Part 8 - Beyonce (4)

5.8K 282 8
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Suasana di dalam rumah kecil itu cukup tegang karena aura kedua calon yang akan bertunangan. Gavin dan Aiden saling berhadapan dan menajamkan mata mereka masing-masing.

Sesekali Gavin menyunggingkan senyumnya kala calon mertua dan adik iparnya mengajaknya bicara. Namun senyuman itu kembali hilang saat Aiden mencoba ikut campur obrolan mereka. Hal itu membuat suasananya semakin canggung.

"hey kau. Bisakah kau menutup mulutmu sebentar saja?" Tukas Gavin sengit. Wajahnya menampakkan keinginan yang begitu kuat untuk menghabisi wajah Aiden. "Hmph!" Aiden menekan bibirnya merapat dengan kuat sambil memelototkan mata bulatnya pada Gavin yang dibalas dengan decihan yang keluar dari pemuda tampan tersebut. "kenapa kau ikut kesal?" tanya Gavin. Aiden mendesah dan melirik pria itu malas, "Kau harusnya mengerti jika-"

"-Jika kau malu pada pria yang begitu tampan di balik pintu reyot itu?" Gavin menunjuk daun pintu yang terbuka dengan dagunya sambil menyunggingkan senyum meremehkannya.

Pertanyaan Gavin itu sukses membuat wajah Aiden memerah dan merasa telinganya mulai berasap. Saat ia kembali ingin mengeluarkan balasan yang dirasa akan cukup mematikan, ibu Gavin mengambil tindakan.

Melihat putra dan calon putrinya itu, Hannah memutuskan untuk tertawa sekencang mungkin. Ia berpikir mungkin tawanya akan membuat suasana yang sangat canggung itu dapat menghangat. Namun perkiraannya salah.

"ah- hahaha- kenapa diam saja?" tanyanya di sela-sela tawanya yang terlihat begitu memaksa. "Aha- atau mungkin aku yang terlalu bersemangat ya? ohohoho." lanjutnya ketika hawa disekitarnya tetap terasa mencekam.

Nenek Gavin, selaku manusia tertua yang berada di rumah itu, akhirnya turun tangan. Ia menepak kepala menantunya yang hanya bengong melihat tingkah istri, anak, dan calon menantunya. "Leon, berikan seserahannya. Lalu kau!" perintahnya sembari menunjuk wajah sang ibu Aiden, lalu tersenyum. "aku suka sikapmu."

Tidak tahu bagaimana cara mereka mengakhiri acara lamaran kecil-kecilan tersebut. Mengingat kita tahu bagaimana cara mereka memulainya, rasanya cara mengakhirinya pun tak jauh dari suasana canggung, dingin, dan aura mencekam yang menyebalkan.

Namun yang disadari, Aiden sudah berada di restoran apung menikmati nasi goreng bersama Gavin yang masih terlihat kesal pada Aiden. Gadis di hadapannya itu sungguh lahap memakan makanan tersebut. Mengapa mereka tidak memakan masakan ibu-ibu mereka? Danu dan ibu Aiden penyebabnya. Danu terlihat wajar untuk anak kecil berekonomi sulit yang ketika melihat makanan berdaging langsung melahapnya habis-habisan.

Tapi siapa sangka ibunya yang terlihat lemah lembut penuh senyum hangat yang bertebaran, malah menjadi salah satu pelaku utama penghabis makanan di acara lamaran tersebut. Ketika mereka menyadari masakan-masakan itu habis, ibu Aiden hampir menangis karena rasa bersalah, tapi Danu terlihat puas. Namun keluarga Aozora justru tersenyum senang melihat mereka. Hal itu membuat kedua keluarga semakin dekat, dan berencana makan malam di rumah keluarga Aozora.

Pengecualian untuk Aiden dan Gavin. Setelah saling memberikan seserahan, mereka berdua.. secara kasarnya, diusir dari dalam rumah. Gunanya untuk membuat mereka makan malam di luar dan menginap di rumah pribadi Gavin.

'apa mereka berniat membuat kami terlihat seperti Married by Accident nantinya?' Pikir Gavin yang memangku dagunya di telapak tangannya yang terkepal. Matanya menatap lurus ke arah Aiden yang masih lahap memakan nasi goreng. Kenapa mereka memakan disini? Gavin yang seorang pemuda kaya raya bisa saja menyewa satu lantai hanya untuk makan malam mereka, namun kenyataannya Aiden jauh lebih suka makan di restoran apung yang kotor dan agak becek di lantainya.

"rakus."

Aiden menyerngit, ia menghentikan aktifitas makannya dan mendelik ke arah Gavin yang menatapnya dengan tatapan meremehkan. "apa masalahmu? makan saja." balas Aiden sengit. Lalu perhatiannya tersita pada es kacang merah di samping piringnya. Ia menyendok es itu dan memasukkannya ke dalam mulut. "Kau tahu?" tanya Aiden yang terputus oleh tegukan es kacang merahnya ke dalam lambung.

Beautiful You [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang