Part 20 - behind

2.1K 122 11
                                    

Dimana ada John, biasanya hampir selalu ada Jean.

Namun kali berbeda. John mengeluarkan sampanye mahal dari gudang di rumahnya, dan menuangkannya ke atas sloki dalam keheningan di dalam apartemennya.

"Bagaimana kabarmu?"

John meletakkan botol sampanye di samping sloki, dan berganti melihat ke arah gadis berambut hitam di depannya. Gadis itu mengulum bibirnya gelisah. "Seperti yang kau lihat."

"Aku melihatmu sedang tidak baik, Serra."

Gadis yang dipanggil namanya itu mengangkat wajah cantiknya, mengambil sloki berisi sampanye yang diberikan John. "Bagaimana kabar Jean?" Tanyanya mencoba mengalihkan pembicaraan.

Sayangnya, John tidak terpancing. Ia menatap Serra dengan tajam, dan penuh kekhawatiran. "Kenapa kau harus muncul sekarang?".

"Aku tidak tahu apa yang ingin kau katakan."

Laki-laki berdarah Kanada itu mengusak wajah putihnya yang berbintik merah. "Gavin telah menyakitimu berulang-kali. Sebenarnya apa yang kau inginkan darinya?"

Serra terdiam. Mencerna perkataan John yang baru dua jam lalu menarik dirinya untuk pergi ke apartemennya.

"Apa kau tidak tahu aku telah berdosa karena membohongi gadis itu? Wajahnya terlihat begitu putus asa." Lanjutnya tanpa melepas perhatiannya pada Serra yang menutup matanya. Menghela nafas berat, seakan gadis itu mempunyai beban yang begitu banyak.

"Lalu kenapa kau berbohong? Aku memang masih mencin-"

"Karena aku mencintaimu."

Brakk

"Jangan bercanda, John Williams! Kau mencintai Jean!" gebrakan meja dan bangkitnya Serra dengan panik tidak membuat John merasa terintimidasi. Manik kecokelatan Serra tampak bergerak-gerak gelisah, menghindari kontak mata dengan laki-laki berparas cukup tampan tersebut.

"Kau menutup matamu atas apa yang terjadi, Serra."

"Lalu, kenapa baru sekarang kau menemuiku? Muncul kembali dengan status mempunyai kekasih. Apa kau kira aku wanita gampangan?"

"Kau kenal Jean dengan baik." John membetulkan rambutnya yang terjatuh menutupi separuh dahinya.

"Aku mengenalnya. Sangat. Hingga aku tidak pernah berpikir kalian akan mempunyai hubungan seperti itu."

"Itu lah yang ku pikirkan ketika kau menikah dengan Gavin."

Serra tertegun. Mengingat betapa hancurnya hati John ketika mendengar kabar tersebut 5 tahun lalu. Saat itu, untuk pertama kalinya Serra melihat air mata yang mengalir dengan deras dari pipi John. Namun tak terdengar isakan sedikitpun.

"Kita berpacaran selama 2 tahun tanpa seorang pun mengetahuinya. Bahkan Mitsuki yang mempunyai otak seperti detektif tidak mengendusnya. Kau bilang tidak ingin memberitahu siapapun agar persahabatan kita tetap terjalin." Lanjut John. Ekspresinya begitu datar, mencoba menyembunyikan rasa sakit dari luka lama yang terbuka kembali.

"Tapi- tiba-tiba kau menikahi Gavin? Salah satu sahabat kita?"

Perlahan tapi pasti, isakan kecil terdengar dari bibir merah muda Serra. Menyalurkan rasa bersalah dari apa yang telah ia lakukan pada laki-laki yang dicintainya ini. Ya. Serra mencintai John, lebih dari apapun. Tangan kurusnya meremas sandaran kursi, menahan ledakan di dadanya.

John bangkit, menghampiri Serra. Merengkuh tubuh kurus gadis itu ke dalam kehangatan pelukannya. Merasakan kilasan kenangan masa remaja mereka yang indah dan hangat.

"Maafkan aku, Johnny." Kata Serra di tengah isakannya yang semakin keras, membuat tangan kekar John mengeratkan pelukannya pada gadis itu.

"Jangan pergi lagi dariku."

Beautiful You [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang