membenci musim panas. Alasannya cukup sepele, hanya karena namanya. Namun, musim panasnya kali ini berawal dengan baik. Mulai dari dia akan benar-benar t...